Selasa, 29 Oktober 2013

KAI UTUH AMUT

 Burhan bin Aran menmceritakan suatu kisah yang diperolehnya dari seorang saksi sejarah yang kini masih hidup. Yang bernama sanah yang juga merupakan neneknya.
Dahulu di desa Hambuku ilir hidup sepasang suami istri yang amat rukun dan damai. Sanb suami bernama Datu Kapsan dan istrinya Datu Galuh Muning. Sdebagaimana kebanyakan penduduk desa saat itu kebanyakan bekerja sebagai nelayan di sungai atau danau yang ada disekitar desa mereka. Sebagian lagi mata pencaharian penduduk adalah bertani dan berkebun
            Datu Kapsan adalah salah satu dari penduduk desa itu yang mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan. Hasil dari tangkapan ikan yang ia dapatkan beliau bawa atau jual sendiri ke daerah lain. Terkadang ke Negara, Amuntai, Kalua dan daerah lainnya. Adapun istri beliau Datu Galuh Muning tatkala sang suami pergi, membantu mencari ikan di sekitar rumah saja.
            Beberapa tahun kemudian dari hasil perkawinan mereka berdua lahirlah empat orang anak yang terdiri dari seorang perempuan dan tiga orang laki-laki
1.      Anak pertama seorang perempuan bernama Jaah (wafat tahun 1994, umur 100 tahun lebih)
2.      Anak kedua seorang laki-laki bernama Rahmat yang akhirnya dikenal dengan sebutan UTUH AMUT .beliau tidak beristri hingga akhir hayat.
3.      Anak ketiga bernama Andar (wafat pada waktu berumur 80 tahun)
4.      Anak keempat seorang lelaki bernama Kai Ira ( wafat pada saat berumur 75 tahun)

RAHMAT YANG DIKENAL DNGAN SEBUTAN
UTUH AMUT
            Kai Rahmat atau yang lebih dikenal dengan gelar Utuh Amut yang merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Datu Kapsan dan Datu Galuh Muning. Menurut cerita yang disampaikan nenek Sanah kepada Burhan bin Aran bahwa Kai Utuh Amut di waktu kecilnya pada usia sekitar tujuh atau delapan tahun masih berpakaian lengkap seperti anak kecil lainnya. Teapi ketika dia mendapat musibah atau kecelakaan yang menimpanya yaitu jatuh dari ayunan yang disebut ayunapan (ayunan yang terbuat dari papan). Yang mana ia bermain ayunan tersebut di bawah rumahnya 9kebiasaan rumah orang di desa ini saat itu tinggi-tinggi yang mana tingginya bias mencapai 2 meter. Mainan ayunapan ini merupakan permainan tradisional anak-anak pada masa dahulu. Setelah jatuh dari ayunan tersebut ia menjadi sakit dan sakitnya semakin hari semakin bertambah. Kedua orang tua Kai Utuh Amut ini berusaha menyembuhkannya dengan membawa kepenambaan (orang pintar) yg ada dikampungnya saja serta dengan mencoba memakan obat-obatan tradisional yang mereka ketahui dari orang tua terdahulu, maklum untuk berobat kekota atau keluar daerah mereka tidak mempunyai uang atau dana.
            Semakin hari sakit anaknhya semakin bertambah, sampai-sampai sakitnya tersebut hamper membuatnhya meninggal dunia.
            Demi melihat keadaan sakit anaknya yang demikian parah inilah Datu Kapsan dan Datu Galuh Muning berdoa siang dan malam untuk kesembuhan anaknya. Karena mereka berkeyakinan bahwa hanya kepada ALLAH-lah berserah diri, Tidak ada yang dapat meneymbuhkan penyakit selain Dia.
            Bagaimana parahnya suatu penyakit, kalau ALLAH belum menghendaki kematiannya, maka orang itu akan sembuh. Maka dengan qudrat dan iradat serta inayah dari ALLAH TA’ALA akhirnya Utuh Amut sembuh dari penyakit yang dideritanya.
            Tetapi setelah kesembuhannya terjadi perubahan pada dirinya . sebelum sakitnya ia masih suka berpakaian tetapi setelah sembuh ia tidak mau lagi berpakaian. Kalau disuruh berpakaian ia akan menggelangkan kepalanya dan kalau dipaksa dia akan menangis sambil meronta-ronta. Karena kebiasaanya ia akhirnya diberi gelar Utuh Amut atau orang yang telanjang bulat.
            Setelah kesembuhannya dari penyakit dan kebiasaan barunya yang tidak mau berpakaian, ia suka berjalan kemana saja baik siang maupun malam dan waktu ia berumur sekitar 9 tahun.
            Dalam hal perjalanannya itu Utuh Amut lebih sering berjalan kaki. Namun sesekali ia ikut menumpang kendaraan atau ada orang yang mengajaknya naik kendaraan. Menurut salah seorang cucunya yang masih hidup Utuh Amut saat mau berjalan tidak mau diberi bekal makanan atau minuman dan tidak bias diperkirakan ke mana ia akan berjalan dan kapan ia akan kembali, namun rumah keluarganya tidak pernah menutup pintunya karena Utuh Amut datangnya tidak menentu, terkadang siang, sore, malam bahkan waktu subuh, dan tentang makanan-makanan selalu disiapkan diatas meja maka, sebab walaupun disuruh makan terkadang ia tidak mau makan dan terkadang disaat orang tidak ada yang makannya ia minta makan.
            Melihat keadaan yang demikian Datu Kapsan merasa prihatin melihat kondisi anaknya yang kala itu masih terlalu muda untuk berjalan ketempat yang terlalau jauh dan kadang-kadang sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan baru kembali kerumah. Datu Kapsan berusaha sedapat mungkin untuk melarangnya, bahkan ia pernah melarangnya disertai dengan menyakiti atau memukulnya. Namun semua itu tidak dipedulikan Utuh Amut. Hal ini dilakukan Karen ia mempunyai kemauan yang keras dan kuat. Kebiasaan berjalan-jalan ini dilakukannya hingga tahun 1972.


ASAL MULA TERKENALNYA UTUH AMUT

            Kali pertam terlihat keanehan atau keramat pada Kai Utuh Amut terjadi pada akhir tahun 1971 di Kelayan, Banjarmasin di rumah seorang perempuan tua bergelar Ma Utuh dan disaksikan oleh Ma Utuh sendiri. Pada saat Kai Utuh Amut sudah mau memakai pakaian. Namun ia hanya mau memakai pakaian jika pakaian yang dipakainya berwarna kuning.
            Al-kisah adalah perempuan tua yang yg bergelar Ma Utuh ini mempunyai penyakit yang sudah lama sekali dideritanya, yaitu penyakit abuh (pembesaran perut) atau tumor diperut. Sudah kesana kemari berobat, baik kerumah sakit, dokter (pengobatan modern) ataupun kedukun kampong (pengobatan tradisional), namun penyakitnya tak kunjung sembuh juga. Sedangkan untuk biaya berobat kerumah sakit sudah tidak ukup lagi. Sampai pada suatu saat datang lah Ma Utuh kepada seorang Habib untuk minta Banyu TAwar (9meminta air yang diberi doa) bagi kesembuhan penyakitnya. Setelah sampai dirumah Habib tersebut Ma Utuh menceritakan penyakit yang dideritanay dan minta tolong kepada Sang Habib untuk memberikan banyu tawar (air yg diberi doa) dan mendoakan  bagi kesembuhan penyakitnya. Tak lama kemudian selesailah sang Habib menawar banyu yang diminta Ma Utuh dan memberikan air tersebut kepadanya sambil berpesan :
 “Wahai Ma Utuh air ini nanti diminum tiga kali sehari semoga penyakit sampian cepat disembuhkan oleh ALLAH SWT”.
 “Ma Utuh aku berpesan kepadamu nanti apabila sampian ada bertemu atau melihat seseorang yang terlihat aneh atau tidak seperti kebiasaan orang banyak maka ajaklah ke rumah dan beri makan dan minum serta pakaian dan peliharalah ia serta mintadoakan kepada untuk kesembuhan penyakit sampian. Hanya itulah yang dapat aku sampaikankepada sampian, semoga sampian bertemu dengan orang tersebut dan penyakit sampian lekas sembuh.” Ujar Habib menambahkan.
            Sesampainya dirumah terpikir oleh Ma Utuh untuk mencari orang yang disebutkan dan di isyaratkan oleh Habib tadi dan ia berusaha mencari orang tersebut.
            Setelah beberapa hari kemudian saat duduk-duduk di teras rumahnya Ma Utuh melihat seorang laki-laki tua sedang berjalan di depan rumahnya sambik mulutnyha komat-kamit seperti ada yang dibacanya, orang tersebut tidak memakai busana sedikitpun namun kulit orang tersebut terlihat sangAt bersih layaknya orang yang baru mandi. Demi melihat orang n tersebut dengan cepat Ma Utuh berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju orang yang ada di depan rumahnya sambil memanggil: “utuh!... utuh!... utuh!...(panggilan orang hulu sungai kepada laki-laki yang tidak dikenalnya) tunggu aku.”teriak Ma Utuh sambil melambaikan tangannya.
            Mendengar ada yang memanggilnya orang yang bertelanjang itupun berhenti. Kemudian Ma Utuh mengajak orang tersebut ke rumahnya  dan orang itupun mau mengikuti ajakan Ma Utuh . setelah masuk orang itu dianggapnya sebagai tamu, diberi makan, minum dan diberi kamar untuk istirahat, namun anehnya orang itu mau menuruti apa-apa yang diperintahkan Ma Utuh. Setelah seharian berada dirumah Ma Utuh orang yang bertelanjang itu diajak berbicara oleh Ma Utuh. Namun orang tersebut sepertinya aga atau gagu (tuna rungu) kurang lancer dalam berbicara, tetapi ia sangat faham dengan apa yang kita ucapkan kepadanya dan kalu diberi pertanyaan kebanyakan dijawabnya hanya dengan anggukan dan gelengan kepala atau senyum-senyum sambil tertawa-tawa.
            “Utuh, aku menderita suatu penyakityang sudah lama ku derita yaitu penyakit abuh (tumor diperut,perut setiap harinya bertambah besar) jadi aki minta tolong kepadamu bagaimana caranya supaya penyakitku ini sembuh.” Kata Ma Utuh seraya memohon dengan sangat.
            Orang yang dihadapannya (Utuh Amut) mendengarkan dengan seksama apa-apa yang dibicarakan oleh Ma Utuh.
            “apabila nanti penyakitku ini sembuh maka engkau akan ku angkat menjadi saudaraku dunia akhirat dan engkau akan kubelikan pakaian yang berwarna serba kuning.” Sambung Ma Utuh lagi.
            Mendengarkan perkataan Ma Utuh yang demikian Utuh Amut tersenyum sambil mengangguk-angguk tanda setuju. Kemudian Utuh Amut mendekati Ma Utuh, setelah berhadapan Utuh Amut memejamkan matanya sambil berdoa untuk kesembuhan Ma Utuh. Setelah seleesai berdoa Utuh Amut mengambil nafas dalam-dalam dan meniupkannya kea rah perut Ma utuh , hal ini dilakukannya sebanyak tiga kali berturut-turut. Setelah selesai Utuh Amut mengisyaratkan kepada Ma Utuh untuk tidur kekamarnya. Dan Ma Utuh menuruti apa yang di isyaratkan oleh Utuh Amut seraya berdoa : “mudah-mudahan penyakitku ini segera sembuh.”
            Seperti biasanya Ma Utuh bangun jam empat subuh dan mengambil air wudhu untuk sholat subuh, betapa terkejutnya ia melihat keadaan perutnya, yang mana tadinya besar  bagaikan orang yang sedang hamil tua sekarang sudah kecil seperti sebelum ia menderita penyakit abuh dan tidak merasakan lagi ada sakit ataupun rasa perih di perutnya sebagaimana sebelumnya tak terasa. Tak terasa ia berucap :
Maha suci ALLAH, Segala puji bagi ALLAH dan tidak ada Tuhan selain ALLAH dan ALLAH Maha Besar, yang apabila ia menghendaki sesuatu terjadi, maka terjadilah”.
            Kemudian dia bergeggas berwudhu dan melanjutkan shalat subuhnya dan diteruskan dengan doa. Setelah itu dia melakukan sujud syukur sebagai tanda terima kasihnya kepada ALLAH TA’ALA atas kesembuhannya yang telah diberikan-Nya kepadanya dan tak lupa pula ia berterima kasih kepada  Utuh Amut yang telah mendoakan kesembuhannya sambil mendoakan Utuh Amut agar ALLAH memberikan keselamatan dan kesejahteraan di dunia maupun diakhirat kelak.
Kemudian Ma utuh memberi tahu kpd Utuh Amut tentang kesembuhan penyakitnya sambil mengucap[kan terima aksih yg tak terhingga kepadanya . utuh Amut hanya senyum-senyum sambil mengangguk-ngangguk seraya ikut bergembira mndengar ucapan Ma Utuh.
            Setelah menyiapkan makanan ala kadarnya untuk Utuh Amut Ma Utuh pergi kepasar untuk membelikan pakaian kuning untuk Utuh amut sebagaimana Nadzarnya. Sesampainya dipasar Ma Utuh menceritakan  semua yang dialaminya ini kepada semua orang yang  ditemuinya terutama pedagang pakaian dimana ia akan membelikan pakaian itu. Mendengar penuturan Ma utuh  pedagang kain tersebut tidak mau dibayari perihal kain hyang ingin dibeli Ma Utuh. Pedagamng tersebut menyedekahkan pakaian tersebut.
Tak lama setelah kejadian tersebut maka gemparlah penduduk kampong Kelayan itu mendengar kesembuhan Ma Utuh yang didoakan dan ditiupi oleh Utuh Amut yg menjadi tamu. Maka berdatanganlah sebahagian penduduk kampong  ke rumah Ma Utuh untuk minta doa atau minta hajatnya didoakan agar dikabulkan ALLAH TA’ALA kepada Utuh amut, setiap harinya rumah Ma Utuh tidak pernah sepi dari para tamu yang datang baik dari dalam maupun luar kampong kejadian ini berjalan lebih dari 2 bulan (akhir tahun 1971). Begitu cepat berita tersebut terdengar sampai ketelinga keluarganya. Maka keluarganya akan menjenguk untuk memastikan apakah benar Utuh Amut yg diberitakan itu adalah keluarganya sekaligus untuk menjemputnya pulang kekampung halaman. Stelah mengadakan musyawarah keluarga, maka berangkatlah saudara tuanya yaitu Jaah dan cucunya Idup ke Kelayan, Banjarmasin untuk memastikan berita tersebut. Sesampainya dkampung Kelayan mereka menuju rumah Ma Utuh  diantar oleh penduduk kampong yg tahu keberadaanya. Setelah bertemu dgn Utuh Amut saudara dan cucunya bersalaman sambil berpelukan karena rindu setelah sekian lama tidak bertemu. Setelah beberapa hari menginap dirumah Ma Utuh Jaauh minta izin untuk membawa Utuh Amut kekampungnyadan tak lupa mengucapkanterima kasih karena telah memelihara saudaranya Utuh Amut dalam beberapa bulan terakhir. Ma Utuh pun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas pertolongan Utuh Amut dalam mendoakan kesembuhannya serta mendoakan Utuh Amut agar diberikan balasan berlipat ganda oleh ALLAH SWT.
Mak pulanglah Utuh Amut bersama kakak dan cucunya menumpang kapal motor cinta sempurna menuju desa sungai Durait Babirik. Saat kepulangan inilah hamper seluruh warga penduduk kampong Kelayan berduyun-duyun datang kerumah Ma Utuh untuk melepas kepergian Utuh Amut dengan melambaikan tangan sambil berlinang air matasebagian penduduk kampong terutama Ma Utuh yang tak kuasa menahan tangisnya mengantarkan kepergian Utuh Amut dan keluarganya ketika mereka sudah menaiki kopal motor tersebut seraya berdoa “semoga kalian selamat sampai tujuan”. Utuh Amut dan keluarganya pun melambaikan tanan seraya berucap “selamat tinggal. Semoga kita bertemu kembali”.
Beberapa hari kemudian sampailah Utuh Amut beserta keluarganya dirumahnya desa Sungai Durait babirik yaitu sekitar awal tahun 1972. Dan sejak saat kedatangannya itu Utuh Amut tidak pernah lagi berjalan ataupun berkelana keluar kampungnya sebagaimana kebiasananya dahulu. Namun setiap harinya tidak henti-hentinya orang datang kerumahnya untuk minta doakan ataupun berbagai hajat lainnya baik dari sekitar kampungnya ataupun dari luar kampungnnya dan dari luar daerah Kalimantan Selatan seperti Palangkaraya, Sampit, Kapuas, Samarinda, Muara Teweh dan daerah-daerah lainnya.
Dan adapun yang penulis tulis kali ini adalah keramat Utuh Amut lainnya seperti :
1.      Saat Utuh Amut dalam kandungan pernah ibunya menemui keanehan, yaitu pada saat ibunya berjalan kerumah tetangga untuk suatu keperluan. Pada saat perjalanan pulang kembalinya kerumah hujan turun dengan lebatnya disertai angin sangat kencang, namun saat itu air hujan tidak mengenai tubuh ibunya sampai ibunya masuk kerumah. Padahal jarak dari saat kehujanan sampai kerumahnya sekitar 300-400 meter

2.      Pada saat disunat/khitan ia tidak mersa sakit. Bahkan ketika selesai disunat ia langsung bermain air dgn bermandi-mandian disekitar rumahnya yang terletak ditengah sawah.

3.      Pada tahun 1965  ketika ia berjalan disekitar kampung  ia digigit ular dikaki kanannya, namun gigitan tersebut tidak membahayakannya. Hanya dengan mengobati disertai olesan kucur kinang gigitan ular berbisa tersebut menjadi tawar dan baik kembali. Ular berbisa tersebut ditangkap dan dilepaskannya kesungai.

4.      Tersebut cerita pada masa penjajahan belanda pada saat itu musim kemarau, ada sebuah mobil belanda yang ingin lewat menyebrang diatas jembatan sungai durait, namun ketika baru sampai kurang lebih 2 meter diatas jembatan mesin mobil tersebut mati seketika dan tidak mau hidup, setelah dicoba diperbaiki dan dihidupkan kembali mobil tersebut tetap tidak mau hidup padahal mobil tersebut  sepertinya tidak ada kerusakan. Kemudian ada salah seorang penumpang yang melihat kebawah jembatan ternyata ada seseorang yang sedang tidur dengan pulas.. kemudian mereka memberitahu hal tersebut kepada teman yang lainnya. Maka mereka turun untuk memeriksa kebawah jembatan ternyata yang tidur tersebut adalah Kai Utuh Amut. Kemudian mereka mencoba membangunkannya dan Kai Utuh Amut pun bangun. Setelah itu mereka mencoba menghidupkan mesin mobil mereka lagi dan ternyata dapat dihidupkan serta dapat melewati jembatan tersebut untuk meneruskan perjalanan.

5.      Pedagang yang jika barang dagangannya diminta oleh Kai Utuh Amut dikasihkan kepadanya, barang dagangannya akan cepat laku,sebaliknya barang dagangan yang dimintanya tidak diberi maka dagangannya hamper tidak mau laku.

Mungkin hanya itu saja yang penulis dapat tulis dari salinan buku MANAQIB UTUH AMUT kali ini, apabila ada salah khilaf mohon dimaafkan dan kalau ada ketidak puasan dari pembaca atau ada yang ingin ditanyakan atau meminta postingan kisah-kisah para Wali Insya ALLAH penulis akan carikan.Terima kasih sudah mau singgah di blog kami,semoga bermanfaat dan memotivasi kita dalam beribadah kepada ALLAH.sekali lagi kami ucapkan TERIMA KASIH

Diposkan oleh Rosma Riadi
http://muslimktb.blogspot.com/2012/12/kai-utuh-amut.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar