Produktif Menulis Kitab Syarah
Karunia Allah begitu besar. Mungkin Allah membuka pemahaman
kepada seseorang apa yang tidak dibuka kepada orang lain.
Nama Habib Hasyim bin Sahl Bin Yahya mungkin belum banyak
dikenal di negeri kita. Atas undangan Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan,
beberapa saat yang lalu tokoh ulama muda Hadhramaut ini berkunjung ke
Indonesia. Ia datang ke Nusantara bersama
Habib Zed bin Abdurrahman Bin Yahya.
Nasab lebih lengkap Habib Hasyim adalah Hasyim bin Sahl bin
Ibrahim bin Umar bin Aqil bin Abdullah bin Umar Bin Yahya. Jadi, ia masih
terhitung kemenakan misan Habib Abubakar bin Umar (bin Abdullah bin Umar) Bin
Yahya, Surabaya, ayah dari kakek Habib Zed Bin Yahya. Kedua tamu undangan Habib
Luthfi itu masih memiliki hubungan kekerabatan yang cukup dekat.
muda asal kota Ta’iz, Yaman Timur, ini sangat tenang. Kalau
berbincang, suaranya cenderung pelan. Namun kalimat-kalimat yang keluar dari
lisannya mengalir fasih dan tertata rapi. Tapi tak banyak yang menyangka bahwa
dari dai muda yang tawadhu’ ini telah terlahir banyak karya berupa syarah atas
kitab-kitab yang klasik. Dari kitab yang ringan, sampai kitab-kitab yang
tergolong sulit.
Sejak kecil ia telah mendapat bimbingan dari gurunya yang
amat ia kagumi. Tak lain, ia adalah kakeknya sendiri, Habib Ibrahim bin Umar
bin Aqil Bin Yahya, atau terkadang sering disebut “Habib Ibrahim bin Aqil”
saja. Sang kakek adalah mufti di kota Ta’iz, sebuah distrik di timur negeri
Yaman. Sementara dalam pelajaran Al-Qur’an, ia banyak mendapat pelajaran dari
Syaikh Muhammad bin Ali Al-Qaradhah.
Selain belajar kepada kakek dan sejumlah ulama Hadhramaut
dan luar Hadhramaut, seperti Habib Muhammad bin Abdullah Al-Haddar Baidha’,
Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf Jeddah, Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki
Makkah, Syaikh Fadhal Bafadhal Tarim, Habib Salim bin Abdullah Asy-Syathiri
Rubath Tarim, Habib Umar Bin Hafidz Darul Musthafa Tarim, ia juga masuk sebuah
lembaga pendidikan Islam di Ta’iz selama lima tahun yang kemudian ia lanjutkan
pada sebuah madrasah negeri.
Selepas sekolah formalnya di madrasah negeri itu ia lewati,
ia masuk perguruan tinggi, dan mengambil jurusan tarikh Islam.
Pelajaran yang ia ikuti di perguruan tinggi tidak sampai
dituntaskannya, sebab salah seorang gurunya, Habib Umar Bin Hafidz, kemudian
memanggilnya ke Tarim, untuk turut mengajar di Darul Musthafa. Kini, ia
dipercaya menjadi musyrif, pembina, pada beberapa bidang dalam kepengurusan dan
pendidikan di Darul Musthafa, Tarim.
Selain mengajar di Darul Mustfhafa dan membuka majelis di
rumahnya sendiri, ia juga aktif mengajar dan berdakwah di sejumlah masjid di
Hadhramaut. Ia pun melanjutkan pengajaran pada majelis-majelis yang dulu diasuh
kakeknya, Habib Ibrahim Bin Yahya.
Di tengah aktivitasnya mengajar, dari tangannya telah
terlahir cukup banyak kitab. Rata-rata kitabnya merupakan syarah atas
kitab-kitab para ulama salaf dan juga syarah atas karya-karya gurunya, seperti
kitab Maulid gubahan Habib Ibrahim Bin Yahya, kakeknya sekaligus gurunya.
Beberapa kitab lainnya yang telah ia rampungkan
pensyarahannya di antaranya adalah Al-Hikam, karya Ibn Atha’illah, dan Shalatul
Muqarrabin, karya Habib Hasan bin Shalih Al-Bahr. Bahkan ia juga telah
mensyarah kitab Mi’rajul Arwah, karya Syaikh Abubakar bin Salim Al-‘Alawi,
sebuah kitab yang tidak sembarang orang dapat memahaminya dengan tepat.
Pada mulanya, karya-karya syarah yang disusun Habib Hasyim
berasal dari materi-materi pelajaran yang ia sampaikan kepada para pelajar.
Dari pengalamannya selama mengajar, tak jarang Allah membukakan hal-hal, atau
pemahaman-pemahaman, yang menurutnya perlu untuk dicatat. Dari situlah Habib
Hasyim terus mencatat setiap pemahamannya terhadap teks-teks kitab para ulama
salaf.
Karenanya, saat ditanya mengenai kitab-kitab syarah yang
telah dihasilkannya itu, Habib Hasyim mengatakan, “Karunia Allah begitu besar.
Mungkin Allah membuka pemahaman kepada seseorang apa yang tidak dibuka kepada
orang lain. Dan saya tidak suka menyebut keistimewaan karya syarahan saya
dibanding syarahan lainnya.”
Ismail Yahya
Diposkan oleh Majlis Arrahman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar