Telah menjadi sunatullah pada masa zaman Majapahit
bergulirlah suatu perjalanan permasalahan aqidah dari Hindu – Budha menjadi
Islam yang di awali dengan berdirinya Kerajaan Demak Bintoro yang dirajai oleh
beliau Raden Patah. Berdirinya Kerajaan Islam di Demak Bintoro Insya Allah pada
tahun 1403, yang di sponsori oleh Majelis Wali Songo yang mansyur dengan metode
dakwahnya dan kearifan juga keramatnya. Dengan partisipasinya wali songo ini,
Allah telah menentukan kehendaknya Kerajaan Islam Demak Bintoro menjadi
Kerajaan Besar dan berpengaruh di bumi tanah jawa dan sekitarnya. Dari awal ini
kami ingin mengutarakan mahabah kami terhadap wali Allah yang bernama Ki
Cokrojoyo yang akhirnya terkenal dengan Sunan Geseng. Pada zaman wali songo terkenallah
seorang wali dari jawa yang bernama Raden Said yang terkenal dengan Sunan
Kalijogo.
Pada saat itu Sunan Kalijogo syiar agama Islam di suatu
daerah, beliau bertemu dengan seorang hamba Allah yang bernama Ki Cokrojoyo,
istrinya bernama Rubiyah dan memiliki seorang putra bernama Joko Bedug,
pekerjaan Ki Cokrojoyo menyadap gula kelapa, walau hanya dengan kehidupan yang
sederhana keluarganya tentram dan bahagia, karena Ki Cokrojoyo dan keluarganya
“ nrimo ing pandum ” dengan ketentramannya itu Ki Cokrojoyo senang bersenandung
( uro-uro ), dalam perjalanan syiarnya Kanjeng Sunan Kalijogo bertemu dengan Ki
Cokrojoyo, yang akhirnya diajarkan Kalimat Dzikir yang dilantunkan dengan
pujian.
Hari – hari Ki Cokrojoyo selalu pujian dengan kalimat yang
diajarkan oleh Wali Allah Sunan Kalijogo, dan suatu saat keajaiban terjadi
dengan amalan itu saat Ki Cokrojoyo mengambil hasil panennya yang dibuat gula
kelapa tiba-tiba berobahlah gula kelapa itu menjadi emas, namun Ki Cokrojoyo
tidak menjadi bangga malah beliau langsung bersiku dan berpamitan pada istri
dan anaknya untuk mencari Kanjeng Sunan Kalijogo.
Setelah ketemu Kanjeng Sunan Kalijogo menerima Ki Cokrojoyo
di terima sebagai murid dan disuruhnya bertapa, yang insya allah dilakukan satu
tahun. Setelah satu tahun Kanjeng Sunan Kalijogo teringat akan kondisi muridnya
yang bertapa lalu dicarinya dalam pencarian tempat yang digunakan bertapa telah
menjadi hutan alang-alang yang akhirnya dibakar oleh Kanjeng Sunan Kalijogo,
setelah habis alang-alangnya barulah tampak Ki Cokrojoyo masih dalam kondisi
bertapa dan gosong, karena terbakarnya dengan ilalang dan pada saat itu
dibangunkannya Ki Cokrojoyo dengan ucapan salam Kanjeng Sunan Kalijogo yang
akhirnya terbangun dan langsung sungkem ( sujud ) terhadap Gurunya, setelah itu
Kanjeng Sunan Kalijogo memerintahkan untuk mandi dan menyuruh pulang menemui
keluarganya, setelah ketemu keluarga diceritakannya segala kejadian pada
istrinya dan anaknya. Istri dan anak ikut bersyukur kehadirat Allah atas
diselamatkannya Ki Cokrojoyo atas bimbingan Kanjeng Sunan Kalijogo.
Dari perjalanan itu diangkatlah derajat Ki Cokrojoyo di
hadapan Allah menjadi Wali Allah, maka Ki Cokrojoyo di beri nama oleh Kanjeng
Sunan Kalijogo menjadi Sunan Geseng untuk mengingat laku dan ketawadukannya
terhadap Guru sehingga bisa mencapai derajat mulia. Dan setelah itu di
tugaskannya Sunan Geseng oleh Sunan Kalijogo untuk syiar Islam, khususnya
mengajak masyarakat untuk bertauqid membaca dua kalimat syahadat yang terkenal
ajakan Sunan Geseng yaitu masalah ( sasahidan ) membaca dua kalimah syahadat
dan menjalankan ajaran Rosul Muhammad SAW.
Selain Sunan Geseng ada murid-murid Sunan Kalijogo yang
terkenal lagi yaitu Sunan Bayat (Klaten), Syekh Jangkung (Pati) dan Ki Ageng
Selo (Demak). Dari riwayat itulah maka kami jama’ah Dzikrurrohmah sedikit
mengingat sejarah beliau karena beliau termasuk Wali Allah yang juga berjasa
dalam pengembangan Islam di Tanah Jawa.
METODE DAKWAH ” SUNAN GESENG ”
Sunan Geseng berdakwah dengan sangat santun dan arief, yaitu
melakukan pendekatan budaya dengan masyarakat jawa. Seperti yang di lakukan
Gurunya Kanjeng Sunan Kalijogo, Berda’wah dengan menggunakan wayang kulit,
melakukan selamatan yang tujuannya untuk bersedekah dan muji syukur kehadirat
Allah, serta memuliakan tamu-tamu santri, umat, masyarakat, pejabat yang diajak
berdzikir dan puji-pujian. Dengan cara itulah masyarakat jawa yang tadinya
hindu, budha diajak menyeberang ke Islam.
Begitulah bijaknya Sunan Geseng Wali Allah tidak mematikan
budaya-budaya yang baik dan luhur. Yang dilakukan dengan tidak melanggar aqidah
dan syariat, tapi sangat ampuh untuk menyatukan, umat masyarakat. Dengan
kondisi seperti itu, maka jama’ah Dzikrurrohmah Sunan Geseng di Kediri,
melajutkan cara yang bijak tersebut dengan mengadakan kegiatan pada Bulan
Muharom ( suro ), melakukan barokahan amaliyah Dzikrurrohmah dan membaca
Sholawat Nabi 1000 kali, secara berjama’ah selama 40 malam yang dilakukan di
Aula Sunan Geseng, Kediri. Setelah mencapai hari ke – 40 diadakan khataman
dengan bersedekah 40 tumpeng komplit yang pada acara itu untuk memuliakan para
tamu, santri, dan kalangan pejabat, ulama, kyai dan masyarakat luas dengan
makan bersama, yang juga dihibur dengan musik jemblung dengan lantunan
puji-pujian sholawat Nabi, serta diadakan pengajian, untuk menambah khasanah
tentang agama Islam, sebagai agama Rohmatan Lil’alamin.
Kondisi yang dijalankan jama’ah Dzikrurrohmah seperti itu,
bertujuan memperkuat ukhuwah, menyambung silaturohmi mengajak bersedekah. Dan
berdzikir bersama sesuai anjuran Kanjeng Rosul Muhammad SAW. Dan masih ada
kegiatan ibadah yang dilakukan jama’ah yaitu amaliyah di Bulan Maulud dan Bulan
Romadhon, serta Haul Kanjeng Sunan Geseng. Alhamdulillah telah mendapat
dukungan dari umat masyarakat, kyai dan para pejabat Pemerintah Kota Kediri.
Semoga dari sedikit penjelasan ini kita bisa melanjutkan
perjuangan beliau Sunan Geseng dan Wali-Wali Allah semua sebagai generasi
penerus Nabi Rosul Muhammad SAW. Kami kira hanya ini yang sanggup kami aturkan
sekelumit sejarah dari Wali Allah Sunan Geseng, kami yang banyak kurang dan
khilaf mohon maaf, astaghfirullohal’ adzim dan sebagai seorang hamba kami hanya
bisa bertawaduk atas perintah Allah – Nabinya dan Wali-nya yang telah mendapat
kemuliaan di sisi – Nya. Semoga menjadi manfaat, amin.
Alhamdulillahi robbil ’alamiin.
Diposkan oleh Kang Anwar
http://sunangesengkediri.blogspot.com/2008/07/sunan-geseng-bismillahirrohmaanirrohiim.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar