Kepandaian seorang manusia kadang berakibat merugikan bagi
manusia yang menyandangnya. Orang-orang yang mempunyai bakat istimewa itu
banyak yang harus membayar mahal, justru pada saat ia pantas menerima
penghargaan …
Salah seorang sahabat Nabi saw, Abu Hurairah termasuk dari
mereka…. Ia mempunyai bakat yang luar biasa dalam hal kemampuan dan kekuatan
ingatan, ia mempunyai kelebihan dalam seni menangkap apa yang didengarnya,
sedangkan daya ingatnya mempunyai keistimewaan dalam menghafal dan menyimpan.
Hamper tak pernah ia melupakan satu kata atau satu huruf pun dari semua yang
pernah di dengarnya. Ia telah mewakafkan hampir seluruh hidupnya untuk lebih
banyak mendampingi Rasulullah saw, sehingga ia termasuk salah seorang sahabat
yang paling banyak menerima dan menghafal hadis, serta meriwayakannya.
Salah sati akibat yang menimpa Abu Hurairah, adalah masa di
mana pemalsu-pemalsu hadis yang dengan dengan sengaja membikin hadis-hadis
bohong dan palsu, seolah-olah berasal dari Rasulullah saw. Mereka memperalat
nama Abu Hurairah, dan meriwayatkan dengan menggunakan kata-kata: “Berkata Abu
Hurairah”
Dengan perbuatan ini, hampir-hampir mereka menyebabkan
kemasyhuran dan kedudukan Abu Hurairah selaku penyampai hadis Nabi saw, menjadi
diragukan dan tanda Tanya.
Ia adalah salah seorang sahabat Nabi saw yang menerima
vahaya revolusi Islam, dengan perubahan mengagumkan yang terjadi pada dirinya,
dari orang upahan menjadi majikan…. Dari orang terlunta-lunta di tengah-tengah
lautan manusia, menjadin imam da panutan, dan dari seorang sujud di depan
batu-batu berhala, menjadi orang yang beriman kepada Allah swt. Suatu saat ia
pernah bercerita kepada sahabat-sahabatnya:
“Aku dibesarkan dalam keadaan Yatim, dan ikut hijrah dalam
keadaan msikin. Aku menerima upah sebagai pembantu pada keluarga Busrah binti
Ghazwan demi untuk sekedar mengisi perutku…! Aku melayani keluarga itu setiap
saatbaik kala mereka sedang di rumah, dan menuntun binatang tunggangannya jika
mereka sedang bepergian. Sekarang inilah aku, Allah telah berkenan menikahkan
aku dengan putrid Busrah, segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Agama
ini tiang penegak, dan menjadikan Abu Hurairah seperti sekarang ini……!
Ia datang dan menemui Nabi saw pada tahun ketujuh hijriyah
sewaktu beliau berada di Khaibar, ia memeluk Islam karena dorongan kecintaan
dan kerinduan, dan sejak itulah hampir-hampir ia tidak berpisah lagi dari
Rasulullah saw kecuali pada saat-saat waktu tidur. Hal ini ia lakukan sejak
masuk Islam sampai Nabi saw wafat.
Dengan fitrahnya yang kuat. Abu Hurairah mendapatkan
kesempatan yang besar yang memungkinkan ia memainkan peran penting dalam
berbakti kepada Agama Allah swt.
Pahlawan perang di kalangan sahabat, sangat banyak…., ahli
fiqih, juru dakwah dan para guru juga tidak sedikit….,
Tetapi masyarakat dan lingkungan saat itu belum banyak yang
melek huruf, bisa baca tulis. Pada masa itu manusia belum merasa pentingnya
baca tulis sebagai bukti kemajuan suatu masyarakat. Pada saat seperti itulah,
Abu Hurairah dengan fitrahnya yang kuat dapat menyelami kebutuhan masyarakat
baru yang dingun oleh Islam, kebutuhan akan orang-orang yang dapat melihat dan
memelihara peninggalan dan ajaran-ajarannya. Saat itu memang sudah ada para
sahabat yang sudah mampu manulis, tetapi jumlah mereka sangat sedikit sekali,
apalagi sebagian dari mereka tidak mempunyai kesempatan untuk mencatat
hadis-hadis yang ucapkan oleh Rasulullah saw.
Sebenarnya Abu Hurairah bukanlah seorang penulis, ia hanya
seorang ahli hafal yang mahir disamping mempunyai kesempatan atau mampu
mengadakan kesempatan yang diperlukan untuk itu, karena ia tidak punya tanah
yang akan digarap, dan tidak punya perniagaan yang akan diurus.
Ia menyadari sepenuhnya bahwa dirinya termasuk orang yang
masuk Islam belakangan, karena itulah ia bertekad untuk mengejar
ketertinggalannya dengan cara selalu mendampingi Rasulullah secara terus
menerus dan selalu hadir dalam majlisnya. Ia juga sadar dengan bakat pemberian
Allah swt pada dirinya, berupa daya ingatan yang luas dan kuat, dan makin
bertambah kuat, tajam dan luas dengan Do’a Rasulullah saw, agar pemilik bakat
ini diberi Allah berkat.
Dengan kekuatan dan kemampuan serta bakat itulah ia
menyiapkan dirinya untuk memikul tanggung jawab dan memelihara peninggalan yang
sangat penting itu dan mewariskannya kepada generasi berikutnya……
Sewaktu Rasulullah saw telah berpulang ke Rahmatullah swt,
Abu Hurairah terus saja menyampaikan hadis-hadis Nabi, yang menyebabkan
sebagian sahabatnya merasa heran dengan bertanya-tanya didalam hati, darimana
saja datangnya hadis-hadis ini, kapan di dengarnya dan endapkannya dalam
ingatannya…….
Untuk menghilangkan keragu-raguan dan kecurigaan
sahabat-sahabatnya itu, Abu Hurairah memberi penjelasan: “Tuan-tuan telah mengatakan
bahwa Abu Hurairah banyak sekali mengeluarkan hadis dari Nabi saw, dan
tuan-tuan katakana pula bahwa orang-orang Muhajirin yang lebih dulu masuk Islam
daripada Abu Hurairah, tidak pernah menceritakan hadis-hadis itu? Ketahuilah,
bahwa sahabat-sahabatku orang-orang Muhajirin itu sibuk dengan perdagangan
mereka di pasar-pasar, sedang sahabat-sahabatku orang Anshor sibuk dengan tanah
pertanian mereka …
Sedang aku adalah orang miskin, yang paling banyak mempunyai
kesempatan dan menyertai majlis Rasulullah, aku hadis disaat yang lain absent,
dan aku selalu ingat seandainya mereka lupa karena kesibukannya….. pada suatu
hari Nabi pernah bersabda kepada kami, “Siapa yang membentangkan serbannya
hingga selesai pembicaraanku kemudian ia meraihnya ke dirinya, maka ia tidak
akan pernah lupa akan suatu pun dari apa yang telah didengarnya daripadaku….!”
Oleh sebab itulah, kuhamparkan serbanku, lalu beliau
berbicara kepadaku, kemudian kuraih kain itu ke diriku, dan demi Allah, tak ada
satupun yang terlupa dari apa yang telah kudengar. Demi Allah kalau tidak
karena adanya ayat di dalam kitabullah niscaya tidak akan kukabarkan kepada
kalian sedikitpun. “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang
telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, sesudah kami
naytakan kepada manusia di dalam kitab mereka itulah yang dikutuk oleh Allah
dan dikutuk oleh para pengutuk (para malaikat) (QS: Al-Baqarah: 159)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar