(1291H-1382H) adalah seorang alim lagi arif. Beliau telah
mendidik ribuan murid yang kebanyakan menjadi ulama ahli fiqih. Dalam mendidik
murid-muridnya, beliau banyak memberikan nasihat-nasihat yang dikemas dalam
kisah-kisah yang penuh hikmah. Beliau menyadari bahawa bagaimanapun sulitnya
pengertian yang hendak ditanamkan, tetapi kalau dituturkan dalam format
kisah-kisah ringan akan jauh lebih mudah dicerna.
Kisah-kisah ini oleh Habib Muhammad bin Hadi disampaikan
kepada para muridnya agar mereka lebih rajin menuntut ilmu, giat dalam beramal
dan bersungguh-sungguh dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Mutiara Nasihat Beliau
Belajar, Bekerja Atau Beribadah
Setiap orang hendaknya menekuni jalan hidup yang ditetapkan
Allah kepadanya.
Siapa yang ditetapkan Allah menjadi penuntut ilmu, hendaknya
ia bersungguh-sungguh menuntut ilmu, mengulang-ulang pelajaran dan hafalannya,
kemudian mengamalkan ilmunya.
Siapa yang ditetapkan Allah untuk mencari rezeki, hendaknya
ia ridho dan bersungguh-sungguh dalam mengelola usahanya.
Begitulah, setiap orang hendaknya ridho dan mensyukuri apa
yang telah ditentukan Allah baginya sehingga ia dapat mencapai derajat
orang-orang yang sempurna. Penulis Zubad berkata:
Yang benar, kamu bersikukuh pada ketentuan Allah,
hingga Allah memindahkanmu darinya.
Ibnu Atha Illah berkata dalam Al-Hikam:
Keinginanmu untuk ber-tajrid*, padahal Allah meletakkanmu
pada asbab** merupakan syahwat yang tersembunyi. Keinginanmu untuk mencari
asbab padahal Allah meletakkanmu dalam tajrid akan menurunkanmu dari derajat
yang tinggi. (II:72)
Catatan kaki:
* tajrid: mencurahkan semua perhatian, tenaga dan
waktu hanya untuk beribadah kepada Alloh.
** asbab: semua kemudahan (fasilitas) dan sarana
untuk memperoleh kenikmatan duniawi.
Sedekah
Selidikilah, adakah di antara saudara, kerabat atau tetangga
kalian yang membutuhkan bantuan. Bagaimana kalian bisa mendapatkan rahmat Allah
kalau kalian tidak mengasihi orang-orang miskin!
Kalian hendaknya memiliki rasa belas kasih, karena madad tak
akan bisa diperoleh, kecuali dengan sikap kasih. Kasih sayang ini merupakan
amalan
hati. Kakekku, Segaf bin Muhammad selalu mengamati keadaan
orang-orang miskin dan tetangganya, padahal beliau sendiri adalah seorang yang
miskin.
Beliau pernah berpesan kepada para pedagang di pasar, “Jika
ada anjing lapar yang lewat, berilah korma. Kemudian catatlah korma-korma itu
sebagai
hutangku.”
Perbuatan Habib Segaf ini sesungguhnya digerakkan oleh kasih
sayang yang ditanamkan Allah ke dalam hatinya.
Kasihilah orang-orang yang miskin dan orang-orang yang
membutuhkan bantuan, senangkanlah hati mereka.
Rasulullah SAW suatu hari berdoa, “Ya Allah kumpulkanlah aku
ke dalam kelompok orang-orang miskin.” (HR Turmudzi dan Ibnu Majah) Beliau
tidak
mengatakan, “Ya Allah, kumpulkanlah orang-orang miskin ke
dalam kelompokku.”
Habib Segaf, jika duduk bersama orang-orang miskin, ia
berkata, “Di hari kiamat nanti, janganlah kalian lupa kepadaku, karena di saat
itu kalian memiliki kekuasaan.” (II: 48)
Ummul Mukminin Aisyah RA bersedekah sebutir anggur.
“Sedekah macam apa ini?” tegur seseorang yang kebetulan
melihat.
“Tidak pernahkah kalian mendengar firman Allah: Barang siapa
berbuat kebaikan sebesar atom pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (QS
Al-Zalzalah, 99:7) Berapa banyak atom yang terdapat dalam sebutir anggur?”
Allah berfirman, “Hendaklah orang-orang yang dilapangkan
rezekinya memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan
rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.”
(QS At-Tholaq, 65:7)
Dipetik dari:
Diposkan oleh ANDRI WIJAYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar