Karomah (kemuliaan) Syekh Abu Bakar bin Salim.
1. Binatang ternak yang hilang
Seorang Lelaki Badui yang kehilangan binatang ternaknya dan
ia telah mencari kesana kemari, namun tidak ia ketemukan juga. Kemudian ia
teringat akan perkataan salah seorang pembantu dari Syekh Abu bakar bin Salim
Ra, bahwa Syekh Abu Bakar bin Salim dapat mengetahui dimanakah binatang
ternaknya, ia pun menemui syekh dan memberitahukan perkataan pembantu beliau
itu sebagai alasan yang menyebabkan dirinya datang dan bertanya kepada Syekh
Abu Bakar bin salim Ra. Lalu Syekh memanggil pembantunya dan beliau menanyakan
apakah benar perkataan si Badui tadi dan apa sebabnya ?. pembantu beliau
menjawab : “Sesungguhnya aku pernah mendengar anda berkata bahwa dunia ini
dalam pandangan mata anda bagaikan sebuah piring belaka.”Syekh Abu Bakar bin
Salim kemudian menegur pembantunya tersebut dan melarang jangan berbicara
seperti itu lagi, karena beliau tidak ingin dianggap sombong. Namun beliau
tetap menolong si Badui tersebut dengan memberitahukan dimana binatang
ternaknya. Lalu si Badui tersebut pergi ke tempat yang
ditunjuk oleh Syekh dan menemukan binatang tersebut persis seperti yang
diberitahukan beliau.
2. Ramalan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra.
Syekh Abu Bakar bin Salim pernah memberikan khabar kepada
Umar bin Abdullah Ja’far Al-Katsiry, sewaktu Umar bin Abdullah berada di dalam
penjara. Syekh Abu Bakar bin Salim Ra mengabarkan bahwa Umar bin Abdullah akan
segera keluar dari penjara dan akan menjadi penguasa di Hadrhamaut. Tak lama
kemudian Umar bin Abdullah keluar dari penjara dan menjadi penguasa Hadrhamaut.
3. Isyarat Syekh Abu Bakar bin Salim Ra.
Diriwayatkan dari Syekh Sholeh As-Salik Ahmad bin Ali
Bajabir Rahimahullah, beliau berkata :“ Tatkala sudah termasyhurnya Syekh Abu
Bakar bin Salim Ra, aku merindukan untuk berziarah kepada beliau, dan aku
menginginkan mendapatkan isyarah lebih dahulu sebelum aku berziarah. Dan dikala
tengah malam tiba, ada cahaya yang memancar dari atas atap rumahku, lalu cahaya
tersebut memenuhi seluruh rumahku, kemudian tiba-tiba hadirlah Syekh Abu Bakar
bin salim Ra turun dan kemudian duduk disampingku, berbicara kepada diriku dan
beliau memberikan isyarat kepadaku, maka setelah itu akupun berziarah kepada
beliau.”
4. Kesembuhan dengan keberkahan Syekh Abu Bakar bin Salim
Ra.
Ada seorang Sholihin yang bercerita : “ Sekali waktu aku
sakit keras, dan pada saat menjelang malam aku merasakan kepayahan, lalu aku
bertawassul kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Tak lama kemudian aku tertidur
dan bermimpi jumpa beliau, ku lihat diri beliau di atas kendaraan, kedua
kakinya sampai tujuh lapis bumi dan kepalanya menembus sampai ke langit dan
beliau mengucapkan dua bait syair
“Kaum yang sudah sampai di Hadhirah Tuhan mereka dan telah
nyataBagi mereka keindahan akan hal tersebut dengan senyata-nyatanya “Dan
tatkala mereka dipanggil olehnya kepada jalan kesuksesan,Mereka pun menyahuti
dengan penuh keta’atan : “Kami menyahutiPanggilanmu wahai yang memanggil kami
dengan segala keindahan( amal dan ganjaran )”
Di dalam mimpiku, beliau mengisyaratkan bahwa aku berhasil
mendapatkan kesembuhan dan kesehatan dari sakitku, dan ketika aku bangun di
pagi harinya, ternyata aku telah sehat dan penyakitku telah hilang dengan
keberkahan Syekh Abu Bakar bin Salim.
Diriwayatkan dari Syekh Al Wali Abiyd bin Abdul Malik bin
Nafi As- Syibamy:
“Sekali waktu aku ditimpa suatu penyakit sedangkan aku
berada di negeriku, di Syibam, maka aku lalu bertawassul kepada Syekh Abu Bakar
bin Salim Ra, lalu beliau tiba-tiba hadir dan masuk ke rumahku lalu memdo’akan
diriku, kemudian aku pun sehat dengan keberkahan beliau.”
5. Mangkuk kopi yang dikirim Syekh Abu Bakar bin Salim Ra.
Diriwayatkan bahwa ada rombongan yang berziarah kepada
beliau yang berasal dari Syam, dan salah satu dari mereka bercerita :
“Tatkala aku sedang duduk bersama Syekh Abu Bakar bin Salim
Ra, terlintas dalam benakku, aku ingin minta do’a beliau, agar istriku yang
berada di Syam tidak marah kepadaku dan ridho atas diriku, karena aku telah
lama meninggalkan dirinya karena lamanya perjalananku.
maka tiba-tiba Syekh Abu Bakar bin Salim berbicara dan
memberitahukan kepadaku, padahal aku belum sempat berkata sepatah katapun,
beliau berkata ; “keluargamu akan ridho atas dirimu ketika engkau pulang.
Sekiranya aku mau, sungguh aku akan hadirkan keluargamu pada saat ini juga di
majlis ini, tetapi cukup (sudah) kuberikan kopi didalam mangkuk ini kepada
mereka.”
Pada saat itu ku lihat di tangan beliau ada mangkuk yang
berisi kopi, kemudian ketika aku pulang ke negeriku dan bertemu keluargaku,
akupun terheran-heran karena ternyata mereka semuanya merasa senang dengan
kepulanganku dan mereka tidak marah sama sekali kepadaku; persis seperti yang
dikatakan oleh Syech Abu Bakar bin Salim. Lalu karena penasaran dan masih
merasa takjub, akupun bertanya kepada mereka adakah orang yang telah datang
kepada mereka? Dengan memakai pakaian seperti yang dipakai Syekh Abu Bakar bin
Salim Ra saat itu, serta berciri-ciri seperti beliau, juga dengan membawa
mangkuk yang berisi kopi, pada hari yang dikatakan oleh Syekh Abu Bakar bin
Salim Ra? Mereka pun berkata :
“Benar ada seorang Syekh yang telah datang kepada kami
dengan membawa semangkuk kopi dan kamipun meminumnya”.
6. Kasyafnya Syekh Abu Bakar bin Salim Ra.
Diriwayatkan bahwa ada serombongan jama’ah yang datang
kepada beliau untuk berrziarah kepada beliau. Tatkala ditengah jalan mereka
berbincang satu sama lain : “sungguh kita ingin mengetahui kasyafnya Syekh Abu
Bakar bin Salim Ra, kita minta saja didalam hati masing-masing, sekarang, agar
dijamu beliau dengan makanan laut dan kurma”
Padahal saat itu bukanlah musimnya, kemudian setelah melalui
perjalanan panjang, merekapun bertemu dengan Syekh Abu Bakar bin Salim, dan
dikala waktu sarapah tiba. Syekh Abu Bakar bin Salim berkata kepada pembantunya
:“pergilah engkau dengan rombongan ke rumah si Fulan, sesungguhnya di rumahnya
ada makanan untuk sarapan mereka”
Kemudian si pembantu tersebut pergi mengantarkan rombongan
tadi menuju kerumah yang dimaksud, setibanya mereka disana, kagetlah mereka
karena semuaMakanan yang mereka minta dalam hati sewaktu dalam perjalanan tadi
sudah terhidang lengkap. Setelah mereka selesai makan dan telah pulang, sang
empunya rumah datang dan ia tidak mendapati apapun dirumahnya ataupun juga
bekas makanan tersebut.
7. Penderita Lepra yang sembuh dengan keberkahan Syekh Abu
Bakar bin Salim.
Diriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki di Maroko yang
ditimpa lepra disekujur tubuhnya, dan ia mempunyai saudara laki-laki yang sudah
berikhtiar kesana-kemari, namun tiada hasil dan mereka berdua adalah
orang-orang kaya. Saudaranya sudah memanggil seluruh tabib yang terkenal di
masa itu dan sudah meminta do’a kepada para wali yang termasyhur di masa itu.
Tetapi penyakit saudaranya tidak kunjung sembuh. Sampai akhirnya ada seorang
ahli batin yang berkata kepada mereka :“Cobalah kalian meminta keberkahan dari
Syekh Abu Bakar bin Salim Ra di kota I’nat, Yaman agar saudaramu mendapat
kesembuhan.”
Kemudian saudaranya ini bermusafir pada saat itu juga ke
kota I’nat. ketika telah sampai, iapun berziarah dan berjumpa dengan Syekh Abu
Bakar bin Salim Ra. Sebelum sempat ia berbicara; Syekh Abu Bakar bin Salim
telah berkata lebih dulu, dengan jalan kasyaf, beliau berkata :“Aku telah
terima ziarahmu dan keinginan dirimu untuk menyembuhkan saudaramu yang sedang
sakit di Maroko. Nanti pada waktu hari Jum’at, pada waktu khotib berdiri di
mimbar, masuklah engkau ke masjid kami, lalu pergilah ke telaga yang ada di
masjid kami, basahilah sekujur badanmu dengan air telaga tersebut, apabila
tubuhmu telah kering dari air, ulangi lagi sebanyak 3x berturut – turut”.
Lelaki tersebut melakukan apa yang diperintahkan oleh Syekh
Abu Bakar bin Salim Ra. Kemudian pada waktu yang telah ditentukan yaitu hari
jum’at, iapun masuk ke telaga, lalu berendam kedalamnya berturut-turut selama
3x. kemudian setelah itu, ia sholat Jum’at, pada waktu ia menunaikan sholat
Jum’at ada seorang laki-laki disebelahnya berkata kepada dirinya bahwa
ibundanya pada saat itu telah wafat di Maroko.
Setelah ia menunaikan ziarah dan telah selesai seluruh
maksud tujuannya, ia kemudian pamit kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra dan
segera pulang ke negerinya, Maroko.
Ketika telah sampai dirumahnya, ia menemui saudaranya yang
sakit, ternyata saudaranya tersebut pada saat itu telah sembuh, dan badannya
telah bersih dari penyakit kusta. Lalu ia pun bertanya kepada saudaranya,
bagaimana sampai dirinya bisa sembuh, kemudian saudaranya bercerita :“Pada hari
jum’at ( pada saat bersamaan saudaranya bertemu dengan Syekh Abu Bakar bin
Salim Ra di I’nat dan menunaikan perintah beliau ) datang kepadaku seorang
lelaki ( yang sifatnya seperti Syekh Abu Bakar bin Salim Ra ) membasahi diriku,
sampai 3x berturut-turut, setelah itu akupun langsung sembuh, dan laki-laki
tersebut hilang dari hadapanku”.
Dan memang benar ibunda mereka telah wafat pada saat itu,
tetapi ternyata dengan madad keberkahan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra,
saudaranya yang sakit lepra tersebut mendapatkan kesembuhan.
8. Jari tangan Syekh Abu Bakar bin Salim ra bersinar.
Diriwayatkan bahwasanya istri beliau pada suatu malam
meminta lampu kepada beliau, maka beliau mengeluarkan jari-jari beliau dan pada
saat itu jari-jari tangan beliau bersinar seperti lampu.
9. Syekh Abu Bakar bin Salim Ra Wali Shohibul waqt.
Diriwayatkan dari sebagian kaum Sadah Ba’alawi, ia bercerita
:“Satu ketika aku bermimpi seolah-olah aku bermaksud pergi haji ke Makkah
Musyarofah. Tatkala aku memasuki Masjidil Haram, aku tidak mendapati Baitullah
sebagaimana mestinya berada di tempatnya. Akupun lalu merasa bingung. Pada saat
itu aku melihat ada seorang laki-laki dari pada Bani Alawi, akupun lalu
bertanya kepadanya : “Dimanakah Ka’bah ?.
Ia menjawab :”Jalanlah bersamaku, aku akan menunjukkan
kepada engkau Ka’bah”.Maka aku pun berjalan disisinya. Sampai akhirnya kami
masuk ke kota ‘Inat. Di sana aku melihat satu kubah yang sangat besar di sisi rumah
Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, dan aku mendengar suara beliau didalamnya.
Laki-laki tersebut berkata kepadaku : “Inilah rumah yang diagungkan”, dan
kulihat Baitullah ada di sisi rumah Syekh Abu Bakar bin Salim Ra”.
Kemudian akupun bangun dari tidurku pada saat itu juga. Lalu
setelah aku memikirkan mimpiku tersebut dan mengenai hal Syekh Abu Bakar bin
Salim Ra yang kulihat dalam mimpiku, maka tahulah aku bahwasanya Syekh Abu
Bakar bin Salim Ra adalah Wali Shohibul waqt.”
10. Rombongan Musafir yang diselamatkan Allah swt dengan
keberkahan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra.
Diriwayatkan oleh Faqih Muhammad bin Sirojuddin Jamal
Rohimahullah, beliau bercerita :“Sesungguhnya aku bermusafir ke negeri India
pada bulan Asyura tahun 973 H dengan naik kapal, sampai akhirnya pada satu
tempat yang dikenal dengan nama Khuril Gari. Pada saat kapal kami mengalami
kerusakan, keadaan saat itu sangatlah gelap dan hujan turun dengan lebatnya.
Para penumpangnya merasa kebingungan dan ketakutan sehingga mereka menangisi
keadaan mereka. Aku sendiri berdo’a kepada Allah swt dan bertawassul dengan
para waliyullah, lalu aku beristighotsah dan hatiku bertawajuh kepada Syekh Abu
Bakar bin Salim Ra. Setelah aku bertawasul kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra,
aku mendengar suara beliau seolah-olah dekat denganku. Kemudian aku bangun dan
memberitahukan kepada para penumpang yang lain bahwasanya telah ada isyarah dan
bisyarah dalam keadaan yang sangat sulit saat itu. Dan ternyata kamipun selamat
oleh bantuan Allah swt dengan kemuliaan Syekh Abu
Bakar bin Salim ra.
11. Panjang umur dengan keberkahan Syekh Abu Bakar bin Salim
Ra.
Dari Faqih Muhammad juga diriwayatkan, beliau bercerita
:“Sekali waktu diriku mengalami sakit yang sangat parah. Hal ini terjadi pada
bulan Ramadhan tahun 988 H, pada saat itu keadaanku sangat payah, sehingga tak
ubahnya sedang mendekati ajal dan dalam keadaan sakratul maut. Pada saat itu
seolah-olah hadir sosok ghaib yang bisa kudengar dan dapat kulihat, kemudian
tiba-tiba aku mendapati surat dari Syekh Abu Bakar bin salim Ra. Pada surat
tersebut, ketika kubaca tertulis sebagai berikut :“Sesungguhnya kami mengetahui
akan keadaanmu, engkau sedang sakit sedemikian rupa. Tidak usahlah engkau
cemaskan penyakitmu, insya Allah engkau akan sehat dan terlepas dari pada maut dan
kembali kepada kami. Karena kehidupannmu dibutuhkan untuk kemaslahatan zhohir
maupun batin bagi kaum muslimin. Dan janganlah sekali-kali engkau merasa cemas
didalam hatimu terhadap penyakitmu ini. Sesungguhnya aku telah memberikan
syafa’at bagimu dengan keselamatan dan panjang
umur.”Maka tatkala aku telah selesai melihat surat yang
sampai kepadaku secara ghaib dari Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, tanpa diduga
aku sembuh pada saat itu juga dengan izin Allah swt dengan keberkahan daripada
Syekh Abu Bakar bin Salim Ra.
12. Makanan yang dihabiskan pembantu Syekh abu Bakar bin
Salim Ra.
Diriwayatkan, tatkala beliau hendak mengadakan perayaan
dalam rangka khitan dari sebagian anak-anak beliau. Beliaupun mengadakan
walimah yang besar dan mengundang penduduk Tarim dan sekitarnya. Pada perayaan
tersebut, Syekh Abu Bakar bin Salim Ra mempersiapkan jamuan yang banyak bagi
yang hadir, tetapi ternyata entah kenapa para undangan makan hidangan tersebut
sedikit sekali. Hal ini menyinggung perasaan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra,
beliau lalu berkata kepada pembantunya, yaitu audh bin Syekh Ali Bamazru’ (
penduduk wasithoh ), beliau berkata :
“berdirilah engkau dan bersihkan hidangan ini, dan makan
olehmu sendiri.”
Sedangkan jumlah hidangan pada waktu itu adalah sebanyak 60
hidangan. Pembantu beliau makan setiaphidangan tersebut satu persatu tanpa mendapatkan
Mudharat sedikitpun daripada tindakannya tersebut.
Dan tatkala orang-orang yang telah diundang Syekh abu Bakar
bin Salim Ra itu hendak pulang menuju Tarim, dipertengahan jalan mereka
tiba-tiba ditimpa rasa lapar yang sangat luar biasa, sehingga merekapun
mengutus sebagian dari pada mereka ke kota mishtoh untuk meminta kurma, tetapi
mereka tidak mendapatkan kurma sedikitpun; setelah itu barulah mereka menyadari
bahwa rasa lapar yang mereka derita, karena tidak menghabiskan jamuan Syekh Abu
Bakar bin salim ra, atau dengan kata lain mereka tidak menghargai perjamuan
yang telah dihidangkan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, maka mereka pun lalu
meminta maaf kepada beliau.
13. Dinding Masjid yang berjalan dengan perintah Syekh Abu
Bakar bin Salim Ra.
Diriwayatkan dari Al-Mualim Al-Fadhil Ahmad bin Abdurrahman
Bawazir, ia berkata : Ada satu kisah yang diriwayatkan dari Ar-Rojul As-Sholeh
Al-Mualim Al-Walid Abdurrahman binMuhammad bin Abdullah Bawazir yang ia terima
riwayatnya dari beberapa orang Arifin, ia berkata :“Sesungguhnya Syekh Abu
Bakar bin Salim Ra, tatkala sedang membangun masjid beliau yang masyhur di kota
‘Inat, beliau berkata kepada seorang pekerja bangunannya yaitu ibnu Ali sambil
menunjuk satu dinding yang baru didirikan, beliau berkata : “Dinding yang
didirikan ini tidak akan dimakmurkan oleh kaum muslimin, kami menginginkannya
agar dibuat sedikit maju.”
Ibnu Ali menjawab :“Ya Sayyidi yang anda inginkan adalah
kemaslahatan, tetapi bagaimanakah kami akan merubahnya lagi, karena dinding ini
sudah terlanjur didirikan di tempat ini.”
Pada saat itu Syekh abu Bakar bin Salim Ra memegang tongkat,
beliau lalu memukul dinding tersebut dengan tongkat beliau, maka dengan seizin
Allah swt dinding tersebut berpindah tempat dari tempatnya semula sampai kepada
tempat yang diinginkan oleh Syekh Abu Bakar bin Salim Ra.
14. Darwisy yang mendapatkan futuh dengan barokah Syekh Abu
Bakar bin Salim Ra.
Diriwayatkan dari Sayyidina Al-Imam Al-qutb Al-habib
Abdullah bin Alwi Al-Haddad, bahwasanya beliau bercerita :“Sesungguhnya ada
seorang Darwisy yang telah datang kepada Sayyid As-Syekh Abdullah bin Syekh Al
Aydrus dan berkhidmat kepada beliau sampai beberapa waktu.”Pada suatu ketika,
si Darwisy ini berkata kepada pembantu As-Syekh Abdullah bin Syekh Al-aydrus :
“Katakan kepada tuanmu, sesungguhnya aku menginginkan
daripada As-syekh Abdullah sabun.”
Maka pembantu inipun menyampaikan pesan si Darwisy itu
kepada beliau. Kemudian As-Syekh Abdullah Al-aydrus memberikan sabun untuk
mencuci baju. Maka tatkala pembantu beliau memberikan sabun ini kepada Darwisy
tersebut, ia terbelalak dan berkata :“Sesungguhnya bukanlah sabun seperti ini
yang aku inginkan, tetapi yang aku inginkan adalah sabun untuk hatiku”
Kemudian Syekh abdullahbun Syekh Al-aydrus berkata kepada
Darwisy ini :“kami tidak mempunyai sabun yang engkau inginkan, kalau sekiranya
engkau menginginkan sabun untuk hatimu; pergilah engkau kepada Syekh Abu Bakar
bin Salim Ra,.”
Kemudian keluarlah si Darwisy ini untuk pergi menemui Syekh
Abu Bakar bin Salim Ra dan berkhidmat kepada beliau. Tak lama kemudian iapun
mendapatkan keinginannya dan mendapatkan Futuh daripada Allah swt dengan
barokah Syekh Abu Bakar bin Salim Ra.
15. Tanah Dhorikh ( Makam ) Syekh Abu Bakar bin Salim Ra
mujarab unuk obat segala macam penyakit.
Di Turbah Syekh Abu Bakar bin Salim Ra terdapat pasir atau
tanah (katsib) yang sangat termasyhur kemujarabannya bagi orang-orang yang
menginginkan keberkahan. Salah satu yang termasyhur adalah bahwa tanah ini bisa
menyembuhkan berbagai macam penyakit, oleh karena jugalah Syekh Abu Bakar bin
Salim Ra mendapatkan gelar “ Maula Katsib “.Diceritakan oleh Sayyid Abdul qodir
bin Abdullah bin Umar bin Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, beliau berkata :
“Adalah aku berziarah kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra
satu ketika bersama guruku Guruku Sayyid Ahmad al-Junaidi banal-Imam Ahmad
Al-Junaid. Kami berziarah ke ‘Inat dan berziarah kepada Syekh Abu Bakar bin
Salim Ra. Sesudah berziarah, beliau menginginkan untuk mengambil pasir di makam
tersebut untuk menyembuhkan luka yang diderita beliau di salah satu kaki
beliau. Dan beliau meminta kepada salah seorang keturunan Syekh Abu Bakar bin
Salim Ra agar meletakkan pasir tersebut atas luka beliau, dan luka tersebut
sembuh dengan seizin Allah swt”.
Dan diceritakan juga dari Syekh Abdullah Qadri Basya’ib, ia
bercerita :
“Sesungguhnya aku selalu membawa tanah dari makam Syekh Abu
Bakar bin Salim Ra, tatkala aku bermusafir menuju ke Makkah, aku membawa tanah
tersebut, dan selama perjalanan aku tidak mendapatkan musibah apapun juga.
Tatkala kami telah sampai di Makkah, maka kami mencengar khabar bahwa kapal
yang kami tumpangi tersebut pecah dan tenggelam. Akupun bersyukur kepada Allah
swt. Tanah ini juga selalu aku jaga dan bawa kemanapun aku pergi; juga selama
aku bermukim di Al-Haramain selam 9 tahun. Sampai akhirnya akupun keluar dari
makkah. Dan selama itu, aku selalu membawa tanah tersebut dan tidak pernah
sekalipun aku di timpa kesusahan.
16. Berpindahnya maqom kewilayahan Syekh Ma’ruf Ba jamal
kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra.
Diceritakan dalam kitab Insussalikin Ila Maqomatil Wasilin
yang ditulis oleh Sayyid Abdullah bin Ahmad Baharun. Di dalam kitab tersebut
diceritakan kisah dari Umar bin Ali Bamansur, ia bercerita :“Telah memberi
kabar kepada kami seorang daripada kaum Arifin,ia bercerita : tatkala wafat
seorang wali besar yaitu Syekh Ma’ruf Ba Jamal di Budhoh salah satu daerah di
Dau’an. Kaum sholihin melihat dengan ‘Ainul Bashiroh mereka, ada sungai yang
mengalir dari Budhoh, sungai tersebut di penuhi cahaya yang cemerlang. Sungai
itu mengalir sampai ke Syibam dan memenuhi kota Sybam dengan cahaya, sampai ke
Ghurfah dan terus ke Tarim sampai akhirnya ke kota ‘Inat dan sungai tersebut
berkumpul di hadirat Syekh Abu Bakar bin Salim Ra. Maka tahulah seluruh murid
Al-Wali Syekh Ma,ruf Ba jamal bahwa maqom atau kewalian daripada Syekh Ma’ruf
Ba Jamal telah berpindah dan diwarisi oleh Syekh Abu Bakar bin Salim Ra.
Kemudian murid-murid Syekh Ma’ruf Ba jamal
menemui beliau. Sebelum mereka ingin berkata-kata, semuanya
di kasyaf oleh Syekh Abu Bakar bin Salim. Lalu Syekh Abu Bakar bin Salim Ra
mengajari mereka dan memberitahukan kepada mereka mengenai beberapa hal ghaib.
Kemudian merekapun pulang ke Tarim, termasuk di antara rombongan mereka yaitu
Syekh umar Baraja As-Shonubari. Dan mereka berkumpul bersama Syekh Husain bin
Faqih Abdullah Balhaj Bafadhol. Dan merekapun menceritakan daripada keagungan
Syekh Abu Bakar bin salim Ra.”
17. Kekasyafan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra dan Ziarah yang
qobul.Berkata Al-Faqih Muhammad bin Abdurrahman Sirojuddin Rohimahullah :
Daripada sebagian kekeramatan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, sebagaimana yang
telah dikabarkan kepadaku dari ayahandaku bahsanya ia bercerita :“Sungguh telah
terbayang atas kami banyak manusia yang berziarah kepada Nabi Hud as. Dan
tatkala itu adalah permulaan atau bidayah akan zuhurnya Syekh Abu Bakar bin
Salim Ra. Dan sesungguhnya aku sangat menginginkan berziarah bersama mereka
didalam jama’ah mereka, rombongan yang agung, tetapi aku merasa segan dan
terlintas dalam hatiku sekiranya aku menginginkan untuk menulis surat kepada
Syekh Abu Bakar bin Salim Ra dan meminta kepada beliau mendo’akan kami agar
mendapat fadhilah daripada ziarah tersebut. Tetapi akupun merasa sangat segan
untuk menulis surat tersebut dan akupun tidak pernah memberitahu satu orangpun
atas keinginanmu itu. Dan tatkala aku pulang setelah berziarah kepada Nabi Hud
as, tiba-tiba aku aku mendapatkan surat dari
Syekh Abu Bakar bin Salim Ra yang isinya adalah sebagai
berikut :“Sesungguhnya kami menghadirkan ruh kalian didalam acara ziarah kepada
Nabi Allah Hud as, dan kami mendoa’kan kalian, dan kamipun mendoa’kan agar
kalian sekeluarga mendapatkan fadhilah dan keutamaan pada ziarah
tersebut.”Setelah aku membaca surat dari pada Syekh Abu Bakar bin Salim
tersebut, akupun mengucapkan puji dan syukur kepada Allah swt. Dan bertambah
ta’zhimlah diriku kepada beliau.”
18. Syekh Abu Bakar bin Salim Ra dipilih oleh Syekh Faris Ba
Qais.
Ketika Syekh Faris, seorang wali besar yang berkunjung ke
Tarim dan hendak melanjutkan perjalanannya untuk berziarah ke makam Nabi Allah
Hud as, beliau meminta seseorang untuk mengantar beliau beserta rombongan, lalu
beliau memilih diantara penduduk Tarim yang pantas untuk mengantar beliau
berziarah, tatkala Syekh Faris melihat Syekh Abu Bakar bin Salim Ra yang kala
itu masih berusia 4 ( empat ) tahun; beliaupun menunjuk Syekh Abu Bakar bin
Salim Ra untuk mengantar beliau, dan Syekh Faris tidak mau digantikan oleh
orang lain; lalu pergilah Syekh Abu Bakar bin salim Ra bersama rombongan Syekh
Faris dengan digendong pembantu beliau yang bernama Baqahawil.
19. Berubahnya warna rambut Syekh Abu Bakar bin Salim Ra.
Diriwayatkan oleh Syekh Abdullah bin Zen : “Sekali waktu
kami sedang berada di majlis Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, lalu terlintaslah di
dalam hatiku keraguan kepada beliau, tiba-tiba pada saat itu juga dalam Hal-nya
warna ( kulit dan baju ) Syekh Abu Bakar bin Salim Ra berubah-rubah, dan rambut
beliau juga sesaat berubah warna menjadi putih dan sekejap kemudian kembali
berwarna hitam.”
Syekh Abdurrahman bin Zen berkisah :“Sekali waktu aku
berziarah kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, lalu kami melihat warna beliau
berubah-rubah; seketika itu juga terkadang-kadang berwarna putih lalu berubah
menjadi kuning, kemudian berubah lagi menjadi hitam manis, dan rambut beliaupun
terkadang berubah warna menjadi putih kemudian kembali berwarna hitam”.
20. Perempuan yang bertemu Syekh Abu Bakar bin Salim Ra.
Syarif Umar bin Muhammad bin Ali bercerita bahwa ada seorang
perempuan dari salah satu qabilah arab yang telah mendengar tentang kekeramatan
beliau, dan ia berkata bahwa ia ingin bertemu dan berziarah kepada Syekh Abu
Bakar bin Salim Ra; sebelum kalimatnya selesai ia ucapkan, tiba-tiba pada saat
itu juga hadir seseorang didepannya yang tak ia kenal dan berkata kepadanya
:“Engkau ingin bertemu dengan Syekh Abu Bakar bin Salim ? Akulah Syekh Abu
Bakar bin Salim ”Dan kemudian langsung hilang pada saat itu juga, tak lama
berselang, iapun berziarah kepada Syekh Abu Bakar bin Salim di ‘Inat, dan
tatkala ia melihat syekh Abu baker bin salim Ra, iapun terkejut karena ternyata
wajah beliau sama dengan seseorang yang mendatanginya secara ghaib di kala lalu
itu, lalu syekh Abu Bakar bin Salim Ra berkata kepadanya :“Yang mendatangimu
tempo hari itu adalah aku “Padahal jarak tempuh antara daerah tempat tinggal
perempuan itu dan kota ‘Inat adalah satu
bulan perjalanan.
21. Orang-orang yang bernazar bagi Syekh Abu Bakar bin Salim
Ra.
Dikisahkan oleh Al-Imam Al-quthb Al-Habib Ahmad bin Hasan
Al-‘Athas, bahwa ada seorang perempuan yang bernazar ingin memberikan makanan
kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, lalu ia pun membawa makanan ala kadar
tersebut ke rumah Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, ketika ia meminta kepada yang
ada disana, pembantu tersebut merasa enggan untuk menyampaikan makanan yang ala
kadarnya itu dan ia berkata kepada si perempuan tadi :“Syekh Abu Bakar bin
Salim Ra tidak berhajat kepada makananmu”Sedihlah ia mendengar perkataan
pembantu tadi, tapi tiba-tiba Syekh Abu Bakar bin Salim Ra keluar dari rumah
beliau dan mendatangi si perempuan tadi dan menerima makanan tersebut, seraya
mengucapkan terima kasih dan pembantu tadi ditegur beliau.Dikisahkan bahwa ada
seorang yang mempunyai kebun yang luas dan ia bernazar; seandainya tanamannya
tidak dirusak oleh binatang, maka sepersepuluh dari hasil panennya akan
diberikan kepada Syekh Abu Bakar bin Salim ra, tak lama
kemudian ia melihat binatang yang biasanya merusak tanaman
di kebunnya tidak bisa masuk kekebunnya tersebut dan hasil panennya sangat
bagus semuanya dengan barokah dari Syekh Abu Bakar bin Salim Ra.
22. Orang-orang yang berziarah kepada Syekh Abu Bakar bin
Salim Ra.
Diriwayatkan oleh Sayyid Ahmad bin Syekh Al-faqih Ali bin
Sayyid Al-Faqih Syekh Al- Hasan Ra :“Ada serombongan jama’ah yang ingin
berziarah kepada Syekh Abu Bakar bin Salim ra, tatkala mereka telah sampai di
Sewun mampirlah mereka ke Sulthan Al-Katsiriy, sebagian dari rombongan ada yang
tinggal dan sebagian yang lain meneruskan perjalanan mereka untuk berziarah
kepada Syekh Abu Bakar bin Salim Ra; tak lama kemudian rombongan yang tinggal
tadi merasa menyesal dan mereka berniat ingin melanjutkan perjalanan untuk
berziarah kembali, lalu mereka berpikir untuk menemui pembantu Syekh Abu Bakar
bin Salim Ra yaitu yang bernama Baraja untuk bertabarruk, lalu mereka menemui
pembantu beliau tersebut yang sedang berada di rumah beliau yang berada di
Sewun; tanpa diduga pembantu beliau tersebut berkata kepada mereka :“Kalian
akan bertemu Syekh Abu Bakar bin Salim Ra di rumah ini, masuklah kalian,
Bismillah”Lalu merekapun masuk dan mereka bertemu dengan Syekh
Abu Bakar bin Salim Ra di rumah tersebut ( yang berada di
Seiwun ); kemudian mereka lama berbincang-bincang dengan beliau, dan beliau
juga membaca fatehah untuk mereka, setelah itu mereka pulang, dan didalam
perjalanan mereka bertemu dengan rombongan lainnya yang baru pulang dari ‘Inat
dan berkata kepada mereka :“Syekh Abu Bakar bin Salim mengirimkan salam buat
kalian “Mendengar hal ini merekapun merasa ta’jub karena merekapun baru saja
berkumpul dengan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra di waktu yang sama di Sewun.
23. Mendapatkan anak dengan barokah Syekh Abu Bakar bun
Salim Ra.
Berkata Al-Mu’allim Ahmad bin Abdurrahman Bawazir :Ketika
Syekh Abu Bakar bin Salim sedang duduk di majlis beliau dan sedang menemui
orang-orang yang berziarah kepada beliau, tiba-tiba ada seseorang yang
berpenampilan seperti seorang Darwisy menghampiri beliau dan beliaupun berdiri
menyambut orang tersebut seraya berkata :
“Engkau adalah Syekh Al-Bakri? Yang mengajar di
Makkah?”Orang tersebut menjawab :”benar”Kemudian syekh Abu Bakar bin Salim Ra
bertanya :“Apakah engkau mempunyai anak?” Jawabnya : “tidak”Kemudian Syekh Abu
Bakar bin Salim Ra mengeluarkan mangkuk beliau yang berwarna merah, kemudian
dipenuhi oleh beliau dengan kopi, kemudian diberikan Kepada Syekh Al-Bakri,
seraya berkata :“Wahai Syekh Al-Bakri berikanlah kopi ini kepada istrimu, Insya
Allah ia akan segera mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan
menjadi seorang Ulama Makkah “
Tak lama kemudian Syekh Bakri mendapatkan anak laki-laki dan
anak tersebut menjadi seorang Ulama Makkah, persis seperti yang dikatakan oleh
Syekh Abu Bakar bin Salim Ra”
Diriwayatkan bahwa Al-Fadhil Al-Wali Al-Imam Abdurrahman
Al-Biyd Al- Ba’alawi, salah seorang murid Syekh Abu Bakar bin Salim Ra, suatu
hari hendak menemui beliau bersama seseorang bernama Utsman Khatib sambil
membawa kopi, ketika mereka telah berjumpa dengan Syekh Abu Bakar bin Salim Ra,
beliau lebih dulu berkata kepada mereka berdua :“Wahai Sayyid Abdurrahman
sesungguhnya engkau ingin mempunyai keinginan untuk mempunyai seorang anak
laki-laki; karena engkau hanya mempunyai anak perempuan; sesungguhnya Allah swt
berfirman : Yahabu liman yasinasan wa yahabu liman yasya az-zukur”
Sayyid Abdurrahman menjawab:”Benar ya Sayyidi, selain ingin
berjumpa dengan anda, itulah juga keinginanku”Kemudian Syekh Abu Bakar bin
Salim Ra berkata kepada Sayyid Abdurrahman :“Sesungguhnya anak perempuan akan
mendapatkan kelapangan dunia dan akherat, dan engkau akan mendapatkan anak
laki-laki yang mengkhatamkan Al-qur’an, minumlah kopimu, sedangkan engkau ya
Utsman keinginanmu adalah agar engkau mendapatkan kemuliaan, engkau akan mendapatkan
kemaslahatan dari anak cucumu dan mereka akan diberikan Allah swt kelapangan
dalam urusan duniawi mereka”
Kemudian sayyid Abdurrahman kembali meneruskan cerita beliau
:Demi Allah sungguh yang terjadi pada kami berdua persis seperti yang dikatakan
Syekh Abu Bakar bin salim Ra’ nyaris tidak meleset barang satu huruf pun dari
perkataan beliau.”
Diposkan oleh Asto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar