Banyak
sebutan untuk maqam ini,ada yang menyebut Kubah Guru Husin Qadri,ada juga yang
menyebut Kubah Tunggul Irang,sesuai dengan nama kampung tempat kubah ini
berada.Banyak sekali ulama yang berkubur disini.Alimul fadhil KH
Abdurrahman,kemudian anak beliau Alimul fadhil Mufti KH Ahmad Zaini,kemudian
cucu cucu beliau Alimul fadhil Qadhi KH Husin Qadri,KH Badrudin,KH M.Rosyad
adalah sebagian dari mereka yang berkubur disini.Alimul fadhil KH A.Rahman anak
dari Habibah anak dari Shalihah anak dari tuan Giat.Tuan Giat adalah saudara
dari Tuan Gowat istri dari Syekh Muhamad Arsyad Albanjari.
Qadhi yang dikenal sebagai ulama yang wara ',
lemah- lembut, dan ramah- tamah
KH.Husein
Qadri bin Mufti KH.Ahmad Zaini bin KH.Abdurrahman Al-Banjari di lahirkan pada
tanggal 17 Ramadhan 1327 H dari seorang ibu yang sholehah yang bernama Hj.Sanah
putri Niangah putri Hamidah binti Mufti H.Jamaluddin putra Syeikh Muhammad
Arsyad Al- Banjari.
Sejak kecil dia selalu dalam pengasuhan
dan pendidikan ayahnya Mufti KH.Ahmad Zaini dan kakeknya yang bernama
KH.Abdurrahman (Guru Adu Tunggul Irang) bin KH.Zainuddin Al-Banjari, guru
beliau yang utama sekali dalam bidang ilmu adalah kakeknya sendiri yaitu
KH.Abdurrahman (guru Adu) yang setiap malam sebelum kakeknya mengaji kepada
gurunya KH.Said Wali al-Banjari sehingga ia dapat menguasai berbagai ilmu
pengetahuan Agama.
Selain itu beliau juga belajar kepada KH.Kasyful
Anwar al-Banjari di kampung Melayu Martapura, kemudian beliau disuruh belajar
oleh kakeknya KH.Abdurrahman untuk belajar secara khusus tentang Wifik kepada
KH.Zainal Ilmi di desa dalam pagar Martapura.
Beliau sangat terkenal sebagai ulama yang
wara ', lemah lembut, ramah- tamah kepada siapapun, sehingga senyumnya selalu
membayang bagi orang yang mengenal beliau, tak heran bila dia sangat dicintai
oleh masyarakat. Kehidupannya yang sangat sederhana dan memiliki akhlak yang
mulia.
Beliau menjabat sebagai Qadhi yang
dikenal jujur dan adil di Kantor
Kerapatan Qadhi Martapura pada waktu itu, ada sekitar 15 buah langgar tempat ia
melakukan pengajian secara rutin, setiap pengajian di Mesjid Jami 'al Karamah
martapura selalu dihadiri ribuan kaum muslimin yang melimpah-ruah sampai ke halaman mesjid.
Beliau
sangat jeli dan peka terhadap situasi masyarakat, maka ketika ia melihat
hal-hal yang bertentangan dengan hukum Islam meskipun hanya syubhat, ia dengan
sigap dan cepat meluruskan kembali dan membimbing ke arah yang sebenarnya
dengan sangat bijaksana dan penuh kasih sayang . Di antara karya tulis beliau adalah:
1. Senjata
Mu'min
2. Manasik
Haji dan Umrah
3. Nurul
Hikmah
4. Kitab
Khutbah Jum'at
5. dan
sebuah kitab Tafsir al-Qur'an yang tidak sempat ia beri judul.
Qadhi KH.Husein Qadri tercatat
sebagai guru senior yang memiliki pengaruh dalam pembaharuan kemajuan di Pondok
Pesantren Darussalam Martapura yang diakui keilmuannya, baik oleh kalangan
orang masyarakat biasa maupun kalangan orang-orang alim, diantaranya:
Al-Muhaddist
KH.Anang Sya'rani Arif beliau berkata: "Tadi malam aku sudah mengetahui
akan tanda tanda kematiannya, sampai jam 3 malam aku tidak bisa tidur, aku
keluar rumah, aku melihat keatas langit tidak ada satu bintangpun yang
bersembunyi, semuanya keluar , lalu dalam hatiku berkata: jika aku parak
(dekat) dengan rumah si anang (biasanya memanggil KH.Husein Qadri) aku akan
datang kerumahnya, akan tetapi rumahku jauh terpaksa setelah sholat subuh aku
baru bisa kerumahnya, ketika aku sampai kerumahnya, nafasnya telah habis
(wafat). dan katanya, "Tidak ada yang dapat menyamai anang masalah
kehebatannya, antara syariat dan hakikat, baginya sama berat
timbangannya."
KH.Syarwani
Abdan Bangil pernah berkata tentang KH.Husein Qadri : "Tidak ada yang bisa
menyamainya apalagi melebihi akhlak H.Husein Qadri dijaman sekarang dan akan
datang.”
Seorang ulama besar dari Aceh pernah
datang ke Martapura untuk menghadiri pengajian rutin Qadhi KH.Husein Qadri di
Mesjid al-Mukarramah, Martapura pada waktu Ashar, beliau duduk ditengah tengah
orang banyak bersama temannya, ia menyamar sebagai orang biasa, usai pengajian
iapun berkomentar kepada temannya tadi : "Tidak ada yang dapat menyamai
ulama ini, kalau segi ilmu mungkin banyak ulama lain juga memilikinya, tapi ia
memiliki Nur yang langsung ia dapat dari Allah SWT inilah yang membedakannya
dengan orang lain ”.
Pernah suatu hari setelah beliau wafat,
seorang dari pulau sumatera datang berkunjung kekota martapura dan berkeliling
di Pasar Martapura sampailah ia bertemu dengan Habib Zein al-Habsyi, iapun
langsung menanyakan akan Kitab Senjata Mukmin karangan KH.Husein Qadri,
kemudian Habib Zein Al- Habsyi mengambilkannya dan menyerahkan kepada orang
tersebut. orang itu lalu membayarnya dengan biaya yang mahal, lalu ia cium foto
KH.Husein Qadri seraya berkata : "Inilah keperluanku datang dari pulau
Sumatera kesini dan inilah sebenar- benarnya Wali Allah yang besar”. dan banyak
lagi pujian yang ditujukan kepadanya baik dari teman maupun murid muridnya.
Qadhi KH.Husein Qadri Al-Banjari adalah
saudara seayah lain ibu dengan KH. Badruddin (Guru Ibad), beliau memiliki
beberapa anak diantaranya:
-H.Najmuddin
-H.HasanRusydi
-H.AbdulMuadzdanlainnya.
Setelah
sekian tahun berkiprah dalam dakwah menegakkan hukum Islam, mengayomi
masyarakat tanpa pamrih, akhirnya pada hari Jum'at tanggal 27 Jumadil Awwal
1387 H, beliau berpulang ke Rahmatullah, jasadnya dimakamkan di Desa Tunggul
Irang Martapura berdampingan dengan ayah dan kakeknya.
(“Semoga
Rahmat dan Ridho Allah SWT selalu terlimpah atas Tuan Guru KH. Husein Qadri
Al-Banjari...Amiin “.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar