Selasa, 05 November 2013

KH. Maimun Zubair, Sarang, Rembang

Salah satu ulama sepuh berpengaruh yang masih ada adalah KH. Maimun Zubair. Ummat Islam utamanya, kaum nahdhiyyin bersyukur, kyai yang sudah melahirkan ribuan kyai ini diberi umur panjang oleh Allah SWT. Media Ummat dalam peringatan acara 1000 hari wafatnya Gus Dur di Pesantren Tebuireng beberapa waktu lalu, berkesempatan untuk melihat langsung bagaimana sosok kyai yang se ring digambarkan sebagai pribadi yang santun dan matang. Semua itu bukanlah kebetulan, sebab sejak dini beliau hidup dalam tradisi pesantren yang diasuh langsung oleh ayah dan kakeknya sendiri. Beliau membuktikan bahwa ilmu tidak harus menyulap pemiliknya menjadi tinggi hati dibanding yang lainnya.
Kyai Maimun Zubair lahir di Karang mangu Sarang hari kamis legi bulan Sya’ban tahun 1347 H atau 1348 H yang bertepatan dengan hari sumpah pemuda, Kamis, 28 Oktober 1928. Beliau adalah putra pertama dari Kyai Zubair Dahlan. Seorang Kyai yang tersohor karena kesederhanaan dan sifatnya yang merakyat, salah seorang murid pi lihan dari Syaikh Said Al-Yamani serta Syaikh Hasan Al-Yamani Al- Makky, dua ulama yang kesohor pada saat itu. Ibundanya adalah putri dari Kyai Ahmad bin Syu’aib, ulama kharismatik yang teguh memegang pendirian.
Kematangan ilmunya tidak ada satupun yang meragukan. Sebab sedari kecil, Mbah Maimun sudah dibesarkan dengan ilmu-ilmu agama. Sebelum menginjak remaja, beliau diasuh langsung oleh ayahandanya untuk menghafal dan memahami ilmu Shorof, Nahwu, Fiqih, Manthiq, Balaghah dan bermacam-macam ilmu Syara lainnya.
Pada usia sekitar 17 tahun, beliau sudah hafal diluar kepala kiab Jurumiyyah, Imrithi, Alfiyyah Ibnu Malik, Matan Jauharotut Tauhid, Sullamul Munauroq serta Rohabiyyah fil Faroidl. Seiring pula dengan kepiawaiannya melahap kitab-kitab fiqh madzhab Asy-Syafi’I, semisal Fathul Qorib, Fathul Mu’in, Fathul Wahhab dan lain sebagainya.
Pada tahun 1945 beliau memulai pengembaraannya ke Pondok Lirboyo Kediri, selama kurang lebih lima tahun, dibawah bimbingan KH. Abdul Karim (Mbah Manaf), KH. Mahrus Ali dan KH. Marzuqi.
Pada tahun 1369 H, ketika menginjak usia 21 tahun, Kyai Maimun bersama Kyai Ahmad bin Syuaib dan putra putranya berangkat ke Makkah Almukarromah atas biaya Kyai Ahmad bin Syuaib. Di sana Beliau dan KH Abd. Rohim bin Ahmad tinggal dan belajar di bawah bimbingan para ulama Haramain. Selama kurang lebih 2 tahun berkutat dengan ilmu-ilmu agama didalam bimbingan Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki, Syaikh Al-Imam Hasan Al-Masysyath, Sayyid Amin Al-Quthbi, Syaikh Yasin bin Isa Al-Fadani dan masih banyak lagi.
Sekembalinya dari Tanah suci, beliau masih mengasah dan memperkaya pengetahuannya dengan belajar kepada ulama-ulama besar tanah Jawa saat itu. Seperti KH. Baidlowi Lasem (mertua beliau), KH. Ma’shum Lasem, KH. Ali Ma’shum Krapyak Jogjakarta, KH. Bisri Musthofa, Rembang, KH. Abdul Wahhab Hasbullah, KH. Mushlih Mranggen, KH. Abbas, Buntet Cirebon, Sayikh Ihsan, Jampes Kediri dan juga KH. Abul Fadhol, Senori.
Pada tahun 1965 beliau mengabdikan diri untuk berkhidmat pada ilmu-ilmu agama. Hal itu diiringi dengan berdirinya Pondok Pesantren yang berada disisi kediaman Beliau. Pesantren yang di isi ribuan santri putra dan putri yang sekarang dikenal de ngan nama Al-Anwar. Satu dari sekian pesantren yang ada di Karangmangu Sarang Rembang. Kemudian sekitar tahun 2008 beliau kembali mengibarkan sayapnya dengan mendirikan Pondok Pesantren Al-Anwar 2 di Gondan Sarang Rembang, yang kemudian oleh beliau dipasrahkan pengasuhannya kepada putranya KH. Ubab Maimun.

PENGAYOM SANTRI DAN UMMAT

Mbah Moen, begitu orang biasa memanggilnya, banyak dikenal dan mengenal erat tokoh-tokoh nasional, tapi itu tidak menjadikannya tercerabut dari basis tradisinya sebagai seorang kyai dan pengayom santri dan ummat. Walaupun sering kali menjadi jujugan bagi keluh kesah masyarakat, tapi semua itu tetap tidak menghalanginya untuk menyelami dunia luar, tepatnya yang tidak berhubungan dengan kebia saan di pesantren sekalipun.
Bahkan, siapa sangka, kyai sekaliber Mbah maimun ini pernah menjadi kepala pasar Sarang selama 10 tahun. Tepatnya pada saat berumur 25 tahun, setelah menikah. Beliau juga pernah menjadi anggota DPRD kabupaten Rembang selama 7 tahun. Setelah berakhir masa tugasnya, beliau mulai berkonsentrasi mengurus pondoknya yang saat itu baru berdiri selama sekitar 7 atau 8 tahun. Tapi rupanya tenaga dan pikiran beliau masih dibutuhkan oleh negara sehingga beliau diangkat menjadi anggota MPR RI utusan Jateng selama tiga periode.
Keharuman nama dan kebesaran beliau sudah tidak bisa dibatasi lagi dengan peta geografis. Banyak sudah kiyai dan santri yang berhasil jadi orang karena ikut digulo wentah dalam pesantren beliau. Dan telah terbukti bahwa ilmu-ilmu yang beliau miliki tidak cuma membesarkan jiwa beliau secara pribadi, tapi juga membesarkan setiap santri yang bersungguh-sungguh mengecap tetesan ilmu dari Beliau.
Jalan dakwah Kyai Maimun sudah diikuti oleh putra putri Beliau. Putra putra Beliau KH Abdullah Ubab, KH Gus Najih, KH Majid Kamil, Gus Abd. Ghofur, Gus Abd. Rouf, Gus M. Wafi, Gus Yasin, Gus Idror, dan dua putri, sobihah (mustofa aqil) dan rodhiyah (Gus Anam).

http://mediaummat.co.id/kh-maimun-zubair-sarang-rembang/

1 komentar:

  1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


    BalasHapus