Makam keramat dan Surau Tuo Taram ini terletak di Kenagarian
Taram, Kecamatan Harau ± 5 km dari kota Payakumbuh. Objek wisata budaya ini
dapat dicapai dengan mudah menggunakan angkutan pedesaan maupun kendaraan
pribadi. Makam Keramat Taram ini adalah makam Syech Ibrahim Mufti yang
merupakan salah satu penyebar
agama Islam di daerah ini. Beliau bukanlah penduduk asli,
melainkan seorang pendatang yang berasal dari negeri Irak di Timur Tengah dan
merupakan murid dari Syech Abdul Rauf dari Aceh, semasa Kerajaan Samudera
Pasai.
Sebagai seorang penyebar agama Islam, beliau mempunyai
banyak kesaktian diantaranya :
Pernah suatu kali beliau sedang bercukur, mendadak beliau
minta izin untuk meninggalkan tukang cukurnya sebentar, katanya beliau harus
pergi ke Mekah untuk menyelamatkan kota Mekah yang sedang terbakar. Beliau
menghilang dan beberapa saat kemudian muncul kembali. Beberapa bulan kemudian
ada orang yang pulang dari Mekah, mengatakan bahwa sewaktu beliau menunaikan
ibadah haji, kota Mekah kebakaran, tetapi musibah itu dapat diatasi atas
bantuan seseorang yang hanya memiliki rambut pada sebelah bagian kepalanya.
Dari peristiwa itu masyarakat tahu akan kesaktian Syech Ibrahim Mufti yang
kemudian dikenal dengan Syech yang Bercukur Sebelah
Konon kabarnya ikan yang sekarang berkembang biak di Taram,
berasal dari ikan yang dilepaskan kembali oleh Syech Ibrahim Mufti setelah
setengah bagian ikan tersebut dibakar/dimasak oleh salah seorang muridnya.
Pada tahun 1996 keturunan atau keluarga Syech Ibrahim Mufti
yang berada di Irak berziarah di Taram dan menceritakan sebuah kejadian pada
masa lalu dimana salah seorang cucunya menemui beliau semasa hidupnya dan
sewaktu kembali ke Irak, sesampai di Laut Tengah, kapalnya kandas dan miring akan
tenggelam. Syech Ibrahim Mufti yang berada jauh di Taram mengetahuinya dan
segera menceburkan diri ke tabek gadang (kolam) disamping Surau Tuo yang
dijadikan beliau sebagai media untuk menuju Laut Tengah. Beliau berhasil
menyelamatkan kapal tersebut dan mengangkatnya sehingga bisa berlayar kembali
dengan selamat dan setelah itu beliau muncul kembali diTaram.
Tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan dan dimana
meninggalnya Syech Ibrahim Mufti karena beliau sering berkelana. Karena sudah
lama tidak pulang ke Taram, murid-muridnya berusaha mencari, bahkan anaknya
yang bernama Syech Muhammad Jamil, meninggal dalam pencarian itu. Sampai
akhirnya pada suatu malam salah seorang muridnya bermimpi bertemu beliau dan
dalam mimpi itu dikatakan bahwa beliau sudah meninggal dan kalau ingin melihat
kuburannya, lihatlah pada malam tanggal 27 Rajab.
Setelah mengikuti petunjuk gurunya, maka pada malam itu
terlihatlah cahaya muncul dari bumi dan menembus langit, berasal dari tempat
makam beliau sekarang ini, yaitu disamping Surau Tuo tempat beliau mengajar
murid-muridnya yang sampai saat ini masih berdiri dengan gagah.
Pemeliharaan Surau Tuo dan Makam Keramat Taram ini menjadi
tanggung jawab 7 Pasukuan didaerah ini, yaitu Sumpadang, Simabur, Pitopang,
Melayu, Piliang Laweh, Piliang Gadang dan Bodi, yang bergiliran setiap 3 tahun
dengan menjadi Imam, Kotik dan Bilal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar