Nasab Al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah
Nasab beliau ra : Husin bin Ahmad bin Abdurrahman bin Ahmad
bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Umar Baraqbah bin Ahmad al-Aksah
bin Muhammad bin Abdullah Ba’alawi bin Alwi al-Ghuyyur bin Muhammad al-Faqih
al-Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi
bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa al-Rumi bin
Muhammad al-Naqib bin Ali al-Uraidhi bin Ja’far al-Shaddiq bin Muhammad
al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein al-Syahid bin Ali bin Abi Thalib
binti Sayyidatina Fathimah al-Batul binti Muhammad SAW.
Asal-usul Gelar Baraqbah
Bermula gelar Baraqbah dinisbahkan kepada keturunan
waliyullah Umar bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad
al-Faqih al-Muqaddam. Mengenai gelar ini tidak didapat keterangan yang jelas,
apakah beliau mempunyai Pundak yang kuat, yang dalam bahasa Arab disebut “Raqbah” atau berhubungan dengan suatu tempat
yang terdapat sumur dan pohon kurma dekat kota Tarim yang disebut “Baraqbah”.
Shohibul Manaqib al-Habib Husin adalah putra dari al-Habib
Ahmad cucu dari al-Habib Abdurrahman yang wafat pada tahun 1070 hijriyah di
negeri Zaila’. Al-Habib Abdurrahman yang merupakan putra dari al-Habib Ahmad
cucu dari al-Habib Abdurrahman yang wafat pada tahun 913 hijriyah. Al-Habib
Abdurrahman ini putra dari al-Habib Umar Baraqbah penyandang gelar Baraqbah. Al-Habib Umar Baraqbah putra dari
al-Habib Ahmad al-Aksah yang wafat pada tahun 814 hijriyah yang merupakan cucu
dari al-Habib Muhammad yang bergelar al-Majdub yang terkenal keluasan ilmu dan
kewaliannya. Al-Habib Muhammad al-Majdub ini putra dari Sayyiduna as-Syaikh
Abdullah Ba’alawi pewaris Masjid
Ba’alawi kota Tarim – Hadramaut.
Kehidupannya
Habib Husin bin Ahmad bin Abdurrahman bin Ahmad bin
Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Umar Baraqbah lahir pada akhir abad 11
Hijriyah (17 Masehi) atau sekitar tahun 1095 H (1683 M) di Tarim, sebuah kota
kecil di Negeri Hadramaut yang merupakan kota asal seluruh Bani Alawi yang
diberkahi yang merupakan tempat bermunculannya para wali. Pada masa
kelahirannya merupakan zaman keemasan dimana saat itu hidup para ulama semisal
Al Imam Alqathub Alhabib Abdullah bin Alwi Alhaddad.
Ketika habib Husin bin Ahmad Baraqbah lahir, beliau dibawa
oleh ayahnya kehadapan sohibur ratib, quthbil irysad wal bilad : al-Habib
Abdullah bin Alwi al-Haddad untuk tabarrukan, sebagaimana kebiasaan penduduk
Kota Tarim membawa anak mereka yang baru lahir kepada / kehadapan orang alim.
Beliau tumbuh dalam asuhan ayahnya dan dididik dalam
lingkungan para ahli ilmu. Waktunya dihabiskan dengan menuntu ilmu pengetahuan
agama, mendalami ilmu fiqh madzhab Syafi’i dan menghafal al-Qur’an. Guru
utamanya adalah orang tuanya sendiri.
Di masa kecilnya beliau hidup di lingkungan para wali Allah
dan para faqih seperti al-Habib Muhammad bin Ahmad al-Masyhur, al-Habib
Abdullah bin Alwi al-Haddad, al-Habib Abdullah bin Ahmad Bilfaqih, al-Habib
Ahmad bin Umar al-Hinduan, al-Habib Zainal Abidin bin Musthafa al-Aydrus,
al-Habib Ahmad bin Zein al-Habsyi, Syeikh
Muhammad bin Abdullah Bajamal, Syeikh Ahmad bin Abdullah Basyarahil,
Syeikh Salim bin Umar Bafadhal, dan lainnya.
Pada saat beranjak dewasa beliau sering hadir pada
majlis-majlis ilmu yang ada di Tarim,
khususnya majlis ilmu yang diasuh oleh al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad.
Selain di Tarim, beliau juga menuntut ilmu di kota-kota lain, seperti : Siwun,
Sibam, Taris, Zilak, Sihr dan lainnya.
Akhlaq al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah
Akhlaq beliau adalah sebagaimana akhlaq kakeknya al-Habib
Abdullah Ba’alawi bin Alwi al-Ghuyyur bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam yang
memiliki sifat-sifat zuhud, wara’, hafal al-Qur’an, alim, banyak beribadah,
semangat dalam mengerjakan amal kebajikan, berkhidmat untuk lingkungannya,
selalu disibukkan oleh dzikir kepada Allah SWT, dermawan, tawadhu dalam
berbicara, bertindak maupun berpakaian, sehingga beliau tidak terlihat lebih
menonjol dari yang lainnya. Jika beliau berkumpul bersama-sama para sahabat dan
guru-gurunya, orang tidak mengetahui kalau beliau adalah seorang yang mempunyai
kemuliaan yang tinggi, beliau melebur menjadi satu dengan kumpulan jamaah
tersebut.
Hijrahnya ke Jambi
Pada sekitar tahun 1120 hijriyah (1710 masehi) al-Habib
Husin bin Ahmad Baraqbah meninggalkan Kota Tarim dan melakukan perjalanan
menuju India bersama saudaranya bernama
al-Habib Zein bin Ahmad Baraqbah. Di India mereka berdua berdakwah di beberapa
kota seperti Ahmad Abad, Surat, Baijavur dan lain-lain, selanjutnya menetap
untuk beberapa waktu di india.
Setelah sekian lama di India, al-Habib Husin bin Ahmad
Baraqbah melanjutkan perjalanannya menuju ke Indonesia, sementara saudaranya
al-Habib Zein bin Ahmad Baraqbah menetap di India.
Rute perjalanan habib Husin bin Ahmad Baraqbah dari India
menuju Kolombo terus ke Aceh. Al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah tiba pertama
kali menjejakkan kakinya di tanah Aceh dimana kerajaan Aceh saat itu dipimpin
oleh Syarif Ibrahim Jamaluddin dengan gelar Sultan Perkasa Alam. Selanjutnya
beliau melanjutkan perjalanannya ke Kota Palembang Darussalam. Latar belakang
masuknya habib Husin bin Ahmad Baraqbah ke Palembang disebabkan antara lain :
pada masa itu para habaib mendapatkan tempat yang khusus di kesultanan
Palembang Darussalam dan juga di kota tersebut terdapat perkampungan alawiyyin.
Al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah tiba di kota Palembang
Darussalam pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Mansyur Jayo Ing Lago
(1118-1124 hijriyah / 1706-1714 masehi). Al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah
tinggal di Kota Palembang dan menikah dengan anak pembesar kesultanan Palembang
Darussalam. Hal ini dapat dimaklumi dan juga dibuktikan dengan diberi gelarnya
cucu beliau yaitu al-Habib Qasim bin Ali bin Husin Baraqbah sebagai Pangeran
oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo
Wikromo.
Disekitar medio 1138 Hijriyah al-Habib Husin bin Ahmad
Baraqbah memasuki Kota Jambi dan menyebarkan agama Islam selama lebih kurang 35
tahun.
Kepindahan al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah diperkirakan
selain untuk tujuan da’wah, juga mempunyai latar belakang lain yaitu agar anak
cucu keluarga Baraqbah dapat berkembang biak di Nusantara ini. Ini terbukti
dengan keberadaan anak keturunannya yang tersebar di hampir seluruh daerah di
Indonesia, Singapura dan Malaysia.
Penyebaran Keluarga Baraqbah
Bila mengkaji lebih lanjut tentang keturunan Baraqbah di
dunia ini, akan didapati bahwa keturunan Baraqbah yang terbanyak jumlahnya
hanya di Indonesia saja dibandingkan dengan negeri-negeri lainnya, sehingga di
nengeri-negeri lain seperti Tarim-Hadramaut dan Surat-India sangat sedikit dan
nyaris tidak ditemukan lagi. Mungkin kita bertanya mengapa hal ini bisa
terjadi?
Perpindahan al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah ke Indonesia
khususnya Jambi merupakan salah satu anugerah yang amat besar, mengapa
demikian? Setelah menelusuri silsilah beliau baik ke atas (ayah dan kakeknya)
maupun ke bawah (anak cucunya), didapati mulai dari waliyullah Umar bin Ahmad
al-Aksah bin Muhammad bin Abdullah Ba’alawi bin Alwi al-Ghuyyur bin Muhammad
al-Faqih al-Muqaddam, anak cucu beliau (Habib Umar Baraqbah) banyak memiliki
tanda ( ض
) yang dalam ilmu nasab berarti tidak
mempunyai keturunan. Hal itu terus berlanjut kepada ayah al-Habib Husin yaitu
al-Habib Ahmad bin Abdurraham Baraqbah yang memiliki 5 (lima) anak lelaki,
yaitu :
1. Zen berada di Surat-India (tidak mempunyai keturunan)
2. Umar berada di Tarim-Hadramaut (tidak mempunyai keturunan)
3. Alwi berada di Tarim-Hadramaut (tidak mempunyai keturunan)
4. Abdurrahman berada di Tarim-Hadramaut (tidak mempunyai keturunan)
5. Husin berada di Jambi-Indonesia (keturunannya tersebar di seluruh
nusantara)
Kepindahan anak cucu al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah
dimulai pada pertengahan abad ke 18. Pada tahun itu telah bermunculan
kerajaan-kerajaan bercorak maritim yang tumbuh dan berkembang sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangan Islam di Indonesia, seperti Samudera Pasai,
Indragiri, Jambi, Demak, Palembang, Banten, Cirebon, Gowa, Banjar, Ternate.
Hubungan perdagangan antara Jambi sebagai penghasil lada terbesar di Sumatera
Timur dengan kerajaan-kerajaan lainnya, memudahkan persebaran anak keturunan
dari al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah ke seluruh antero nusantara.
Di Kota Jambi sendiri, al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah
menyebarkan da’wahnya mengajak ummat ke jalan Allah SWT bil hikmah wal
mau’izhotil hasanah. Dikarenakan keberadaan beliau sebagai orang yang pertama
kali masuk Kota Jambi dari kalangan ahlil bait, maka di tangan beliulah
tanggung jawab da’wah kepada ummat disampaikan dengan kesabaran dan kegigihan
hingga beliau mendapat tempat dan simpati dikalangan ummat baik masyarakat
kecil, menengah maupun penguasanya.
Hidup pada masa itu seorang saudagar kaya keturunan Cina
yang tinggal ditengah keluarga istana yang mempunyai anak gadis dari
perkawinannya dengan putri kesultanan Jambi. Nama saudagar tersebut yang
sekaligus mantu kerajaan Jambi adalah Datuk Sintai. Tergerak di hati Datuk
Sintai untuk mengambil mantu al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah untuk dikawinkan
dengan putrinya bernama Nyai Resik.
Diriwayatkan bahwa selain Nyai Resik, al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah
juga menikah dengan 3 (tiga) istri di tempat yang terpisah yang masing-masing
mempunyai anak dari perkawinan tersebut.
Al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah mempunyai 13 (tiga belas)
anak laki-laki dan 3 (tiga) anak perempuan.
13 (tiga belas) anak laki-laki al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah
adalah :
1. Zubair wafat pada tahun 1232 hijriyah di kota
Surabaya keturunannya tersebar di Surabaya
2. Muhammad wafat pada tahun 1204 hijriyah di kota
Jambi keturunannya tersebar di Jambi
3. Abdurrahman keturunannya tersebar di Jambi dan Trengganu
4. Hamid wafat di kota Jambi keturunannya tersebar di
Jambi
5. Qasim wafat di kota Jambi keturunannya tersebar di
Jambi dan Pontianak
6. Ahmad wafat di kota Kutai keturunannya tersebar di
Kutai, Cirebon dan Pekalongan
7. Hamzah wafat di kota Pontianak
keturunannya tersebar di Pontianak, Kubu
8. Sya’ban wafat di Siak keturunannya
tersebar di Siak, Riau
9. Abdullah wafat di Palembang keturunannya
tersebar di Palembang, Jambi
10. Hasan tidak mempunyai keturunan
11. Kholid wafat di kota Jambi keturunannya tersebar di
Indragiri
12. Ali wafat di kota Palembang keturunannya
tersebar di Palembang, Surabaya, Lampung, Madura, Banjar dan Makasar
13. Hasyim wafat pada tahun 1206 hijriyah.
3 (tiga) anak perempuan al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah
adalah :
Aisyah
Alwiyah
Ruqayyah
Wafat al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah
Al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah pulang ke rahmatullah pada
tahun 1173 Hijriyah/1760 Masehi, ditempat beliau berda’wah yang hidup bersama
keluarga yaitu di Kota Jambi tercinta. Beliau di maqamkan di pemaqaman Tambak
Kelurahan Tahtul Yaman Kecamatan Pelayangan Seberang Kota Jambi. Maqam beliau
ini dikenal sebagai maqam Keramat Tambak. Jazahullah ‘anil muslimin khairon.
Semoga Allah turunkan pada maqam beliau rahmat, berkah dan futuhat yang dapat memberikan
pada lingkungan sekitarnya terlebih penziarahnya berupa asror, berkah, ijabah
wa qobul hajat.
Rangkuman dari seminar sehari yang dilaksanakan oleh
Rabithah Alawiyyah Cabang Jambi pada tanggal 25 April 2009.
http://zulfanioey.blogspot.com/2012/09/al-habib-husin-bin-ahmad-baraqbah.html
ada berkas foto copy seminarnya ngk?
BalasHapusKelanjutan anak cucu dari Hamzah dan Ali baraqbah gimana? Dimana?
BalasHapus