Makan Makanan Sisa Santri-Santrinya
Suatu ketika saat al-Habib Mundzir sedang mondok di Rubath
Darul Musthafa Yaman, saat itu di Yaman dalam kondisi perang, sehingga segala
hal serba sulit.
Di saat stok makanan sudah menipis, karena saat itu
pengiriman makanan dari luar Yaman diblokir oleh pihak penjajah, makanan hanya
cukup untuk keluarga al-Habib Umar bin Hafidz.
Namun apa yang terjadi, ketika al-Habib Mundzir selesai
makan beliau memergoki anak al-Habib Umar bin Hafidz sedang mengambil sisa-sisa
makanan al-Habib Mundzir dan santri-santri yang lain.
Lantas al-Habib Mundzir mempertanyakan kepada anak tersebut
sedang apa. Dengan polosnya anak al-Habib Umar bin Hafidz menjawab: “Saya
mengambil sisa-sisa makanan yang tersisa buat Abah (al-Habib Umar bin Hafidz)
yang belum makan.”
Demikianlah akhlak Guru Mulia al-Habib Umar bin Hafidz yang
begitu mulia. Walau al-Habib Umar bin
Hafidz dan keluarganya tidak makan asalkan santri-santrinya tidak kelaparan.
Adakah dari kita yang sanggup mencontoh akhlak beliau
al-Habib Umar bin Hafidz yang rela mementingkan orang lain daripada dirinya
sendiri meskipun dalam kondisi yang sangat sulit.
Allahumma sholli wasallim ‘alaa sayyidinaa Muhammadin sholaatan
taj’alunaa bihaa min ahlil ‘ilmi dzoohiron wabaathinan. Watahsyurunaa
bi’ibaadikashshoolihiina fii dunyaanaa wa ukhroonaa. Aamiin yaa
Mujiibassaailiin.
http://biografiulamahabaib.blogspot.com/2012/12/kisah-kemuliaan-akhlak-al-habib-umar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar