Sabda Rasulullah SAW: “Semua Nabi memohon permohonan, atau
semua nabi mempunyai doa yang ketika mereka berdoa dikabulkan, maka kujadikan
doaku adalah syafaat untuk ummatku di hari kiamat” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha
Luhur , Yang mengangkat jiwa dan sanubari untuk mencapai keluhuran, Yang
menyingkirkan sifat-sifat hina yang ada di dalam hati untuk menuju pada
keindahan dan kasih sayang Allah, kerinduan dan kesucian Allah, menuju pada
pengampunan Allah dan selalu asyik berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala, lalu
dibukakan rahasia kelezatan doa dan munajat sehingga hatinya bercahaya dengan
ketenangan doa dan munajat, hatinya bercahaya dengan ketenangan sujud,
bercahaya dengan ketenangan hidup, dan sanubarinya bercahaya dengan ketenangan
dari meninggalkan dosa dan segala hal-hal yang dimurkai Allah subhanahu
wata’ala, dan senantiasa ingin berada dalam keridhaan Allah.
Kita telah membaca hadits luhur, bagaimana nabi kita
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang mengatakan bahwa seluruh nabi
mempunyai doa, dan setiap doa mereka telah dikabulkan, namun beliau shallallahu
‘alaihi wasallam menahan doanya untuk memberi syafaat kepada ummatnya di hari
kiamat, syafaat untuk para pendosa, syafaat untuk orang-orang yang banyak
melakukan maksiat kepada Allah, dan sungguh cinta beliau lebih dari cinta ayah
bunda kepada anaknya, demikian dalam cinta sang nabi kepada ummatnya, karena
orang-orang yang mencintai kita kelak di hari kiamat pastilah akan meninggalkan
kita, seorang ayah dan ibu akan meninggalkan anaknya, suami dan istri akan
saling berpisah di hari kiamat, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
“ pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu
dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya, setiap orang dari mereka pada hari
itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” ( QS. ‘Abasa : 34-37 )
Di saat itu kekasih akan berpisah dengan kekasihnya, namun
sang nabi shallallahu ‘alaihi wasallam akan mencari ummatnya dan para pendosa
(dari ummatnya) untuk diberi syafaat, para shalihin diberi hak syafaat, para
ahli surga akan ditambah derajatnya di surga, para ahli neraka disyafaati agar
selamat dari neraka, inilah kekasih kita yang mencintai kita, yang membela
kita, yang belum pernah kita berjumpa dan melihat wajahnya (saw), namun cinta
beliau telah sampai kepada kita dan seluruh ummatnya hingga akhir zaman.
Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari, ketika saat-saat sakaratul maut sang nabi
Muhammad shallalahu ‘alaihi wasallam meminta siwak kepada sayyidah Aisyah Ra,
kemudian beliau bersiwak lalu beliau merebah di pangkuan sayyidah Aisyah seraya
berkata : “ Aku akan bertemu dengan Ar Rafiiq Al A’laa ( Allah )”. Sayyidah
Aisyah berkata bahwa hembusan nafas terakhir sang nabi sampai ke tubuh beliau,
adapaun diantara doa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di saat
sakaratul maut adalah :
“ Ya Allah pedihkanlah sakaratul mautku dan ringankan untuk
ummatku”
Dan iriwayatkan dalam kitab-kitab sirah (sejarah Nabi saw),
yang diantaranya riwayat Al Imam Thabrani dan lainnya, dimana ketika sayyidina
Mu’adz bin Jabal ra meninggalkan Madinah Al Munawwarah atas perintah Rasulullah
shallallahu
‘alaihi wasallam untuk pergi ke Yaman, maka dalam keadaan
antara tidur dan bangun ia mendengar suara : “ Wahai Mu’adz, bagaimana engkau
bisa tidur dan tenang sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam
keadaaan sakaratul maut”, namun sayyidina Mu’adz menganggap itu adalah bisikan
syaitan, maka beliau terus melanjutkan perjalanannya, hingga ketika beliau
sampai di Yaman kembali lagi terdengar bisikan : “Wahai Mu’adz…!, bagaimana
engkau bisa tidur dan tenang sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
telah berada di dalam kubur”, maka sayyidina Mu’adz berbalik arah dengan
kudanya dan berteriak seakan orang yang tidak sadarkan diri, beliau bingung apa
yang harus diperbuat karena bisikan itu terus menghampirinya, padahal beliau
telah diperintah untuk pergi dan telah tiba di Yaman. Akhirnya beliau kembali
lagi ke Madinah Al Munawwarah untuk menenangkan hatinya, maka beliau pun
kembali ke Madinah Al Munawwarah dan di tengah perjalanan beliau bertemu dengan
utusan sayyidina Abu Bakr As Shiddiq RA, utusan itu membawa surat dari
sayyidina Abu Bakr As Shiddiq RA yang telah diangkat menjadi khalifah ketika
itu, kemudian beliau membaca surat itu yang berbunyi : “wahai Mu’adz,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah wafat”, maka sayyidina Mu’adz bin
Jabal terdiam dan air mata pun mengalir dan berkata : “Siapa lagi yang akan
peduli pada anak yatim dan kaum fuqara’ dan orang-orang yang susah jika
Rasulullah shallallahu shallallahu ‘alaihi wasallam telah wafat”. Maka
sayyidina Mu’adz melanjutkan perjalanannya ke Madinah Al Munawwarah dan menuju
ke rumah sayyidah Aisyah Ra, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah
dimakamkan di rumah sayyidah Aisyah, maka ketika itu sayyidina Mu’adz bin Jabal
mengetuk pintu rumah, dan sayyidina Mu’adz berkata : “ aku adalah Mu’adz bin
Jabal dari kalangan Anshar yang diutus oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam untuk pergi ke Yaman, dan aku tidak tau apa yang telah terjadi”, maka
sayyidah Aisyah Ra berkata : “ Wahai Mu’adz bersyukurlah karena engkau tidak
melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di saat sakaratul maut, karena
jika kau melihat wajah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam yang menahan
pedihnya sakaratul maut beliau dan rasa sakaratul maut ummatnya shallallahu
‘alaihi wasallam maka sungguh engkau tidak akan bisa makan atau minum, bahkan
engkau tidak akan bisa merasakan ketenangan hidup didunia hingga kau wafat”.
Sungguh Allah subhanahu wata’ala Maha Mampu untuk meringankan sakaratul maut
untuk sang nabi, namun beliau shallallahu ‘alaihi wasallam meminta sakit yang
sangat pedih ketika sakaratul maut demi meringankan sakartul maut ummatnya
sahallallahu ‘alaihi wasallam, maka rasa sakit dari setiap sakartul maut ummat
beliau sebagian telah diringankan oleh sakitnya sakaratul maut yang dirasakan
oleh sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Selanjutnya kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata’ala
semoga Allah menjauhkan kita dari segala musibah dengan keberkahan nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan semoga Allah memuliakan hari-hari
kita dengan cinta kepada-Nya dan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, dan semoga Allah menghadapkan langsung wajah kita dengan wajah nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , kemudian dihadapkan untuk memandang
wajah Allah subhanahu wata’ala. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam hadits
qudsi:
“
Aku adalah teman (sangat dekat dg) orang yang mengingat-Ku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar