Basyaiban adalah salah satu famili yang terdapat dalam
keluarga Alawiyin. Dalam buku-buku nasab keluarga Alawiyin bahwa keluarga Basyaiban memiliki kakek yang
sama dengan famili Jamalullail, Al-Qadri, Bin Sahil, As-Srie, Baharun,
Al-Junaid, Al-Habsyi, As-Syatri. Beliau adalah Muhammad Asadullah bin Hasan
al-Turabi bin Ali bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam.
Pertama kali yang menggunakan gelar Basyaiban adalah
Waliyullah Al-Imam Abubakar Basyaiban
bin Muhammad Asadullah. Beliau salah satu tokoh di zamannya, hafal
alquran, mempelajari fiqih kepada syaikh al-jalil Muhammad bin Abubakar Ba’abad.
Guru beliau ini memuji Al-Imam Abubakar Basyaiban akan kecerdasannya serta
memberikan ijazah tertulis kepadanya, Al-Imam Abubakar Basyaiban belajar
tasawuf kepada al-arif billah as syaikh al Imam Abdurrahman Assegaf hingga As
Syaikh Al Imam Abdurrahman Assegaf memakaikan khirqah kepadanya. Beliau wafat di kota Tarim pada awal tahun
807 hijriyah. Antara Waliyullah Al-Imam Abubakar Basyaiban bin Muhammad Asadullah dengan As Syaikh Al
Imam Abdurrahman Assegaf hidup dalam
satu zaman yakni mereka berdua ada keturunan generasi ke 22 dari Ar-Rasul
Muhammad saw.
Keturunan Keluarga Basyaiban
Habib Abubakar Basyaiban bin Muhammad Asadullah memiliki dua
orang anak laki-laki : Muhammad dan Ahmad. Muhammad keturunannya terputus,
sedangkan Ahmad(wafat 870H) memiliki keturunan hanya melalui anaknya yang
bernama Muhammad al-Syaibah yang wafat di Qasam. Muhammad al-Syaibah memiliki
seorang anak bernama Umar yang lahir di tahun 881 H dan wafat 945 H di Qasam.
Beliau hafal alquran pada usia yang relatif masih kecil. Kemudian beliau pergi
ke kota Tarim untuk menuntut ilmu. Di Tarim, Umar bin Muhammad al–Syaibah
Basyaiban belajar kepada para tokoh ulama di antaranya al-imam al-allamah
Muhammad bin Abdurrahman Bilfaqih, al-Faqih Abdullah bin Abdurrahman Balahaj.
Belajar tasawuf kepada syaikh Abdurrahman bin Ali bin Abubakar al-Sakran,
Syaikh Ma’ruf bin Abdullah Bajamal dan beliau berkenan memberikan khirqah
kepadanya. Di antara karangannya adalah kitab yang berjudul ‘Tiryaq al-Qulub
al-Waf bi Zikri Hikayat al-Saadah al-Asyraf’ dan Tarikh Al Basyaiban dimana
kitab ini adalah tulisan tangan beliau sendiri dan saat ini ada di Musium
London
Beliau juga mempunyai salah seorang murid yang masyhur di
Zamannya yaitu Syeikh Abubakar bin Salim,lahir 919H dan wafat 992H(Datuk yang
menurunkan Famili Bin syeikh Abubakar bin Salim / BSA).Beliau wafat di kota
yang sama pada tahun 944 hijriyah, memiliki anak bernama Abdullah dan
Abdurrahman. Abdullah keturunannya tersebar di Deccan,India. Salah satu anak
perempuan dari Al Habib Al Imam Abdullah bin Umar bin Muhammad al-syaibah
ini adalah Syarifah Salmah nikah dengan
al Imam Al Habib Abdurahman Al Qadhi bin Ahmad Syihabuddin Al Akbar bin
Abdurahman bin as syech Ali Assakran dan
mendapatkan beberapa putra yakni Al Imam Muhammad al Hadi,Al Imam Ahmad
syahabudin al-Asghor(yang melahirkan keluarga bin shahab,az zhair.al masyhur,al
hadi),Al Imam Abdullah dan al Imam Abubakar(dari sini juga lahir klg bin shahab
yg di sebut al abubakar syahabuddin). Jadi keluarga besar Syahabuddin ini lahir
dari rahimnya keluarga Basyaiban.
Abdurrahman bin Umar Basyaiban wafat di Tarim tahun 993
hijriyah, memiliki dua orang putra yakni Syihabuddin dan Abdullah, wafat tahun 1013 hijriyah di
Balqam, India. Beliau adalah famili Basyaiban yang pertama kali hijrah ke luar
Tarim yaitu ke India dan Aceh. Abdullah bin Abdurrahman Basyaiban memiliki tiga
orang putra yakni Ahmad,Muhammad dan Umar dan sorang putri yang bernama as
Syarifah Fathimah menikah dengan al
Imam Muhammad bin Ahmad al Kaff bin Muhammad Kurai kurah bin Ahmad bin Abubakar
Al Jufri. Jadi keluarga besar al Kaff ini lahir dari rahimnya kluarga
Basyaiban.
Abu Hafs Umar bin Abdullah Basyaiban dikenal di wilayah
Gujarat sebagai sayyid Umar al-Aydarusi (yang merupakan guru dari Syekh
Nuruddin al-Raniri ).Menurut al-Raniri, sayyid Umar Basyaiban yang
menginisiasinya ke dalam tarekat Rifa’iyah di samping tarekat Aidarusiyah dan
tarekat Qadiriyah. Di Tarim, Sayyid Umar Basyaiban belajar kepada syaikh
Abdullah bin Syech Alaydrus, Syekh Abdurrahman al-Qadhi bin Ahmad Syihabuddin,
Muhammad al-Hadi dan Ahmad Syihabuddin.
Beberapa tahun di Tarim, beliau meneruskan perjalanannya ke
Mekkah dan Madinah selama empat tahun belajar dan mengambil khirqah dengan para
ulama Haramain, di antaranya sayyid Umar bin Abdullah al-Basri, Ahmad bin
Ibrahim bin Allan, dan Abdurrahman al-Khatib. Setelah itu Ia kembali ke Tarim
dan menikah. Di kemudian hari dia pergi ke Surat-India untuk belajar kepada
syaikh Muhammad bin Abdullah al Ausath bin Syech bin Abdullah bin Syech bin
Abdullah Al Akbar Alaydrus (lahir di tarim 970 H dan wafat di Surat India
1031H) yang menginisiasinya ke dalam tarekat Aidarusiyah. Sayyid Umar
menganggap syaikh Muhammad bin Abdullah Al aydarus bapak spritualnya. Di antara
murid sayyid Umar lainnya di Indonesia adalah syekh Yusuf al-Makasari.
Melalui murid-murid utamanya, seperti al-Raniri dan
al-Makasari, sayyid Umar bin Abdullah Basyaiban menyebarkan gagasan-gagasan
keagamaan dari Tarim dan Haramain ke India dan wilayah Indonesia. Sayyid Umar
Basyaiban tinggal di Bijapur, salah satu pusat pengetahuan Islam dan tasawuf
terkemuka di India. Di sana, dia menikmati perlindungan dari sultan Adil Syah
dari kesultanan Brahmani, kemudian dia pindah ke Burhanpuri dan menyelesaikan
beberapa kitab yang dikarangkannya, pada akhir hayatnya beliau ke Balqam dan
wafat di sana pada tahun 1066H / 1656 M. Al-Habib Umar bin Abdullah Basyaiban
meninggalkan tiga belas anak laki-laki, di antaranya bernama Abdurrahman yang
bergelar Tajudin, disebut Abdurahman Tajuddin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar