Rabu, 23 Oktober 2013

Guru Husin Qadri

Banyak sebutan untuk maqam ini,ada yang menyebut Kubah Guru Husin Qadri,ada juga yang menyebut Kubah Tunggul Irang,sesuai dengan nama kampung tempat kubah ini berada.Banyak sekali ulama yang berkubur disini.Alimul fadhil KH Abdurrahman,kemudian anak beliau Alimul fadhil Mufti KH Ahmad Zaini,kemudian cucu cucu beliau Alimul fadhil Qadhi KH Husin Qadri,KH Badrudin,KH M.Rosyad adalah sebagian dari mereka yang berkubur disini.Alimul fadhil KH A.Rahman anak dari Habibah anak dari Shalihah anak dari tuan Giat.Tuan Giat adalah saudara dari Tuan Gowat istri dari Syekh Muhamad Arsyad Albanjari.

Qadhi  yang dikenal sebagai ulama yang wara ', lemah- lembut, dan ramah- tamah
KH.Husein Qadri bin Mufti KH.Ahmad Zaini bin KH.Abdurrahman Al-Banjari di lahirkan pada tanggal 17 Ramadhan 1327 H dari seorang ibu yang sholehah yang bernama Hj.Sanah putri Niangah putri Hamidah binti Mufti H.Jamaluddin putra Syeikh Muhammad Arsyad Al- Banjari.
     Sejak kecil dia selalu dalam pengasuhan dan pendidikan ayahnya Mufti KH.Ahmad Zaini dan kakeknya yang bernama KH.Abdurrahman (Guru Adu Tunggul Irang) bin KH.Zainuddin Al-Banjari, guru beliau yang utama sekali dalam bidang ilmu adalah kakeknya sendiri yaitu KH.Abdurrahman (guru Adu) yang setiap malam sebelum kakeknya mengaji kepada gurunya KH.Said Wali al-Banjari sehingga ia dapat menguasai berbagai ilmu pengetahuan Agama.
     Selain itu beliau juga belajar kepada KH.Kasyful Anwar al-Banjari di kampung Melayu Martapura, kemudian beliau disuruh belajar oleh kakeknya KH.Abdurrahman untuk belajar secara khusus tentang Wifik kepada KH.Zainal Ilmi di desa dalam pagar Martapura.
     Beliau sangat terkenal sebagai ulama yang wara ', lemah lembut, ramah- tamah kepada siapapun, sehingga senyumnya selalu membayang bagi orang yang mengenal beliau, tak heran bila dia sangat dicintai oleh masyarakat. Kehidupannya yang sangat sederhana dan memiliki akhlak yang mulia.
       Beliau menjabat sebagai Qadhi yang dikenal jujur ​​dan adil di Kantor Kerapatan Qadhi Martapura pada waktu itu, ada sekitar 15 buah langgar tempat ia melakukan pengajian secara rutin, setiap pengajian di Mesjid Jami 'al Karamah martapura selalu dihadiri ribuan kaum muslimin yang melimpah-ruah sampai ke halaman mesjid.
Beliau sangat jeli dan peka terhadap situasi masyarakat, maka ketika ia melihat hal-hal yang bertentangan dengan hukum Islam meskipun hanya syubhat, ia dengan sigap dan cepat meluruskan kembali dan membimbing ke arah yang sebenarnya dengan sangat bijaksana dan penuh kasih sayang .   Di antara karya tulis beliau adalah:
1. Senjata Mu'min
2. Manasik Haji dan Umrah
3. Nurul Hikmah
4. Kitab Khutbah Jum'at
5. dan sebuah kitab Tafsir al-Qur'an yang tidak sempat ia beri judul.
                Qadhi KH.Husein Qadri tercatat sebagai guru senior yang memiliki pengaruh dalam pembaharuan kemajuan di Pondok Pesantren Darussalam Martapura yang diakui keilmuannya, baik oleh kalangan orang masyarakat biasa maupun kalangan orang-orang alim, diantaranya:
Al-Muhaddist KH.Anang Sya'rani Arif beliau berkata: "Tadi malam aku sudah mengetahui akan tanda tanda kematiannya, sampai jam 3 malam aku tidak bisa tidur, aku keluar rumah, aku melihat keatas langit tidak ada satu bintangpun yang bersembunyi, semuanya keluar , lalu dalam hatiku berkata: jika aku parak (dekat) dengan rumah si anang (biasanya memanggil KH.Husein Qadri) aku akan datang kerumahnya, akan tetapi rumahku jauh terpaksa setelah sholat subuh aku baru bisa kerumahnya, ketika aku sampai kerumahnya, nafasnya telah habis (wafat). dan katanya, "Tidak ada yang dapat menyamai anang masalah kehebatannya, antara syariat dan hakikat, baginya sama berat timbangannya."
KH.Syarwani Abdan Bangil pernah berkata tentang KH.Husein Qadri : "Tidak ada yang bisa menyamainya apalagi melebihi akhlak H.Husein Qadri dijaman sekarang dan akan datang.”
      Seorang ulama besar dari Aceh pernah datang ke Martapura untuk menghadiri pengajian rutin Qadhi KH.Husein Qadri di Mesjid al-Mukarramah, Martapura pada waktu Ashar, beliau duduk ditengah tengah orang banyak bersama temannya, ia menyamar sebagai orang biasa, usai pengajian iapun berkomentar kepada temannya tadi : "Tidak ada yang dapat menyamai ulama ini, kalau segi ilmu mungkin banyak ulama lain juga memilikinya, tapi ia memiliki Nur yang langsung ia dapat dari Allah SWT inilah yang membedakannya dengan orang lain ”.
     Pernah suatu hari setelah beliau wafat, seorang dari pulau sumatera datang berkunjung kekota martapura dan berkeliling di Pasar Martapura sampailah ia bertemu dengan Habib Zein al-Habsyi, iapun langsung menanyakan akan Kitab Senjata Mukmin karangan KH.Husein Qadri, kemudian Habib Zein Al- Habsyi mengambilkannya dan menyerahkan kepada orang tersebut. orang itu lalu membayarnya dengan biaya yang mahal, lalu ia cium foto KH.Husein Qadri seraya berkata : "Inilah keperluanku datang dari pulau Sumatera kesini dan inilah sebenar- benarnya Wali Allah yang besar”. dan banyak lagi pujian yang ditujukan kepadanya baik dari teman maupun murid muridnya.
     Qadhi KH.Husein Qadri Al-Banjari adalah saudara seayah lain ibu dengan KH. Badruddin (Guru Ibad), beliau memiliki beberapa anak diantaranya:
-H.Najmuddin
-H.HasanRusydi
-H.AbdulMuadzdanlainnya. 
Setelah sekian tahun berkiprah dalam dakwah menegakkan hukum Islam, mengayomi masyarakat tanpa pamrih, akhirnya pada hari Jum'at tanggal 27 Jumadil Awwal 1387 H, beliau berpulang ke Rahmatullah, jasadnya dimakamkan di Desa Tunggul Irang Martapura berdampingan dengan ayah dan kakeknya.
(“Semoga Rahmat dan Ridho Allah SWT selalu terlimpah atas Tuan Guru KH. Husein Qadri Al-Banjari...Amiin “.)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar