Selasa, 26 November 2013

Asal Muasal Gelar Basyaiban

Basyaiban adalah salah satu famili yang terdapat dalam keluarga Alawiyin. Dalam buku-buku nasab keluarga Alawiyin  bahwa keluarga Basyaiban memiliki kakek yang sama dengan famili Jamalullail, Al-Qadri, Bin Sahil, As-Srie, Baharun, Al-Junaid, Al-Habsyi, As-Syatri. Beliau adalah Muhammad Asadullah bin Hasan al-Turabi bin Ali bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam.

Pertama kali yang menggunakan gelar Basyaiban adalah Waliyullah Al-Imam Abubakar Basyaiban  bin Muhammad Asadullah. Beliau salah satu tokoh di zamannya, hafal alquran, mempelajari fiqih kepada syaikh al-jalil Muhammad bin Abubakar Ba’abad. Guru beliau ini memuji Al-Imam Abubakar Basyaiban akan kecerdasannya serta memberikan ijazah tertulis kepadanya, Al-Imam Abubakar Basyaiban belajar tasawuf kepada al-arif billah as syaikh al Imam Abdurrahman Assegaf hingga As Syaikh Al Imam Abdurrahman Assegaf memakaikan khirqah kepadanya.  Beliau wafat di kota Tarim pada awal tahun 807 hijriyah. Antara Waliyullah Al-Imam Abubakar Basyaiban  bin Muhammad Asadullah dengan As Syaikh Al Imam Abdurrahman Assegaf  hidup dalam satu zaman yakni mereka berdua ada keturunan generasi ke 22 dari Ar-Rasul Muhammad saw.


Keturunan Keluarga Basyaiban

Habib Abubakar Basyaiban bin Muhammad Asadullah memiliki dua orang anak laki-laki : Muhammad dan Ahmad. Muhammad keturunannya terputus, sedangkan Ahmad(wafat 870H) memiliki keturunan hanya melalui anaknya yang bernama Muhammad al-Syaibah yang wafat di Qasam. Muhammad al-Syaibah memiliki seorang anak bernama Umar yang lahir di tahun 881 H dan wafat 945 H di Qasam. Beliau hafal alquran pada usia yang relatif masih kecil. Kemudian beliau pergi ke kota Tarim untuk menuntut ilmu. Di Tarim, Umar bin Muhammad al–Syaibah Basyaiban belajar kepada para tokoh ulama di antaranya al-imam al-allamah Muhammad bin Abdurrahman Bilfaqih, al-Faqih Abdullah bin Abdurrahman Balahaj. Belajar tasawuf kepada syaikh Abdurrahman bin Ali bin Abubakar al-Sakran, Syaikh Ma’ruf bin Abdullah Bajamal dan beliau berkenan memberikan khirqah kepadanya. Di antara karangannya adalah kitab yang berjudul ‘Tiryaq al-Qulub al-Waf bi Zikri Hikayat al-Saadah al-Asyraf’ dan Tarikh Al Basyaiban dimana kitab ini adalah tulisan tangan beliau sendiri dan saat ini ada di Musium London


Beliau juga mempunyai salah seorang murid yang masyhur di Zamannya yaitu Syeikh Abubakar bin Salim,lahir 919H dan wafat 992H(Datuk yang menurunkan Famili Bin syeikh Abubakar bin Salim / BSA).Beliau wafat di kota yang sama pada tahun 944 hijriyah, memiliki anak bernama Abdullah dan Abdurrahman. Abdullah keturunannya tersebar di Deccan,India. Salah satu anak perempuan dari Al Habib Al Imam Abdullah bin Umar bin Muhammad al-syaibah ini  adalah Syarifah Salmah nikah dengan al Imam Al Habib Abdurahman Al Qadhi bin Ahmad Syihabuddin Al Akbar bin Abdurahman  bin as syech Ali Assakran dan mendapatkan beberapa putra yakni Al Imam Muhammad al Hadi,Al Imam Ahmad syahabudin al-Asghor(yang melahirkan keluarga bin shahab,az zhair.al masyhur,al hadi),Al Imam Abdullah dan al Imam Abubakar(dari sini juga lahir klg bin shahab yg di sebut al abubakar syahabuddin). Jadi keluarga besar Syahabuddin ini lahir dari rahimnya keluarga Basyaiban.

Abdurrahman bin Umar Basyaiban wafat di Tarim tahun 993 hijriyah, memiliki dua orang putra yakni Syihabuddin  dan Abdullah, wafat tahun 1013 hijriyah di Balqam, India. Beliau adalah famili Basyaiban yang pertama kali hijrah ke luar Tarim yaitu ke India dan Aceh. Abdullah bin Abdurrahman Basyaiban memiliki tiga orang putra yakni Ahmad,Muhammad dan Umar dan sorang putri yang bernama as Syarifah Fathimah   menikah dengan al Imam Muhammad bin Ahmad al Kaff bin Muhammad Kurai kurah bin Ahmad bin Abubakar Al Jufri. Jadi keluarga besar al Kaff ini lahir dari rahimnya kluarga Basyaiban.

Abu Hafs Umar bin Abdullah Basyaiban dikenal di wilayah Gujarat sebagai sayyid Umar al-Aydarusi (yang merupakan guru dari Syekh Nuruddin al-Raniri ).Menurut al-Raniri, sayyid Umar Basyaiban yang menginisiasinya ke dalam tarekat Rifa’iyah di samping tarekat Aidarusiyah dan tarekat Qadiriyah. Di Tarim, Sayyid Umar Basyaiban belajar kepada syaikh Abdullah bin Syech Alaydrus, Syekh Abdurrahman al-Qadhi bin Ahmad Syihabuddin, Muhammad al-Hadi dan Ahmad Syihabuddin.

Beberapa tahun di Tarim, beliau meneruskan perjalanannya ke Mekkah dan Madinah selama empat tahun belajar dan mengambil khirqah dengan para ulama Haramain, di antaranya sayyid Umar bin Abdullah al-Basri, Ahmad bin Ibrahim bin Allan, dan Abdurrahman al-Khatib. Setelah itu Ia kembali ke Tarim dan menikah. Di kemudian hari dia pergi ke Surat-India untuk belajar kepada syaikh Muhammad bin Abdullah al Ausath bin Syech bin Abdullah bin Syech bin Abdullah Al Akbar Alaydrus (lahir di tarim 970 H dan wafat di Surat India 1031H) yang menginisiasinya ke dalam tarekat Aidarusiyah. Sayyid Umar menganggap syaikh Muhammad bin Abdullah Al aydarus bapak spritualnya. Di antara murid sayyid Umar lainnya di Indonesia adalah syekh Yusuf al-Makasari.

Melalui murid-murid utamanya, seperti al-Raniri dan al-Makasari, sayyid Umar bin Abdullah Basyaiban menyebarkan gagasan-gagasan keagamaan dari Tarim dan Haramain ke India dan wilayah Indonesia. Sayyid Umar Basyaiban tinggal di Bijapur, salah satu pusat pengetahuan Islam dan tasawuf terkemuka di India. Di sana, dia menikmati perlindungan dari sultan Adil Syah dari kesultanan Brahmani, kemudian dia pindah ke Burhanpuri dan menyelesaikan beberapa kitab yang dikarangkannya, pada akhir hayatnya beliau ke Balqam dan wafat di sana pada tahun 1066H / 1656 M. Al-Habib Umar bin Abdullah Basyaiban meninggalkan tiga belas anak laki-laki, di antaranya bernama Abdurrahman yang bergelar Tajudin, disebut Abdurahman Tajuddin.

http://ittihad-basyaiban.blogspot.com/2012/05/sekilas-sejarah-keluarga-basyaiban.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar