Sekitar tahun 1700 M atau 1100 H didaerah yang sekarang
bernama Kebayoran Baru, hiduplah seorang tuan tanah yang Bernama Saimun. Dia
mempunyai seorang putri yang bernama Sakinah. Pada suatu waktu Saimun jatuh
sakit dan dia telah berupaya dengan berbagai cara untuk mengobati penyakitnya.
Kemudian dia membuat nazar akan menikahkan putrinya kepada orang yang dapat
mengobati penyakitnya.
Adalah seorang laki-laki yang datang dari negeri Hadromaut,
Yaman yang merantau ke negeri Indonesia khususnya Jakarta untuk menyebarkan
Agama Islam kepada penduduknya, Beliau bernama Habib Abdullah bin Muhammad
Aidid yang merupakan masih keturunan daripada Nabi Muhammad SAW. Beliaupun
diminta oleh Saimun untuk mengobati penyakitnya, dengan niat ikhlas Habib
Abdullah lalu mengobatinya. Dengan izin Allah SWT maka Saimun dapat sembuh dari
penyakitnya.
Sesuai dengan nazarnya, Saimun pun menikahkan putrinya
dengan orang yang dapat mengobati penyakitnya yaitu Habib Abdullah Bin Muhammad
Aidid. Dari pernikahan tersebut lahirlah seorang putri yang mereka beri nama
Fatma.
Syarifah Fatma binti Abdullah Aidid pun tumbuh dan
berkembang menjadi seorang putri yang cantik dan salehah. Pada umurnya yang
sekitar 8 tahun lebih telah mampu hapal Al Qur'an, dan beliaupun mampu
mengobati orang yang sakit dengan karomahnya. Dan pada umur 9 tahun-an ketika
beliau mendapatkan haid pertamanya dan setelah bersih dari haidnya, Beliau
meninggal dunia.
Habib Abdullah menguburkan Jasad putrinya dan beliaupun kini
tinggal sendirian setelah sebelumnya mertua dan istrinya telah meninggal lebih
dahulu dari anaknya. Karena itu beliau memutuskan untuk kembali ke negerinya
dan meninggalkan seluruh hartanya untuk diwakafkan dan menyerahkan kepada
pembantunya sambil berpesan untuk menjaga dan merawat makam putrinya,
Dan juga disebutkan salah satu karomah Makam Syarifah Fatma,
apabila ada burung yang terbang melintas diatas makamnya maka akan terjatuh,
juga pesawat udara yang terbang diatasnya akan diam tak bergerak.
Dan dimasa penjajahan Belanda, para pejuang kita apabila
mereka mencegat iringan konvoi tentara Belanda menuju daerah Kota atau
pelabuhan Sunda kelapa dan para pejuang terdesak, mereka berlari kedaerah
sekitar makam. Jika Belanda menembakkan meriamnya ke arah pejuang yang
bersembunyi didaerah makam Syarifah Fatma, maka meriam itu tidak akan meledak.
Dan lainnya adalah bahwasannya cahaya dari kubur Sunan
Cirebon dan juga Sunan Banten itu menyatu dengan cahaya dari kubur Syarifah
Fatma lalu memancar ke langit.
Demikianlah riwayat singkat Wan Syarifah Fatma binti
Abdullah Aidid atau Kramat Petogogan yang makamnya berada di Jalan Nipah,
Kebayoran Baru, tepatnya di belakang kantor walikota Jakarta Selatan di areal
pekuburan Petogogan Blok P, Kebayoran Baru.
Di makam itu juga setiap hari Minggu Subuh diadakan kegiatan
shalat subuh berjamaah dan dilanjutkan ziarah ke makam Wan Syarifah Fatma binti
Abdullah Aidid yang di pimpin oleh Habib Quraisy Bin Ali Aidid yang merupakan
keturunan langsung Wan Syarifah Fatma yang merasa memiliki rasa tanggung jawab
untuk melestarikan dan meramaikan mushala dan makam, beliau juga pimpinan
Majlis Ta'lim Dzikrullah Maula Aidid, Pekojan.
Semoga kita dapat mengambil hikmahnya dan juga dapat
megikuti kegiatan shalat subuh berjama'ah setiap minggu subuh untuk mengambil
barokahnya. Waallahu A'lam.
Sumber :
http://majlisdzikrullahpekojan.org/kramat-aidid/syarifahfatma-binti-abdullah-aidid.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar