Sultan Safiudin, Raja
Banten XVII diturunkan dari jabatannya sebagai sultan Banten oleh Belanda.
Sultan yang lahir dari garis keturunan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Sultan Safiudin pada tahun 1832 kemudian dibuang ke Surabaya. Keluarga Sultan
Safiudin yang memiliki uang ikut dengan Sultan ke Surabaya, sedangkan yang
tidak punya uang menyingkir ke Menes, Pandeglang.
Dalam pembuangan itu,
keluarga sultan tidak membawa apa-apa. Sepanjang 1832-1945 Sultan Safiudin beserta
keturunannya tidak diizinkan untuk datang ke Banten. Semua kekayaan Sultan
Safiudin, termasuk mahkota dan permainan congklak yang terbuat dari mas dan
zamrud, diambil Belanda. Sementara itu Sultan Safiudin juga masih harus
membayar pajak atas perkebunan kelapa miliknya yang ada di Banten.
Setelah Sultan Safiudin
diturunkan dari kesultanan, Belanda menyerahkan kedudukan itu kepada Rafiudin.
Rafiudin yang kemudian dijadikan sultan ini tidak diakui oleh keluarga
kesultanan. Dalam hal ini Heriyanti Ongkodharma Untoro dalam bukunya
Kapitalisme Pribumi Awal Kesultanan Banten 1522-1684, mengatakan bahwa Rafiudin
adalah sultan tanpa kedaulatan penuh.
Sultan Bupati Muhammad
Rafiuddin sama sekali tidak ada hubungan dengan Sultan Maulana Muhammad
Shafiuddin - bukan Penerus Pemegang Pemerintahan juga bukan putra keturunan.
Perlu dicatat sesudah penobatan Maulana Muhammad Shafiuddin pada 1808, tidak
ada lagi penobatan Sultan lain sebagai Penerus Pemegang Pemerintahan Kesultanan
Banten.
Sehingga menurut fakta tersebut Sultan
Safiudin yang dimakamkan di Sentono Boto Putih Surabaya adalah raja Banten
terakhir yang meninggal dalam pengasingan. Bukan Sultan Bupati Muhammad
Rafiudin atau bernama asli Joyo Miharjo seperti yang tercantum di buku
SJADJARAH SILSILAH SULTAN2 BANTEN DAN PUTERA-PUTERA” yang disusun oleh A.
Ismail Muhammad (1960).
Dan pada akhirnya Rafiudin pun
dibuang oleh Belanda ke Surabaya pada tahun yang sama dengan pembuangan Sultan
Safiudin. Keduanya meninggal di Surabaya. Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin
wafat dalam thn 1899, dimakamkan di Pesarean Agung Sentono Botoputih (Pemakaman
Keluarga Bupati Surabaya). Di pusaranya tertulis dengan huruf Arab yang
terjemahannya sbb : Ini kubur Sultan Banten Maulana Mohammad Shafiuddin Ketika
lenyap almarhum pada malam Senen 3 Rajab 1318 H atau 11 November
1899. Sedangkan Rafiudin dikuburkan di Pemakaman Semut, dekat Stasiun
Semut.
http://waliyuallahliveforever.blogspot.com/2013/07/jejak-jejak-kesultanan-banten-di.html#more
Tidak ada komentar:
Posting Komentar