Begitu banyak tokoh islam yang kita kenal dan kita
agung-agungkan selama ini, sangatlah rugi jika tokoh yang satu ini belum
diletakkan pada posisi yang spesial di hati. Beliaulah Syekh Mukhtar Ra. yang
lahir pada bulan Ramadlan, tepatnya malam Lailatul-Qadr tahun 1369 H. bertepatan
dengan tanggal 13 Juli 1950 M. di sebuah negara yang dikenal dengan negri para
nabi dan para wali serta kiblat kaum sufi, alias: Republik Arab Mesir.
Jikalau masa kenabian telah berakhir dan masa kewalian masih
terus menjelma, maka beliaulah seorang wali Allah itu…
Jikalau Rasul telah tiada dan pewarisnya akan tetap ada,
maka beliaulah pewaris handal itu…
Jiakalu Tuhan hanya ditakuti oleh mereka yang ulama’, maka
beliaulah ulama’ terkemuka itu…
Jikalau zaman selalu membutuhkan imam, maka beliaulah imam
zaman itu…
Jikalau umat selalu mengidamkan seorang penuntun dan
penunjuk jalan, maka beliaulah tuntunan itu…
Jikalau Allah hanya memberikan yang terbaik kepada siapa
yang Ia kehendaki dari hamba-hamba-Nya, maka beliaulah hamba pilihan itu…
Jikalau Allah mengutus setiap zaman seorang pembaharu, maka
pada zaman ini beliaulah utusan itu…
Jikalau umat terpecah menjadi sekian golongan dan semua di
neraka melainakn satu, maka beliaulah ketua golongan yang satu itu…
Jikalau kebenaran yang hakiki ada di tangan kaum sufi, maka
beliaulah tuan kaum sufi itu…
Jikalau Tarekat Burhamiah adalah tarekat sufi terunggul
sepanjang sejarah, maka beliaulah syekh tarekat itu…
Beliaulah Maulana Syekh Mukhtar Ra., sang mahaguru agung
yang telah berhasil mencapai sukses di berbagai bidang, pertanian, peternakan,
ekonomi, tekhnologi, peperangan, ketentaraan, politik dan lain sebagainya
sehingga meraih berbagai gelar yang telah membuatnya menjadi milioner yang
berjasa, baik bagi keluarga, agama, umat, bangsa, rakyat, masyarakat maupun
dunia.
Sorga beliau bertempat di sebuah daerah bernama Markaz Badr,
propinsi Buhairah di Mesir, yang mana daerah tersebut dulunya bernama
Ardlushshahabah yang sangat kering dan panas, dan akhirnya kini oleh beliau
menjadi taman sorga yang sangat subur dan penuh kehijauan. Tanah-tanah beliau
luasnya melebihi lima ratusan hektar yang dikelola dengan sempurna dan
dimanfaatkan untuk menyuburkan air, dan menghijaukan bumi serta memelihara
berbagai jenis binatang, ikan, dan burung sehingga mendapat penghargaan tinggi
dari mentri setempat ditambah dengan pelbagai penghargaan yang diraihnya dari
luar negri setelah menunjukkan sebagian kebolehan yang beliau miliki. Beliau
telah berkarir dengan baik di berbagai negara arab maupun luarnya, tak heran
jika banyak yang berguru padanya, baik dalam bidang-bidang dunia maupun agama.
Sawah-sawah beliau begitu banyak, luas dan subur, setiap
sawah diberi nama oleh beliau dengan nama-nama para Ahlul-bait dan Aulia’
sehingga kesemuanya dinamakan dengan Mazari’ul-Kiram (sawah-sawah milik
orang-orang mulia).
Disamping keistimewaan-keistimewaan yang beliau miliki itu,
beliau-pun sempat mengikuti kegiatan-kegiatan spiritual yang diadakan oleh kaum
sufi setempat untuk pemantapan jiwa disamping raga dan demi kesuksesan di
akhirat disamping kesuksesan di dunia. Pada awalnya beliau memasuki Tarekat
Rifa’iah (didirikan oleh Syekh Ahmad al-Rifa’i Ra.) untuk bersuluk demi
mencapai ridho-Nya, kemudian pindah ke Tarekat Ahmadiah (didirikan oleh Syekh
Ahmad al-Badawi Ra.) dan akhirnya berguru pada seorang ulama’ dan wali Allah
tertinggi pada waktu itu (setelah menemukannya), ialah Syekh Muhammad Utsman
Abduh al-Burhani Ra. (Syekh Tarekat Burhamiah) asal Sudan.
Allah memang maha berkehendak… Ia telah menghendaki yang
terbaik untuk hamba-Nya itu… Maulana Syekh Mukhtar Ra. telah dipilih oleh-Nya
sebagai seorang wali yang telah sampai kepada maqam-maqam tertinggi, maqam
Ihsan, maqam Hakikat, maqam Makrifat billah, maqam Wali Mursyid, maqam Imam
Zaman, maqam Warits Muhammadi, maqam al-Gauts dan maqam Musyahadah Ilahiah.
Siapapun diberikan maqam-maqam dan derajat-derajat itu oleh Allah Wwt. maka ia
adalah Waliyyullah tertinggi pada zamannya.
Setelah Syekh Muhammad Utsman Abduh al-Burhani Ra. meninggal
dunia pada tahun 1983 M., maka Maulana Syekh Mukhtar Ra. mulai duduk di atas
kursi kemahaguruan, membimbing umat ke jalan yang benar, memimpin tarekat sufi
terunggul itu, Tarekat Burhamiah Abna’ Syekh Muhammad Utsman Abduh al-Burhani,
yang didirikan oleh salah seorang wali kutub bernama Syekh Ibrahim al-Dusqi Ra.
yang meninggal dunia pada tahun 696 H. / 1296 M.
Dengan izin dan rahmat Allah, Maulana Syekh Mukhtar Ra.
menjadi seorang ulama’ yang sangat berjasa besar bagi umat islam, dengan segala
keahlian yang beliau miliki dalam bidang-bidang agama (Aqidah, Fiqh, Tasawuf,
Tafsir, Hadits, Sejarah islam dan lain-lain) begitu juga dalam bidang-bidang
dunia seperti kimia, fisika, kedokteran, matematika, bahasa, sastra dan lain sebagainya.
Semua itu tentunya adalah pemberian percuma dari yang Maha Esa, dan tiada
mustahil jika Ia menghendakinya. Hanya saja, Tawadlu’ dan Khafa’ beliau sungguh
tak tertandingi !! karenanya, tidak semua orang mudah dan cepat mempercayai
keistimewaan yang beliau punya !!
Murid-murid beliau hari demi hari semakin bertambah datang
dari berbagai penjuru dunia (Malaysia, India, Saudi, Kuwait, Indonesia, Bosnia,
Turki, Makdonia, Yogoslavia, Amerika, Syiria, Libiya, Oman dan lain sebagainya)
hanya untuk berguru pada beliau dan bernaung di bawah naungan beliau dengan
memasuki tarekat beliau dan bersuluk dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan.
Oleh karena ilmu dan hikmah yang beliau terima dari-Nya
begitu luas, banyak dan tak terhingga, maka sebagian dari tanah-tanah milik
beliau dimanfaatkan untuk membuat majlis ta’lim dan majlis zikir serta aula
untuk mengadakan seminar-seminar bermanfaat yang dihadiri oleh lautan manusia
(murid-murid setia beliau). Pada majlis-majlis itu bersinarlah hikmah-hikmah
yang beliau miliki. Beliau aktif menyampaikan ajaran-ajaran dan ilmu-ilmu yang
sungguh memberikan futuhat bagi siapa saja yang mau menerimanya.
Ajaran-ajaran beliau (dari awal sampai akhir) tidak
kontradiksi sedikitpun dengan ajaran-ajaran islam yang murni, walau sebagian
besar dari ajaran-ajaran beliau bersifat baru dan belum pernah didengar
sebelumnya, namun beliau mampu mendatangkan dalil-dalil yang kuat, ilmiah,
logis dan naqli dari nash-nash yang sudah baku untuk membenarkan semua ajaran
yang beliau bawa.
Memanglah beliau tidak pernah sempat duduk di bangku
al-Azhar atau universitas islam lainnya, tapi dengan berbondong-bondongnya para
ulama’ Azhar dan ulama’ manapun lainnya menuntut ilmu dari beliau, merupakan
salah satu tanda bahwa ilmu-ilmu beliau begitu luas dan banyak, kealiman beliau
bersifat laduni dan kewalian beliau belum pernah dijangkau oleh siapapun wali
yang ada.
Lebih-lebih setelah menimbang dan memperhatikan bahwasanya
negara Mesir adalah kiblat kaum sufi yang padanya berkembang banyak tarekat
sufi dan mayoritas rakyatnya bertasawuf dan bertarekat, maka pemerintah Mesir
telah menetapkan untuk mendirikan sebuah majlis formal yang bertanggung jawab
mengkoordinir semua tarekat sufi yang ada dan berkembang di Mesir, sekaligus
mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang berlangsung serta segala aktivitas yang
dilaksanakan oleh tarekat-tarekat sufi itu. Majlis tersebut dinamakan Majlis
A’la Liththuruq Ashshufiyyah atau Majlis Shufi A’la (Majlis Sufi Tertinggi)
yang diketuai oleh salah seorang ulama’ dan pembesar universitas al-Azhar
sekaligus Syekh Tarekat Syennawiah: Syekh Hasan al-Syennawi. Majlis tersebut
telah menetapkan bahwasanya Tarekat Burhamiah Abna’ Syekh Muhammad Utsman Abduh
al-Burhani yang dipimpin oleh Maulana Syekh Mukhtar Ra. dan berkembang di Mesir
dan di negara-negara lainnya adalah merupakan tarekat sufi yang telah terdaftar
resmi dalam Majlis Sufi tersebut dan diakui membawa ajaran-ajaran dan ilmu-ilmu
yang benar dan tidak sesat. Lebih-lebih salah satu markaz tarekat ini terletak
berdekatan dengan universitas al-Azhar Kairo (perguruan tinggi islam terbesar
di dunia) dan juga berdekatan dengan maqam Imam al-Husain Ra. (cucu Rasulullah
saw.).
Pada tanggal 4 April 2005 M. dilangsungkan acara muktamar
sufi pertama sedunia yang dihadiri oleh Syekh Hasan al-Syennawi (ketua Majlis
Sufi Tertinggi di Mesir), Prof.Dr.Ahmad Umar Hasyim (mantan rektor al-Azhar),
Dr.Mahmud Asyur (wakil al-Azhar) dan banyak lagi ulama’-ulama’ Azhar lainnya
ikut menghadiri muktamar sufi tersebut, acara tersebut juga dihadiri oleh
banyak ulama’ dari luar negri seperti India, Malaysia, Indonesia, Kuwait,
Saudi, Turkia dan lain-lain, sehingga muktamar sufi tersebut terkesan sangat
besar karena dihadiri oleh ribuan bahkan jutaan manusia dari berbagai negara,
berbagai tarekat sufi, berbagai organisasi maupun berbagai universitas islam
khususnya al-Azhar. Yang lebih penting dari itu semua adalah: muktamar sufi
tersebut berlangsung di markaz Tarekat Burhamiah Abna’ Syekh Muhammad Utsman
Abduh al-Burhani, di propinsi al-Buhairah Mesir. Sehingga Maulana Syekh Mukhtar
Ra. mendapatkan penghargaan istimewa dari Majlis Sufi Tertinggi Mesir karena
bersedia meminjamkan aulanya untuk muktamar sufi tersebut dan besedia
memberikan layanan terbaik kepada para ulama’ dan masyaikh yang hadir serta sanggup
memberi makan siang yang lebih dari sederhana kepada seluruh hadirin yang
jumlahnya berjuta-juta itu.
Syekh Hasan al-Syennawi sebagai ketua Majlis Sufi Tertinggi
di Mesir senantiasa mendampingi Maulana Syekh Mukhtar Ra. dan bertanya pada
beliau tentang banyak hal yang berkaitan dengan aqidah, hukum-hukum islam,
maupun metode tasawuf dan suluk. Demikian pula para dosen, ulama’ dan
tokoh-tokoh yang ada di Mesir maupun di luarnya, mayoritas dari mereka berguru
pada Maulana Syekh Mukhtar Ra. padahal beliau sendiri tidak pernah duduk di
bangku al-Azhar maupun bangku perguruan-perguruan islam lainnya !! Selanjutnya
setelah melalui berbagai perjuangan mulia, beliau berhasil menjadikan tarekat
beliau sebagai tarekat sufi terbesar dan terbanyak pengikutnya, baik di Mesir
maupun di seluruh dunia.
Pada tanggal 10 Ramadlan 1426 H. di samping masjid Imam
al-Husain Ra., Syekh Hasan al-Syennawi sempat memuji Maulana Syekh Mukhtar Ra.
di hadapan banyak orang dengan perkataannya: “Saya berterima kasih kepada Syekh
Mukhtar karena beliau adalah orang yang memiliki pengaruh yang sangat besar
dalam perkembangan dan pendidikan tasawuf di Mesir maupun di luarnya,
disebabkan karena ilmunya yang sangat banyak, luas dan bermanfaat”.
Disamping berdakwah dengan lisan dan dakwah bil-hal, Maulana
Syekh Mukhtar Ra. dalam menyebarkan ilmu-ilmunya juga telah menulis banyak
makalah dan artikel yang dimuat dalam berbagai media masa di Mesir seperti
majalah Attashawwuf al-Islami, surat kabar Shautul-Ummah, surat kabar al-Fajr,
koran al-Ahram, koran al-Buhairah wal-Aqalim dan lain-lain.
Metode beliau dalam berdakwah sangat indah, beliau
menggunakan metode tasawuf modern yang sesuai zaman dan mengkhitab hati dengan
penuh ketajaman dan kebijaksanaan serta mampu merubah kemunkaran dengan tangan,
hati maupun lisan.
Segala jenis ilmu yang beliau miliki adalah bersifat laduni,
diterima secara langsung dari Allah Swt. dan itu tidaklah mustahil sebagaimana
halnya para nabi dan para wali terdahulu dalam menerima ilmu-ilmu yang benar
dan bermanfaat bagi umat.
Tarekat yang beliau pimpin adalah salah satu dari sejumlah
tarekat sufi yang mu’tabar dalam islam karena tarekat beliau (Tarekat
Burhamiah) digagas oleh seorang wali Allah yang tidak diragukan lagi yaitu
Syekh Ibrahim al-Dusuqi Ra. yang lahir di Mesir pada tahun 653 H. / 1255 M.
Beliau adalah salah seorang dari keempat wali kutub yang masyhur :
1- Syekh Ahmad al-Rifa’i Ra. (pendiri Tarekat Rifa’iah),
2- Syekh Abdul-Qadir al-Jailani Ra. (pendiri Tarekat
Qadiriah),
3- Syekh Ahmad al-Badawi Ra. (pendiri Tarekat Ahmadiah), dan
4- Syekh Ibrahim al-Dusuqi Ra. (pendiri Tarekat Burhamiah).
Keterangan tersebut dapat dirujuk pada :
1. Kitab al-Ayatuzzahirah fi Manaqibil-Auliya’
wal-Aqthabil-Arba’ah oleh Syekh Mahmud al-Ghirbawi.
2. Kitab Qiladatul-Jawahir fi Zikril-Gautsirrifa’i wa
Atba’ihil-Akabir oleh Syekh Abul-Huda al-Shayyadi al-Khalidi Ra.
3. Kitab Farhatul-Ahbab fi Akhbaril-Arba’atil-Aqthab oleh
Syekh Abul-Huda al-Shayyadi al-Khalidi Ra.
4. dan lain-lain.
Syekh Ibrahim al-Dusuqi Ra. diakui kealiman dan kewaliannya
oleh seluruh ulama’ dan auliya yang ada sejak zaman dahulu kala sampai kiamat
tiba, keramat-keramat beliau amat banyak dan nyata, ilmu-ilmu beliau sangat
luas bagaikan samudra. Kitab-kitab yang menerangkan biografi beliau antara lain
:
1. Syaikhul-Islam al-Dusuqi Quthbusysyari’ah wal-Haqiqah
oleh Syekh Rajab al-Thayyib al-Ja’fari.
2. Alamul-Aqthab al-Haqiqi Sidi Ibrahim al-Dusuqi oleh Syekh
Abdurrazzaq al-Kanj.
3. Lisanutta’rif bihalil-Waliyyisysyarif oleh Syekh
Jalaluddin al-Kurki Ra.
4. Abul-Ainain al-Dusuqi oleh Syekh Abdul-Al Kahil.
5. Jami’ Karamatil-Auliya’ oleh Syekh Yusuf al-Nabhani Ra.
6. al-Arif Billah Sidi Ibrahim al-Dusuqi oleh Syekh Sa’d
al-Qadli.
7. Biharul-Wilayah al-Muhammadiah fi Manaqib A’lamishshufiah
oleh Syekh Jodah al-Mahdi.
8. Nailul-Khairat al-Malmusah oleh Syekh Sa’id Abul-As’ad.
9. Aththabaqatul-Kubra oleh Syekh Abdul-Wahhab al-Sya’rani
Ra.
10. Assayyid Ibrahim al-Dusuqi oleh Syekh Ahmad Izzuddin.
11. Sidi Ibrahim al-Dusuqi oleh Syekh Abduttawwab Abdul-Aziz.
12. dan lain-lain.
Setelah Syekh Ibrahim al-Dusuqi Ra. wafat pada tahun 696 H.
/ 1296 M. tarekat beliau dipimpin oleh adik beliau sendiri: Syekh Musa
Abul-Imran Ra. kemudian diteruskan lagi oleh Syekh Ahmad Arabi al-Syarnubi Ra.
kemudian Syekh Muhammad Utsman Abduh al-Burhani Ra. dan kini Tarekat Burhamiah
diimami oleh Maulana Syekh Mukhtar Ra. Dengan demikian maka silsilah Tarekat
Burhamiah Abna’ Syekh Muhammad Utsman Abduh al-Burhani dapat dirincikan sebagai
berikut :
1. Rasulullah Saw.
2. Imam Abu Bakr al-Shiddiq Ra.
3. Imam Umar bin al-Khattab Ra.
4. Imam Utsman bin Affan Ra.
5. Imam Ali bin Abi Thalib Ra.
6. Siti Fathimah al-Zahra’ Ra.
7. Imam al-Hasan Ra.
8. Imam al-Husain Ra.
9. Siti Zainab Ra.
10. Imam Ali Zainal-Abidin Ra.
11. Syekh Ahmad al-Rifa’i Ra.
12. Syekh Abdul-Qadir al-Jailani Ra.
13. Syekh Ahmad al-Badawi Ra.
14. Syekh Abdussalam bin Basyisy Ra.
15. Syekh Abul-Hasan al-Syazuli Ra.
16. Syekh Abdul-Aziz Abul-Majd Ra.
17. Siti Fathimah al-Syazuliah Ra.
18. Syekh Ibrahim al-Dusuqi Ra.
19. Syekh Musa Abul-Imran Ra.
20. Syekh Ahmad Arabi al-Syarnubi Ra.
21. Syekh Muhammad Utsman Abduh al-Burhani Ra.
22. Maulana Syekh Mukhtar Ra.
Adapun metode suluk dan zikir dalam tarekat ini, sungguh
merupakan metode tasawuf dan suluk yang luar biasa, cocok untuk siapa saja,
maklum tarekat papan atas yang mengepalai semua tarekat sufi yang ada. Tarekat
Burhamiah tidak diragukan lagi sebagai tarekat induk sebagaimana ketiga tarekat
induk sebelumnya (Rifa’iah, Qadiriah dan Ahmadiah) yang menjadi gabungan antara
semua tarekat terdahulu sampai kiamat tiba, semenjak zaman Rasul, Imam Abu Bakr
dan Imam Ali, kemudian Imam al-Junaid, sampai munculnya Imam al-Mahdi.
Disamping kehadiran Burhamiah untuk membasmi kejahilan,
kebathilan, kekotoran jiwa, kesesatan, kebejatan, kekejian, kemunkaran,
kejahatan, kekolotan dan kebekuan maupun keterbelakangan, Burhamiah juga mampu
membawa rohani kepada yang termulia, menaklukkan makhluk-makhluk halus yang
menggoda, mengusir Iblis yang durjana, memuliakan prilaku dan tata krama, dan
menyelamatkan dari dunia sampai akhir masa, dengan menyuguhkan wirid-wirid
ampuhnya dan amalan-amalan dahsyatnya.
Seorang pelajar asal Malaysia bernama Muhammad Fadhil
(kelahiran 1976) berguru pada seorang guru buta di Malaysia namun merupakan
wali berkelas tinggi yang disegani umat pada masanya. Sebelum sang guru
meninggal dunia, ia memberi wasiat kepada sang murid: “Pergilah kamu ke Mesir,
di sana kamu akan menemukan Imam Zaman, dan berpuasalah selama 40 hari
berturut-turut agar kamu berhasil menemukannya” !! Setelah tiba di Mesir dan
berpuasa selama 40 hari, tepat pada hari ke-40 ia menjumpai salah seorang
mursyid Tarekat Burhamiah bernama Syekh Shafwat di sebuah bis umum yang
kemudian menujukinya kepada Maulana Syekh Mukhtar Ra. Setelah mendengarkan
ilmu-ilmunya dan terpukau oleh kehebatannya, tanpa keraguan sedikitpun ia
berkata: “Inilah Imam Zaman itu” !! Kini Syekh Muhamamd Fadhil menjadi mursyid
utama dan khalifah terkemuka (Na’ib Am) Tarekat Burhamiah untuk negara kerajaan
Malaysia.
Sebagai penutup, kami menyeru kepada segenap umat islam
(laki maupun perempuan, tua maupun muda) untuk sama-sama mencari dan
menyebarkan kebenaran yang hakiki di bawah naungan Maulana Syekh Mukhtar Ra.
dan bersama menikmati indahnya agama islam, indahnya Qur’an, indahnya cinta
Rasul dan cinta Ahlul-Bait, indahnya tasawuf dan tarekat, indahnya wirid,
hizib, zikir dan selawat, indahnya ilmu dan amal, serta indahnya hidup dan
mati. Segala keindahan, kenikmatan, ketentraman, kebahagiaan, ketenangan dan
kebenaran akan kita raih di bawah naungan beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar