Selasa, 08 Oktober 2013

Asy Syarif Al-Habib Hasyim Al-Idrus

 KERAMAT BETATAK

memiliki kegemaran berjiarah ke makam Syekh Maulana Abdussamad Sirajul Huda yang lebih dikenal sebagai “ Datu Sanggul ” (Ulama yang sezaman dengan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari). Dan ketika bermunculan kelompok-kelompok “Gerombolan” di era pasca kemerdekaan antara tahun 1945 sampai tahun 1950, Asy-Syarif Al-Habib Hasyim bin Asy-Syarif Al-Habib Mustafa Al-Idrus ini merupakan figur tokoh kharismatik yang disegani baik dari pihak Gerombolan maupun dari pihak pemerintahan. dimana setiap yang memiliki hubungan dengan Asy-Syarif Al-Habib Hasyim Al-Idrus tidak akan diganggu oleh kelompok Gerombolan juga tidak akan ditangkap oleh Pemerintah. Beliau merupakan salah satu tokoh yang giat menyebarkan syi’ar Islam hingga beliau wafat pada tahun 1960 M, dan dimakamkan di belakang Masjid Tambarangan, Tatakan, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan dan dikenal sebagai Keramat Betatak.

Mengenai gelar Keramat Betatak ini dikarenakan suatu ketika beliau hendak shalat subuh dan mengambil air wudhu di sungai, sarung beliau diinjak dari belakang oleh seorang pria dan seorang wanita yang menyimpan iri dengki kepada beliau, hingga menyebabkab beliau terjatuh dalam posisi tengkurap, lalu dua orang tadi yang sebelumnya sudah menyiapkan senjata tajam, segera menyerang Asy-Syarif Al-Habib Hasyim Al-Idrus. Akan tetapi serangan pria itu tidak dapat menembus kulit beliau sedikit pun, hanya wanita saja yang dapat melukai tubuh beliau, begitu juga wanita itu yang segera menyayat punggung beliau seperti menyayat ikan, namun sayatan itu tidak dapat begitu dalam melukai beliau, hanya sedalam kurang lebih ½ cm. Selama beberapa hari beliau berada di pinggir sungai dalam posisi tengkurap namun beliau tidak meninggal, sampai akhirnya ditemukan dan dibawa oleh sanak keluarga ke rumah, dan beliau kembali sehat seperti sedia kala hanya dalam tempo beberapa hari. Lain halnya dengan pria dan wanita pelaku penyerangan itu yang mengalami muntah darah dan menjadi gila hanya dalam tempo yang singkat setelah aksi jahat mereka, kemudian rumah mereka pun terbakar beserta pria dan wanita yang telah menjadi gila itu, dan mereka terbakar hidup-hidup di dalam rumah mereka. Sejak itulah Asy-Syarif Al-Habib Hasyim Al-Idrus di kenal sebagai Keramat Betatak.

Adapun salah Satu cucu

Asy-Syarif Al-Habib Hasyim Al-Idrus yang bernama Asy-Syarif Al-Habib Muhamad Effendi bin Asy-Syarif Al-Habib Hasan Badri bin Asy-Syarif Al-Habib Hasyim bin Asy-Syarif Al-Habib Mustafa bin Sultan Asy-Syarif Al-Habib Ali Al-Idrus Raja Sabamban pertama, telah dinobatkan selaku Imam Mursyid salah satu Thariqah Mu’tabarah pada hari Kamis 16 Ramadhan 1423 / 21-11-2002, oleh Rais Am Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah Indonesia yaitu Al-Allamah Al-Arif Billah Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim Bin Yahya, Pekalongan (Jateng).

Demikianlah sedikit daripada kisah keturunan raja sebamban beserta keturunannya yang InsyaAllah akan bermanfaat, serta akan memberikan Barokah bagi kita semua yang membacanya.

Akhirul kalam, salah dan khilaf adalah semata dari saya yang dhaif ini dan kebenaran hanyalah kepada Allah Azza Wa Jalla. saya mohon ampunan atas kesalahan serta mengharapkan keridhoan-Nya. Amin Yaa Rabbal ‘Alamin.

.::SELESAI::.



Narasumber : Ir.Asy-Syarif Al-Habib Muhamad Effendi bin Hasan Badri bin Hasyim bin Mustafa bin Sultan Asy-Syarif Al-Habib Ali Al-Idrus

Narasumber : Jiddah Syarifah Nurhayati ( ifah Nur ) Binti Hasyim Bin Mustafa bin Sultan Asy-Syarif Al-Habib Ali Al-Idrus


Tidak ada komentar:

Posting Komentar