Salah satu karamah Sayidina Umar yang lain adalah dengan
izin Allah beliau mampu mewujudkan teknologi komunikasi yang super canggih,
“the power of taqwa”. Kisahnya, saat itu sayidina Umar sedang berkhutbah di
Madinah di hadapan kaum muslimin, tiba-tiba dalam khutbahnya beliau berteriak
keras : “Sariyah…pergi ke balik bukit…!” Orang-orang yang hadir saat itu
terheran-heran mendengar teriakan beliau yang tiba-tiba. Sampailah beberapa
minggu kemudian datang sepasukan kaum muslimin, dipimpin oleh Sariyah bin Zanim
Al Khalji, pulang dari medan jihad di Yerusalem, Palestina. Sariyah menghadap
Sayidina Umar dan menceritakan pengalamannya. Dia mengatakan bahwa, persis di
hari dan waktu yang sama saat sayidina Umar berkhutbah di Madinah itu, Sariyah
mendengar suara Sayidina Umar memerintahkan pasukannya agar pergi ke balik
bukit. Sehingga di dapati pasukannya selamat dari kepungan musuh yang sangat
banyak dan akhirnya tentara muslimin berhasil menduduki Yerusalem. Kisah
terkenal ini disebutkan dalam kitab terbitan Beirut berjudul Thabaqat Al Munawi
Al Qubra dan Jami’ Karamat Al Auliya’.
Pernah suatu ketika di zaman pemerintahannya, sungai Nil
mengalami surut dan kering airnya. Menurut bangsa Qibti ( Mesir ) seorang gadis
perawan harus dikorbankan untuk mengalirkan kembali air sungai Nil. Mendengar
hal itu Sayidina Amr bin Ash ( Gubernur Mesir saat itu ) mencoba menghalang
karena kedatangan Islam telah menghapuskan kepercayaan bangsa Mesir jahiliyah
tersebut. Tetapi usahanya tidak membuahkan hasil, sehingga beliau mengirim
surat rujukan kepada Khalifah Umar ibnu Khatab. Membaca surat Amr bin Ash,
Sayidina Umar kemudian segera menulis sebuah surat yang maknanya : “ Surat ini
dikirim oleh Umar, Amirul Mukminin kepada sungai Nil. Wahai sungai Nil…Apabila
air yang mengalir pada tubuhmu bukan dari kuasa Allah maka kami tidak
memerlukanmu sama sekali, Tapi kami yakin Allah Maha Berkuasa dan kepadaNya
kami memohoin supaya kamu mengalir ”.Kemudian Sayidina Umar memerintahkan Amr
bin Ash untuk mengirimkan surat itu kepada sungai Nil dengan cara dihanyutkan
ke dalam sungai Nil.Sungguh ajaib, dengan serta merta air sungai itupun
mengalir seperti sedia kala sehingga akhirnya pengorbanan gadis perawan urung
dilakukan, dan kewibawaan Islam pun naik di Mesir. Dalam kisah ini dapat kita
fahami bahwa sungai Nil, sebagai makhluk Allah, pun taat pada khalifahNya.
Kisah ini ditulis dalam kitab besar Nadharu Asasul Hukmiatul Islamiyah.
Kemudian, pernah suatu ketika di jazirah arab terjadi gempa
bumi dahsyat. Waktu itu Sayidina Umar sudah diangkat sebagai Khalifah. Sungguh
di luar lojik, hanya dengan tongkatnya Sayidina Umar memukul bumi yang sedang
bergetar itu, sambil berkata : “ wahai bumi,engkau hamba Allah dan aku
khalifahNya, mengapa engkau berguncang, apakah aku pernah bertindak tidak adil
ke atas engkau?”. Dengan izin Allah bumi pun berhenti berguncang, bumi sebagai
makhluk Allah pun ikut tunduk patuh kepada khalifah Allah, ”wakil Tuhan” di
zaman itu. Dalam dunia wali orang seperti ini disebut Sohibuz Zaman / Ghauts /
Khutubul Auliya’/ Sulthanul Auliya’ yaitu pemilik zaman, yang kepadanya Allah
mewariskan bumi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar