Rabu, 30 Oktober 2013

Al-habib Reza bin Muhsin Al-Hamid, Pengasuh Majelis Al Musthofa, Makassar

Beliau adalah putra pertama dari pasangan Habib Muhsin bin ‘Ali Al Hamid dan Syarifah Nur binti Abu Bakar Al’Aydrus. Habib Reza lahir pada hari Senin, 10 Syawwal 1404 H. Beliau mempunyai empat saudara kandung yaitu Syarifah Jamilah, Habib Muhammad Zacky, Syarifah Khuriyah dan Habib Abu bakar.

Nama lengkap beliau yaitu Habib Reza bin Muhsin bin ‘Ali bin Ahmad bin Muhsin bin ‘Abdullah bin Salim bin Abu bakar bin Muhsin bin ‘Idrus bin ‘Umar bin ‘Abdullah bin Hamid bin Syeikh Abu bakar bin Salim. Yang menurut silsilah nasab adalah cucu ke-13 dari Fakhrul Wujud As Syeikh Abu Bakar bin Salim. Nama atau gelar “Al Hamid” itu sendiri didapat dari salah seorang putra As Syeikh Abu Bakar bin Salim yang bernama Hamid yang artinya orang yang suka bersyukur atau memuji Allah. Habib Reza adalah seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya hal ini dapat dilihat dari ketulusan hatinya dalam menuntut ilmu yang mana itu adalah keinginan orang tuanya agar dapat meneruskan ajaran datuk-datuknya dan di semua kegiatan beliau selalu meminta doa restu orangtua.

Setelah Habib Reza tamat SD di makasar beliau meminta doa restu kepada kedua orangtuanya dan itu adalah keinginan orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan di pulau Jawa. Adapun tujuan yang pertama beliau tuju yaitu di Pondok Pesantren Al Khoirot yang beralamat di jalan Rawalumbu, Bekasi yang diasuh oleh Al Habib Hamid Naqib bin Muhammad BSA sekitar tahun 1996 sampai tahun 1999. Setelah dirasa cukup mondok disana kemudian pada tahun 1999 sampai tahun 2003 melanjutkan pendidikannya ke pondok pesantren Darullughoh Wad-Da’wah Jawa timur, pimpinan Al Habib Hasan bin Ahmad Baharun yang sekarang diasuh oleh putra-putra beliau yaitu Habib ‘Ali Zainal ‘Abidin Baharun dan Habib Segaf Baharun. Setelah 5 tahun mondok di Darullughoh, Habib Reza belum puas akan ilmu-ilmu yang sudah didapat karena beliau haus akan ilmu kemudian beliaupun berangkat ke jakarta sekitar tahun 2003 tepatnya di Pondok Pesantren Ats Tsaqofah Al-Islamiyah pimpinan Al Walid Al Habib ‘Abdurrohman bin Ahmad Assegaf di Bukit duri, Jakarta selatan.

Hingga pada akhirnya atas dorongan orangtua Habib Reza berangkat ke Ribath Darul Musthofa Al Aidid pimpinan Al-Habib ‘Umar bin Muhammad BSA di Hadromaut, Yaman selama kurang lebih 3 tahun. Menurut daftar tertib santri Habib ‘Umar dari catatan Habib ‘Ali Al Haddad, maka Habib Reza terhitung dari angkatan ke-2 dari indonesia tetapi dari daftar Habib ‘Umar adalah angkatan ke-5 dari indonesia. Tujuan dakwah Habib ‘Umar adalah Tauhidul Ummah (mempersatukan umat) yang belum syahadat, disyahadatkan dan yang sudah bersyahadat di ta’qidkan (diyakinkan). Hal ini diteruskan oleh santri-santri Habib ‘Umar yang ada di penjuru dunia khususnya indonesia dan itulah yang di emban Habib Reza dalam da’wahnya mempersatukan umat.

Selama di Hadromaut Habib Reza banyak mendapatkan ijazah dari para wali dan habaib yang ada disana. Antara lain ijazah dari Guru Mulia Al Habib ‘Umar bin Muhammad bin Hafidz, Al Allamah Al Faqih Habib ‘Ali Masyhur bin Muhammad BSA (Mufti Tarim), Al Allamah Habib ‘Abdullah bin Muhammad bin Syahab Qolbu (Tarim), Al Allamah Al Faqih Habib Salim bin ‘Abdullah As-Syathiri, Al Allamah Habib Sa’ad Al ‘Aydrus (Imam Mesjid Segaf Tarim) dan beliau juga mendapatkan ijazah dari beberapa munsib di Hadromaut.
Setelah Habib Reza pulang ke indonesia atas izin Allah dan karena takdir Allah akhirnya Habib Reza tinggal di Tegal pada tahun 2007 dan mendapatkan seorang istri orang tegal dari Qobilah AlHaddar yaitu Syarifah Mumtazah binti Muhsin Al Haddar, dan Alhamdulillah Habib Reza sekarang sudah dikaruniai 4 orang anak, 3 putri dan 1 putra.anak pertama beliau Fatimah yang memberi nama adalah Guru Mulia Habib ‘Umar bin Hafidz, anak ke-2 Zainab yang memberi nama adalah Habib Salim As Syathiri, anak ke-3 ‘Ali Annaqib yang di ambil dari nama kakek dan guru beliau dan anak ke 4 Ruqoyyah yang di beri nama dari ayah beliau Habib Muhsin.

Kegiatan dakwah Habib Reza berpusat di Makassar dan kadang ke Jakarta,Kalimatan dan beberapa wilayah di pulau Jawa, pernah Habib Reza berdakwah ke Riau selama 2 setengah bulan di daerah Enok dalam (pedalaman Riau). Kemudian Habib Reza juga pernah berda’wah di Tegal selama 4 tahun dan mendirikan majelis ta’lim di Tegal dengan nama Darun Nadzir Al Barokah berdiri kurang lebih pada tahun 2007 didirikan atas dorongan khusus Al Habib Mahdi Al Hiyed dan Ustadz Sulthon Barmawi dan ashab-ashab Darul Musthofa yang ada di Tegal.

Pada majelis ta’lim Habib Reza mengkaji dua kitab yang pertama dalam ilmu fiqih menggunakan kitab Taqrirotul Sadidah dan yang kedua dalam ilmu tasawwuf menggunakan kitab Al Mawaridul Rawiyah Al Haniyah karangan Al Habib Ahmad bin Zein Al Habsy. Habib Reza juga suka berdakwah kepada para pemuda khususnya pemuda yang ikut grup motor ketika di Tegal. Adapun sekarang beliau sudah kembali ke kampung halamannya dan berda’wah di Makassar Sulawesi Selatan. Dalam jangka waktu yang cukup singkat da’wah beliau di terima segala lapisan masyarakat dan beliau mendirikan Majelis Al Musthofa. Dengan majelis inilah da’wah beliau menyebar di seantero Indonesia timur, khususnya di sulawesi dan beliau di berikan amanat untuk memimpin Front Pembela Islam di Sulawesi Selatan.

Dengan majlis Al Musthofa dan FPI yg beliau pimpin, da’wah beliau semakin tersentuh di seluruh lapisan masyarakat Sulawesi Selatan. Da’wah beliau dengan akhlaq dan adab Rosulullah saw itu tampak dengan pemahaman keilmuan beliau, namun tak jarang sikap tegas dalam da’wah beliau tampak ketika islam di hina atau dilecehkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar