Sunan
Ngudung atau Sunan Undung (lahir: ? - wafat: 1524) adalah seorang anggota
Walisanga yang juga bertindak sebagai imam Masjid Demak pada pemerintahan
Sultan Trenggana. Naskah-naskah babad mengisahkan ia gugur dalam perang melawan
Kerajaan Majapahit
Nama asli
Sunan Ngudung adalah Raden Usman Haji, putra Sunan Gresik kakak Sunan Ampel.
Atau dengan kata lain, ia masih sepupu Sunan Bonang. Sunan Ngudung menikah
dengan Nyi Ageng Maloka putri Sunan Ampel. Dari perkawinan tersebut lahir Raden
Amir Haji, yang juga bernama Jakfar Shadiq alias Sunan Kudus.
Sunan
Ngudung diangkat sebagai imam Masjid Demak menggantikan Sunan Bonang sekitar
tahun 1520. Selain itu ia juga tergabung dalam anggota dewan Walisanga, yaitu suatu
majelis dakwah agama Islam di Pulau Jawa
Naskah-naskah
babad, misalnya Babad Demak atau Babad Majapahit lan Para Wali mengisahkan
Sunan Ngudung tewas ketika memimpin pasukan Kesultanan Demak dalam perang
melawan Kerajaan Majapahit. Menurut naskah-naskah legenda tersebut, perang
antara dua kerajaan ini terjadi pada tahun 1478. Kesultanan Demak yang dipimpin
oleh Raden Patah melawan Kerajaan Majapahit yang untuk menengakkan keadilan.
karena pada tahun itu Brawijaya V atao Bhre Kertabhumi diserang oleh Girindra
wardhana yang di tanai dengan condro sengkala Sirna Ilang Kertaning bumi atau
1440 Saka/ 1478 M. sedang pada saat diserang oleh Girindrawardhana Bhre
Kertabhumi menyelamatkan diri ke Gunung Lawu. Sunan Ngudung diangkat sebagai
panglima perang menghadapi musuh yang dipimpin oleh Raden Kusen, adik tiri
Raden Patah sendiri yang menjabat sebagai adipati Terung (dekat Krian,
Sidoarjo). Raden Kusen merupakan seorang muslim namun tetap setia terhadap
Majapahit. Dalam perang tersebut Sunan Ngudung memakai baju perang bernama Kyai
Antakusuma (sekarang disebut Kyai Gondil). Baju pusaka itu diperoleh Sunan
Kalijaga dan konon merupakan baju perang milik Nabi Muhammad.
Sunan
Ngudung dalam pertempuran itu gugur sebagai syahid.
Jabatan
Sunan Ngudung sebagai panglima perang kemudian digantikan oleh Sunan Kudus. Di
bawah kepemimpinannya pihak Demak berhasil mengalahkan Majapahit.
Menurut
prasasti Trailokyapuri diketahui bahwa Majapahit runtuh bukan akibat serangan
Demak melainkan karena perang saudara melawan keluarga Girindrawardhana. Namun
siapa nama raja Majapahit saat itu tidak disebutkan dengan jelas.Pararaton
menyebut nama Bhre Kertabhumi sebagai raja terakhir Majapahit yang dikalahkan
oleh Girindrawardhana yang kemudian Bhre Kertabhumi menyelamatkan diri ke Gunung
Lawu.
Setelah
penyerangan inilah kemudian Raden Fatah (adipati demak yang kemudian menjadi
sultan Demak)mengumpulkan bala tentara untuk membantu Bhre Kertabhumi. Ayahnya
yang telah diserang Majapahit. Namun dalam penyerangan Raden Fatah mengalami
kekalahan. Setelah kekalahan ini Para dewan wali menyarankan Raden Fatah untuk
meneruskan pembangunan masjid Demak.
Pada tahun
1481 M Raden Fatah mengirimkan tentara lagi untuk menyerang Girindrawardahana
di Majapahit. Pada serangan ini Raden Fatah memperoleh kemenangan sehingga
Majapahit takluk dibawah Raden Fatah. Pada tahun 1982 Raden Fatah dilantik
menjadi Sultan Demak.
Naskah
Hikayat Hasanuddin menyebutkan pada tahun 1524 imam Masjid Demak yang bernama
Pangeran Rahmatullah tewas ketika memimpin perang melawan Majapahit. Tokoh ini
kemungkinan besar identik dengan Sunan Ngudung. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kematian Sunan Ngudung terjadi pada tahun 1524, bukan 1478 sebagaimana
yang tertulis dalam naskah babad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar