Selasa, 22 Oktober 2013

Sayyid Datuk Abdurahim Bauzir

Makam kuno Sayyid Datuk Abdurahim Bauzir di Kelurahan Lateng, Banyuwangi, Jawa Timur. merupakan tempat yang paling banyak dituju oleh sebagian umat muslim Banyuwangi, Jawa Timur dan Bali. Ia adalah Wali Besar yang berperan dalam penyebaran Islam di kota Banyuwangi dan sekitarnya serta penyebaran ajaran Islam di Loloan, Jembrana, Bali.
Sayyid Datuk Abdurahim Bauzir adalah ulama dari Arab. Pertama ia menginjakkan kaki di bumi Nusantara tahun 1770-an. Partama datang, ia memilih Blambangan sebagai daerah transit. Kemudian ia melanjutkan siarnya ke arah timur, hingga di perkampungan Melayu, Loloan.
Di tempat ini, Datuk Abdurahim menikahi seorang gadis setempat, Zaenab, dan memiliki putra. Putra pertama Datuk Abdurahim, Syekh Sayyid Bakar Bauzir, meninggal di Loloan dan dimakamkan di sana. Beberapa tahun kemudian, istrinya, Zaenab, menyusul berpulang. Sejak itu, Datuk memilih kembali ke Banyuwangi, bertempat tinggal di perkampungan Arab di Lateng.
Di Banyuwangi, Datuk meneruskan menyebarkan Islam, mengajak putra keduanya, Datuk Ahmad, dan seorang sahabat karibnya, Syekh Hasan. Penyebaran agama Islam dilakukannya hingga tutup usia tahun 1876. Datuk wafat pada umur 86 tahunan. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman umum warga Arab di Lateng. Sebagian umat muslim menyakralkan makam ini sampai sekarang. Banyak karomah yang dimiliki oleh Sayyid Datuk Abdurahim Bauzir di antaranya menyembuhkan orang-orang sakit dan mendoakan orang-orang yang mempunyai hajat dan terkabul hajatnya. Makam kuno di pinggir Jalan Basuki Rahmat dalam mengelolanya dibentuk sebuah yayasan. Pada umumnya pengunjung biasanya menyerahkan sumbangan sukarela usai berdoa di makam. Hasil sumbangan ini digunakan merawat makam dan dibagikan kepada fakir miskin dan anak-anak yatim untuk melestarikan kebiasaan Sayyid Datuk Abdurahim sewaktu Hidup.
Di Banyuwangi ada dua makam kuno lagi yang disakralkan. Dua makam anak kedua Datuk dan sahabat karibnya itu berdampingan. Peziarah biasanya membludak ketika malam Jumat. Puncaknya pada perayaan kelahiran Datuk tiap minggu ketiga bulan Rajab. Peziarah yang juga datang dari luar kota Banyuwangi, seperti Lampung, Jakarta, dan Bali.
Di areal makam, Datuk meninggalkan sumur kuno. Sumur ini diyakini memiliki mukzijat yang mampu menyembuhkan penyakit dan mendatangkan berkah. Para pejiarah biasanya membawa air suci ini untuk dibawa pulang. Di dekat makam juga dibangun musala kecil. Di sekitar makam terdapat beberapa makam lain dari keturunan Datuk.



Dalam ruangan khusus seluas 5x7 meter itu, Datuk Bauzir dimakamkan. Tirai tipis menutupi nisannya yang berkeramik putih. Makam Datuk diapit makam putranya, Syekh Ahmad, dan sahabatnya, Sayyid Hasan.

4 komentar:

  1. subhanallah banyuwangi patut dibanggakan memiliki sejarah panutan yang termahsyur,,semoga umat islam selalu mengikuti jejak beliau agar banyuwangi jadi kota santri ,,,,,,amin

    BalasHapus
  2. Semoga datuk, putra, sahabat serta mereka yg mendukung perjuangan Beliau mndapat kemuliaan dari Allah SWT, amiin

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah baru selesai ziarah ke makam beliau semoga mendapatkan Barokahnya Aamiin,,,

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah, baru saja berziarah ke Malam Beliau. Ada rasa haru karena Allah menempatkan Saya di hotel yang dekat dengan Malam Beliau. Awalnya Saya Tidak tahu ada makam Aulia di Banyuwangi. Insha Allah akan sowan lagi. Bismillah. Aamiin

    BalasHapus