Habib Syekh dilahirkan di kota Syihr pada tahun 1212 H anak
dari Habib Ahmad Bafaqih dan silsilahnya sampai kepada Nabi Muhammad Rasululloh
SAW
Dakwah
Setelah beberapa lama memperdalam pengetahuannya
disana-sini, pada tahun 1250 H, Habib Syekh mulai berani mengambil langkah
dakwah menyebarkan ilmunya. Ia sempat menjelajahi beberapa kota di Nusantara,
sebelum akhirnya memutuskan berlabuh dikota Surabaya.
Di Surabaya inilah, mulai memancarkan cahaya pengetahuannya.
Ia mengajarkan ilmu-ilmunya kepada para penuntut ilmu sekitar. Mulai dari
Fiqih, Tauhid, Tasawuf dan lainnya. Hingga akhirnya, ditengah hingar bingar
dakwahnya itu, ia diangkat oleh Allah SWT menjadi salah satu walinya. Semenjak
itu pula, ia sering terhanyut alam Rabbaniyah, dan karamah-karamah ynag luar
biasa senantiasa mengisi kesehariannya.
Sebagaimana seorang sufi, Habib Syekh Bafaqih memiliki
kepekaan yang tinggi akan syair-syair sufistik. Ia begitu mudah terbawa terbang
oleh syair-syair gubahan para tokoh sufi. Apalagi bila menyenandungkan syair
itu adalah adiknya sendiri, Sayid Muhammad Bafaqih yang bersuara emas,
bisa-bisa ia mabuk kepayang semalaman.
Dakwah Habib Syekh ditanah jawa amatlah sukses. Ia berhasil
mengislamkan banyak orang. Selain itu, ia juga berhasil mencetak beberapa
ulama. Walhasil, ilmunya benar-benar menyinari belantara jawa yang masih awan
kala itu.
Karomah dan Keutamaan
Pada suatu ketika tibalah Habib Syekh di kediaman salah satu
pecintanya. Ini bukan kunjungan biasa, akan tetapi kunjungan sarat hikmah.
Pasalnya, begitu ketemu shahibul bait, Sang Wali menggelontorkan permintaan
yang agak ganjil.”Aku menginginkan dua lembar permadani ini.” titahnya.
Sang pecinta terkesiap. Bagaimana tidak, yang diminta
junjungannya itu adalah permadani buatan Eropa yang super mahal. Barang itu
baru saja dibelinya. Ia amat menyayangi permadani itu hingga ditempatkannya di
tempat khusus.
“Bagini saja. Anda boleh minta apa saja, asal jangan
permadani ini.” Pinta si pecinta. “Tidak. Aku tidak menginginkan lainnya.” Sang
Wali bergeming. Negosiasi alot. Dan akhirnya hati pecinta setengah mencair.
”Baiklah, kalau begitu Anda boleh mengambil satu lembar saja.”
Setelah mendapatkan permintaannya itu, Sang Wali segera
beranjak. Sang pecinta adalah seorang saudagar kaya raya. Sewaktu disambangi
Sang Wali, Dua armada kapal dagangannya tengah berlayar di lautan dengan
membawa muatan yang banyak. Sayang nahas mendera, dua armadanya itu koyak
akibat terjangan gelombang. Salah satunya terhempas lalu tenggelam. Sementara
satunya lagi selamat dan berhasil mendarat.
Hati saudagar sedikit lega. Syukur, tidak kedua-duanya
tenggelam. Ia memeriksa kapalnya yang selamat itu dengan seksama. Dan,
terpampanglah pemandangan ajaib dihadapannya. Ya, selembar permadani yang
dihadiahkan kepada Sang Wali telah menambal rapat-rapat bagian yang koyak pada
perahunya. Ia terpekur, menyesali perlakuannya pada Sang Wali. “Mengapa tidak
kuberikan kedua-duanya saja waktu itu.” gerutu hatinya.
Kisah masyhur diatas dihikayatkan oleh Habib Abdul Bari bin
Syekh Al-Aydrus,dan dicantumkan dalam manuskrip Tajul A’ras, torehan pena Habib
Ali bin Husein Al-Attas.
Suatu malam, Habib Abdullah Al-Haddad, seoarang wali yang
dulu dikenal royal menjamu tamu, menyuruh seorang sayid bernama Abdullah bin
Umar Al-Hinduan berziarah kepusara Habib Syekh Bafaqih. “Hai Abdullah, pergilah
kamu kepusara Habib Syekh sekarang, dan katakan pada beliau,” Abdullah
Al-Haddad saat ini butuh uang dua ribu rupiah. Tolong, Berilah ia uang besok !”
perintahnya.
Sayid Abdullah segera berangkat. Sesampainya dipusara Habib
Syekh, ia membaca ayat-ayat suci dan doa-doa. Kemudian ia membisikkan ke makam
kalimat yang dipesankan Habib Abdullah.
Selang dua hari kemudian, Sayid Abdullah berjumpa lagi
dengan Habib Abdullah. Wali yang sangat dermawan itu nampak berbunga-bunga.
”Lihat uang ini. Aku terima dari Habib Syekh .” Selorohnya sembari menunjukkan
segepok uang pada Abdullah Al Haddad Maklum, dua ribu rupiah uang dulu, sama
nilainya dengan dua belas juta ripiah uang sekarang.
Sang Wali yang berkaromah luar biasa itu, tidak lain tidak
bukan, adalah Habib Syekh bin Ahmad Bafaqih, ulama besar yang pusarannya ada
didaerah Boto Putih, Surabaya. Dekat masjid Sunan Ampel. Karena itu, masyarakat
lebih mengenal beliau sebagai Habib Syekh Boto Putih.
Di masanya, keulamaaan Habib Syekh sulit tertandingi.
Pengetahuannya dalam Fiqih, Lughah, Tauhid dan lainnya sangat dalam. Sehingga
sewaktu tinggal di Surabaya, beliau menjadi oase yang mengobati dahaga
orang-orang yang haus ilmu di ranah Jawa.
Pencapaian luar biasa itu tidaklah didapatkan Habib Syekh
dengan mudah dan gampang. Sebab ilmu takkan pernah ditumpahkan dari langit
begitu saja. Sejak usia belia, beliau sudah bekerja keras menggali ilmu.
Mula-mula ia mempelajari Al-Qur’an dan beberapa bidang pengetahuan syari’at dan
tasawuf kepada ayahandanya sendiri, Habib Ahmad bin Abdullah Bafaqih.
Kebetulan, Sang Ayah sendiri adalah ulama yang sudah kesohor ketinggian
ilmunya.
Ia kemudian mengembangkan diri dengan belajar pada
ulama-ulama yang ada di kotanya, Syihr. Pada fase ini, jiwa ilmuannya sedang
mekar-mekarnya. Semakin lama hatinya semakin merasakan kehausan tak terkira
untuk meneguk pengetahuan sehingga beliau dengan seizin ayahnya memutuskan
berangkat ke Haramain unntuk menyelami telaga pengetahuan disana.
Selama di Mekah dan Madinah, beliau belajar kepada beberapa
ulama besar, diantaranya adalah Syaikh Umar bin Abdul Karim bin Abdul Rasul
At-‘Attar, Syaikh Muhammad Sholeh Ar-Rais Al-Zamzami, dan Al-Allamah Sayid
Ahmad bin Alawi Jamalullail. Tak hanya sampai di situ. Ia pun menyempatkan diri
tinggal di Mesir beberapa lama, untuk menimba pengetahuan dari guru-guru besar
Universitas al-Azhar kala itu.
Wafatnya Habib Syekh bin Ahmad Bafaqih
Beliau wafat pada tahun 1289 H di Surabaya. Diatas
pusarannya dibangun kubah yang megah, sebagai perlambang kemegahan derajatnya.
Sampai kini makamnya tak henti-hentinya diziarahi kaum muslimin, untuk
bertawasul dengan mengharapkan barokah. Ya Allah, curahkan dan limpahkanlah keridhoan
atasnya dan anugerahilah kami dengan rahasia-rahasia yang Engkau simpan
padanya, Aamiin
Diposkan oleh ANDRI WIJAYA
http://shoeap.blogspot.com/2010/06/al-habib-syekh-bin-ahmad-bafaqih-boto.html
Al-Arif billah Alhabib Syech bin Achmad bin Abdullah Bafagih dimakamkan di Botoputih, Surabaya.
BalasHapusPerlu diinformasikan bahwa Alhabib Syech bin Achmad Bafagih, Botoputih, Surabaya, mempunyai beberapa anak. Baik laki-laki mapun perempuan.
Salah satu anak laki-laki beliau adalah Alhabib Muhammad bin Syech bin Achmad Bafagih. Dimakamkan di daerah Gubuk, Semarang.
Alhabib Mohammad bin Alhabib Syech bin Achmad Bafagih mempunyai anak bernama Alhabib Abdullah bin Muhammad bin Alhabib Syech bin Achmad Bafagih. Alhabib Abdullah ini dimakamkan di pekuburan Sapuro, Pekalongan Jawa Tengah.
Alhabib Abdullah bin Muhammad bin Alhabib Syech bin Achmad Bafagih punya anak bernama Alhabib Syech bin Abdullah bin Muhammad bin Alhabib Syech bin Achmad Bafagih. Alhabib Syech bin Abdullah ini juga dimakamkan di Sapuro, Pekalongan.
Pada satu gubah di pemakaman tersebut, juga terdapat makam paman dari Alhabib Syech bin Achmad Bafagih, yaitu Alhabib Alwi bin Abdullah Bafagih.
Anak dari Alhabib Syech bin Abdullah bin Muhammad bin Alhabib Syech bin Achmad Bafagih yang sekarang masih hidup juga saat ini tinggal di Pekalongan. Mereka adalah Alhabib Muhammad bin Syech bin Abdullah bin Muhammad bin Alhabib Syech bin Achmad Bafagih, dan adik beliau bernama Assyarifah Rugayyah binti Syech bin Abdullah bin Muhammad bin Alhabib Syech bin Achmad Bafagih.
Alhabib Muhammad bin Syech bin Abdullah bin Muhammad bin Alhabib Syech bin Achmad Bafagih ini adalah sepupu dari Alhabib Muhammad Lutfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya Pekalongan.
Ibu dari Alhabib Muhammad bin Syech Bafagih adalah kakak kandung ayah dari Alhabib M. Lutfi bin Yahya.
informasi ini bisa dicek langsung ke rumah Alhabib Muhammad bin Syech bin Abdullah bin Muhammad bin Alhabib Syech bin Achmad Bafagih di Jl. Kenanga no.12 Pekalongan ( Masjid An-nur).
Bisa kepada Alhabib Muhammad Lutfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya Pekalongan.
(penulis adalah Alfagir Ilallah Alwi Hadi bin Husein bin Hasyim bin Yahya, yang selalu mengharap barokah dari Alqutb Alhabib Syech bin Achmad Bafagih. Pemohon doa semoga diberi keikhlasan niat dan segala keberkahan dari Allah SWT)
اولاده
Hapusهذا كما كتب في شجرة انساب السادة الاشراف العلويين من ذرية الحبيب شيخ بافقيه باطابوته سورابايا نقلا من الشجرة العامة جزء 15 صحيفة 402
واولاد الحبيب شيخ بن اجمد بن عبدالله با فقيه باطابوتيه سورابايا :
الاول : عبدالله توفي بسورابايا سنة 1288 ه اولاده : محمد بفكالونجان , عبد القادر توفي بسورابايا سنة 1297 ه , واحمد توفي بسورابايا
الثاني : زين توفي بسورابايا سنة 1287 ه
الثالث : حسين توفي بسومنب سنة 1299
الرابع : محمد توفي سنة 1324 بفولامان , غوبوغ , غروبوغان . واولاده : شيخ , عبد الله , عبدالقادر , احمد , حسن , عبد الرحمن , حامد , علوي , زين
فضلون , مزنة , نور فاطمة
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan kecintaanya kepada Guru Besar kita semua Syeikh Achmad Bin Abdullah Bafakih Boto Putih Surabaya sebagaimana kita mencintainya dunia akhirat..Aamiiin yra..
BalasHapus