Dikisahkan suatu kali Al Habib Ahmad bin Hasan Al ‘Atthos
datang ke kota Syibam, beliau masuk ke masjid untuk melakukan sholat
berjama'ah, tetapi sudah ketinggalan beberapa raka'at hingga beliau menjadi
makmum masbuk, sudah menjadi kebiasaan beliau, yaitu agak cepat dalam
sholatnya, namun beliau melaksanakan seluruh rukunnya secara sempurna.
Salah seorang makmum yang belum mengenal beliau, melihat
sholat Al Habib Ahmad bin Hasan Al ‘Atthos seakan-akan tergesa dan orang
tersebut merasa sholatnya Habib Ahmad itu kurang sempurna, karena itu ia
menunggu Habib Ahmad sampai selesai shalat untuk menegurnya, setelah salam dari
sholat, orang itu langsung menghardik Habib Ahmad: "Sholat macam apa ini,
engkau kira saat ini dirimu berhadapan dengan siapa dalam sholatmu dan engkau
lakukan untuk siapa?" Mendengar hal ini Habib Ahmad langsung menjawab:
"Semoga Allah memberimu balasan yang baik, engkau telah menunjukkan
kepadaku sesuatu yang tidak pernah aku sadari sebelumnya, mungkin engkau
melihat kesalahan dalam ruku' atau sujudku, jadi sekarang aku akan ulangi
sholatku di hadapanmu dan tolong engkau betulkan kalau ada yang salah dalam
rukunnya atau bacaannya." Orang itu berkata: "Kalau begitu itu lebih
baik." Orang ini punya niat yang baik dan ia bangga lantaran merasa telah
mengajarinya.
Akhirnya Habib Ahmad mengulangi sholatnya dengan suara yang
keras, membaca fatihah, surat pendek, lalu ruku' dan i'tidal dengan sempurna,
serta membaca do'a yang telah diajarkan Sayyidina ‘Ali bin Abi Tholib
Karromallahu Wajhah dalam sujud beliau, dan semuanya dibaca dengan suara jelas.
Orang-orang yang lewat keheranan dengan shalat itu dan mereka tidak paham
dengan shalat ini. Setelah salam orang itu berkata kepadanya: "Ini sholat
yang sempurna bahkan lebih baik dari sholatku, apalagi do'anya lebih banyak dan
aku sendiri tidak hafal." Lalu Habib Ahmad berkata: "Sekali lagi saya
mohon maaf dan terimakasih, karena engkau telah menunjukkan kepadaku perbuatan
yang baik, aku sendiri juga ragu mungkin masih ada kesalahan dalam
sholatku."
Lalu orang itu keluar dari masjid lalu ada beberapa orang
yang menanyainya: "Apa yang telah engkau katakan kepada Al Habib
Ahmad?" Ia heran dan bertanya: "Al Habib Ahmad siapa?", Mereka
berkata: "Al Habib Ahmad bin Hasan Al ‘Atthos." Mendengar hal ini,
orang itu langsung gemetar: "Inna lillahi wa innaa ilaihi roji'un. Aku
tidak tahu kalau beliau adalah Al Habib Ahmad bin Hasan Al ‘Atthos."
Dia langsung berlari menuju a Al Habib Ahmad bin Hasan Al
‘Atthos, disertai tangisan yang tersedu-sedu dengan penuh penyesalan, Dan Habib
Ahmad pun menjawab dengan lembut: "Tidak usah engkau menangis, karena
engkau telah menunjukkan kebaikan untukku. Engkau sama sekali tidak mencelaku
dan engkau hanya mengajarkan sholat kepadaku, karena itu semoga Allah SWT
memberimu limpahan balasan kebaikan."
SUBHANALLLAH….!!!!!
Lihatlah wahai para pecinta Nabi Muhammad SAW. bagaimana
kesabaran dan Husnudzon (prasangka baik ) Auliya Allah SWT ini. Hal ini
merupakan budi pekerti yang mulia. Merekalah bejana-bejana ilmu. Hati mereka
memancarkan cahaya ilmu yang akhirnya menghasilkan budi pekerti yang luhur.
Sangat jelas terlihat kelakuan dan perbuatan Para Auliya
Allah SWT tak lepas dari “Mutaba’ah binnabi shollallahu ‘alaihi wasallam.
Kami para Al ‘Aydrus kata Al Quthub Al Habib Abu Bakar bin
'Abdullah Al 'Aydrus Assakron memiliki satu amalan yang membuat kami sangat
cepat menembus hadrohnya Allah SWT yaitu dengan “HUSNUDZON BILLAH” (Sangka Baik
selalu kepada Allah SWT) terhadap apapun yang di takdirkan Alllah SWT baik itu
ni'mat, bala musibah, pujian, hinaan, dan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar