Penyebaran Islam di wilayah Malang dan sekitarnya tentu
merupaan bagian dari IslamisasiÂ
Indonesia ini. Menurut cerita
yang berkembang di masyarakat, Syekh Fadludin Jalalain atau lebih dikenal
dengan Mbah Muhammad adalah salah seorang ulama besar pada jamannya yang turut
berjasa menyebarkan dakwah Islam di Malang Raya. Namun, banyak masyarakat Malang yang belum
mengetahui apalagi mengenal sosok beliau.
Mbah MuhammadÂ
berasal dari tanah Banten yang menyebarkan agama Islam di di daerah
malang dan sekitarnya atas perintah dari kakak kandungnya yaitu Pangeran
Muhammad Thohir Tasmiddin atau Kyai Muchtar.Â
Mbah Muhammad memiliki garis
keturunan dari raja-raja di Banten.
Satu-satunya peninggalan beliau dan saksi bisu perjuangannya adalah makam beliau yang berada di depan
mihrab Masjid Al Mukarromah, Kasin Kota Malang. Setiap harinya makam itu tidak pernah sepi
dari kunjungan para peziarah, baik dari Malang raya maupun luar kota Malang,
apalagi jika hari Kamis malam Jum’at,Â
para peziarah bahan harus mengantri saat akan mendekat ke makamnya.
Untuk mengenang jasa-jasa beliau, warga Kasin dan sekitarnya rutin mengadakan
haulnya setiap tahun yang biasanya dilaksanakan setiap Minggu ke tiga bulan
Robi’uttsani atau bakdho mulud.
Syeikh Fadlluddin ( Mbah Muhammad Djalalain ), nama aslinya
adalah Pangeran Fadlluddin as Syeikh Muhammad Djalalain, bin Sultan Hajji Abun
Nasri Abdul Qohar Maulana Manshur Ruddin Banten, bin Sultan Agung Abul Fatih
Abul Fatah, Tirtayasa Banten, bin Sultan Abul Ma’ali Achmad Kanari, bin
Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdul Qodier, bin Muhammad Asiruddin Pangeran Ratu
Banten, bin Sultan Maulana Yusuf, Sultan Hasanuddin Banten, bin Syarief
Hidayatullah, Sunan Gunung Jati, Cirebon. Silsilah lengkap beliau dari garis
Sunan Gunung Jati ini sampai kepada Rasulullah SAW.
Silsilah Dari Sultan Banten
Nabi Muhammad SAW
Fatimah Az-Zahro
Al-Husain putra Ali bin Abu Tholib dan Fatimah Az-Zahro
binti Muhammad
Al-Imam Sayyidina Hussain
Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin
Sayyidina Muhammad Al Baqir
Sayyidina Ja’far As-Sodiq
Sayyid Al-Imam Ali Uradhi
Sayyid Muhammad An-Naqib
Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi
Ahmad al-Muhajir
Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah
Sayyid Alawi Awwal
Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah
Sayyid Alawi Ats-Tsani
Sayyid Ali Kholi’ Qosim
Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut)
Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut)
Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad, India)
Sayyid Abdullah Al-’Azhomatu Khan
Sayyid Ahmad Shah Jalal Ahmad Jalaludin Al-Khan
Sayyid Syaikh Jumadil QubroÂ
Jamaluddin Akbar Al-Khan
Sayyid ‘Ali Nuruddin Al-Khan ‘Ali Nurul ‘Alam
Sayyid ‘Umadtuddin Abdullah Al-Khan
Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah Al-Khan
Memilih Jalur Dakwah
Pangeran Fadlluddin atau Mbah Muhammad Djalalain adalah
putra keEmpat dari sepuluh bersaudara Sultan Hajji Abun Nasri Abdul Qohar
Maulana Manshur Ruddin Banten. Kesepuluh putra- putri beliau adalah: 1. Adipati
Ishaq, Sultan Abul Fadhol, 2. Sultan Abul Machasin Zainul Abidin. 3. Pangeran Muhammad Thohir Tasmiddin atau
Kyai Muchtar, 4. Pangeran Fadlluddin Samiluddin atau Syech Muhammad Djalalain,
5. Pangeran Dja’faruddin Syaifuddin,Â
6. Pangeran Muhammad ‘Alim Syamsuddin, 7. Nyai Ratu Rochimah, 8. Nyai Chamimah, 9. Ksatrian Muhammad Sholeh
dan 10. Nyai Ratu Mumby
Dari kesepuluh putra-putri beliau, dua orang memilih
meneruskan kesultanan Banten dan delapan orang memilih menjadi ulama’ untuk
menyebarkan agama Islam. Pada tahun 1773, kesultanan Banten dipimpin oleh
Sultan Abul Mafakhir Muhammad ‘Aliyuddin, beliau bersama kakak dan
adik-adiknya meninggalkan Banten dan pergi ke arah Timur. Dalam perjalanan
selama 4 tahun ini, akhirnya sampai di
suatu tempat yang sampai sekarang dikenal dengan Desa Tebusaren, Kecamatan
Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Ketika Mbah Muhammad Djalalain
meninggalkan Banten beliau disertai oleh ketiga putranya yaitu Haji Arief,
Tubagus Kidam dan Tubagus Djakram, serta seorang cucunya bernama Nyai Sarinten
binti Tubagus Kidam.
Pada akhir tahun 1777, Pangeran Muhammad Thohir menugaskan 3 (tiga) orang adiknya
yaitu Pangeran Dja’faruddin, Pangeran Fadlluddin ( Mbah Muhammad Djalalain )
dan Pangeran Muhammad ‘Alim untuk berdakwah menyebarkan agama Islam dan
membagi wilayah dakwahnya. Pangeran Dja’faruddin ke daerah Timur (
Pasuruan dan sekitarnya), Pangeran
Fadlluddin / Mbah Muhammad Djalalain ke daerah Malang dan Pangeran Muhammad
‘Alim akhirnya mengikuti kakaknya ke Malang
Akhirnya pada tahun 1779 Pangeran Fadlluddin ( Mbah Muhammad
Djalalain ) menetap di Kasin, Kota Malang. Salah satu diantara murid beliau
ialah Kanjeng Surgi Bupati Malang, yang dikenal sampai sekarang dengan sebutan
Ki Ageng Gribig.
Mbah Muhammad Djalalain wafat pada tahun 1821 dan dimakamkan
tepat di belakang Masjid Al-Mukarromah Kasin Malang. Wallahu'alam bishowab
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusa'adallahu alaina min barakatihi wakaramatihi fiddarain, amiiiiiieeen.
BalasHapusamiin
Hapus