Perjuangan
Tokoh Tarekat
Pada abad
ke-19 M dan awal abad ke-20 M muncul gerakan revolusi di Libya yang dipimpin
oleh Tarekat Sanusiyah. Tarekat itu didirikan oleh Muhammad bin Ali al-Sanusi
(1787-1859 M). Ia belajar ilmu agama, termasuk ilmu tashawwuf di Fas.
Penulis
Thabaqat al-Malikiyah wa al-Kittani menuturkan :
“Muhammad
bin Ali al-Sanusi adalah seorang imam yang telah mencapai ma’rifat (‘Arif
billah), selalu mengajak untuk kembali kepada sunnah Nabi, karena ia adalah
seorang ahli hadits, Hujjah Allah bagi generasi belakangan dan wali Allah. Ia
lahir di Aljazair, bermukim di Mekkah dan dimakamkan di Jaghbub (Libya). Ia
mempelajari Tarekat Syadziliyah di Maroko dari Mawlaya al-’Arabiy al-Darqawi,
kemudian pergi ke masyriq untuk mempelajari tarekat mereka”
Selanjutnya
ia kembali ke Libya dan tinggal di daerah Jaghbub. Ia hidup wara’, zuhud dan
selalu berkhalwat. Dalam kitabnya al-Salsabil al-Mu’in fi al-tara-iq al-Arba’in
beliau bercerita :
“Segala puji
bagi Allah yang telah mempertemukan kami dengan para ulama besar dan orang yang
telah mencapai “mukasyafah”. Kami juga telah mempelajari tarekat mereka dan
mengambil ijazah sebagian besar dari tarekat itu. Kemudian Aku mencoba untuk
mengikuti salah satu dari tarekat yang berjumlah 40 itu dan akhirnya Aku
mendapatkan satu tarekat yang memiliki sanad yang tinggi : Tarekat Sanusiyah”
Muhammad bin
Ali al-Sanusi memiliki beberapa kelebihan : Kecerdasan tinggi, Kepribadian
mulia dan dicintai oleh murid-muridnya. Di Libya ia berperan cukup besar dalam
kemiliteran. Ia membangun pertahanan dan kekuatan bukan hanya dengan berceramah
dan nasihat saja, melainkan terjun langsung melatih kaum muslimin dalam
menggunakan senjata, panah dan strategi perang untuk menghadapi pasukan Italia
di Libya. Pasukan muslim saat itu sebagian besar adalah pengikut Tarekat
Sanusiyah di bawah pimpinan Umar al-Mukhtar (yang dirantai dalam gambar) dan
Ahmad al-Syarif al-Sanusi
SYAIKH AHMAD
SYARIF AL-SANUSIY (SHUFIY PEJUANG PENGHADANG PENJAJAH ITALI DI LIBYA)
_______________________________________
Syaikh Ahmad
Syarif al-Sanusiy menguasai berbagai bidang ilmu. Ahli hadits, Shufiy, dan
termasuk salah seorang mujahid besar pengikut Tarekat Sanusiyyah dalam
menghadapi pasukan Italia di Libya. Diantara karya beliau: Anwar al-Qudsiyah
dan Fayudhat al-Rabbaniyah (Tashawwuf), dan kitab Baghiyah al-Musa’id fi Ahkaam
al-Mujaahid (Kitab jihad yang mengatakan bahwa selalu siap berjihad menjadi
kewajiban setiap pengikut Tarekat)
__________
Keadaan diri
dan kelahirannya
Sayid Ahmad
Syarif memiliki postur tubuh yang sedang, mukanya panjang dan tebal, dan
andaikata matanya tidak cekung ke dalam maka dia tampak seperti orang Cina.
Matanya sayu dan hampir-hampir tidak menunjukkan ekspresi apa-apa, dan dia
jarang sekali tersenyum. Dia berpakaian jubah putih dan memakai serban lebar
berwarna putih juga.
Syaikh Ahmad
asy-Syarif dilahirkan pada tahun 1873 di Jaghbub, di mana dia mendapat
bimbingan pamannya, Sayyid al-Mahdi, ayahnya (Muhammad Syarif), ar-Rifi dan
al-Biskiri. Selain itu dia diperkenalkan dengan semua masalah yang dihadapi
oleh Thariqat Sanusiyyah pada saat itu karena pamannya memberitahukan hal-hal
ini kepadanya, dan sering mengeluarkan perintah melalui dirinya. Ketika Sayyid
al-Mahdi pindah ke Qiru di Sudan, Sayyid Ahmad as-Syarif menemaninya, dan di
sanalah dia dinyatakan sebagai calon penggantinya, pada saat pamannya
meninggal.
Syekh Ahmad
Asy-Syarif mengarang sebuah kitab yang bernama Al-Anwarul Qudsiyyah fi Ma’alimith
Thariqis Sanusiyyah. Di dalam kitab tersebut Beliau bertanya kepada kakak dari
ayahnya Syekh Muhammad al-Mahdi, kepada siapakah Thariqah Sanusiyyah
disandarkan sehingga disebut sebagai Thariqah As-Sanusiyyah Al-Idrisiyyah
Al-Qadiriyyah An-Nasiriyyah As-Sadziliyyah. Maka dijawab, bahwa semuanya
kembali kepada nama ‘Al-Muhammadiyyah’, yang berarti mengikuti Sunnah baik
sedikit maupun banyak. Pada awalnya Thariqah ini merupakan salah satu cabang
dari Thariqah Syadziliyyah. Menurut Syekh Ahmad Asy-Syarif As-Sanusi Thariqah
ini dibangun atas dasar mengikuti Sunnah dalam perkataan, perbuatan, keadaan,
serta membiasakan menyebut shalawat Nabi di berbagai waktu.
Dalam kitab
itu pula diterangkan sumber pengambilan amalan-amalan utama Thariqat
Sanusiyyah. Seperti Shalawat Ummiyyah, memiliki sanad dari Syekh Muhammad bin
Ali as-Sanusi yang menerima dari Syekh Ahmad bin Idris, beliau dari Syekh Abul
Mawahib at-Taziy, beliau dari Syekh Muhammad bin Zayyan, beliau dari Syekh
Muhammad bin Nashir ad-Dar’i. Selain itu Syekh Muhammad bin Ali as-Sanusi
mendapatkan pula dari Syekh Muhammad bin Muh. bin Abdus Salam al-Banani, beliau
dari Syekh Ahmad bin Muhammad bin Nashir ad-Dar’i, dan beliau dari Syekh
Muhammad bin Nashir ad-Dar’i.
Sesungguhnya
amal Shufi itu diukur dengan timbangan syari’ah. As-Sanusiyyah mengumpulkan 2
jalan, Burhaniyyah dan Isyraqiyyah, semacam metode dalam mencapai kematangan
spiritual (jalan menuju kepada Allah).
Syekh Ahmad
Asy-Syarif berkata bahwa seseungguhnya Isyraqiyyah adalah kebiasaan seorang
murid dalam membersihkan jiwa dari kekotoran sehingga mencapai kebenaran dalam
meraih pengetahuan (makrifat) dan rahasia-rahasia tanpa dengan belajar. Dan
tiadalah proses pembelajarannya melainkan dengan melalui pintu ‘Wattaqullaah
wayu’allimukumullaah’ (Bertaqwalah, dan [niscaya] Allah akan mengajarkan kalian
akan pengetahuan). Adapun Burhaniyyah merupakan kebiasaan seorang murid
mengikuti apa-apa yang diperintahkan dan menjauhi larangan agama, serta
mempelajari ilmu-ilmu yang 4, yaitu: ilmu-ilmu Zat dan Sifat, Fiqh, Hadits dan
Dalil-dalil. Maka Thariqah Sanusiyyah menggabungkan keduanya (Isyraqiyyah dan
Burhaniyyah). Barang siapa menginginkan Isyraqiyyah maka ikutilah jalannya, dan
barang siapa menginginkan Burhaniyyah maka tempuhlah jalannya pula.
Dan jalan
Burhaniyyah adalah mendiami lahir dengan adab mengikuti perkataan Nabi, dan
mendiami batin dengan muraqabah (mendekatkan diri) kepada Allah di segala gerak
diamnya atas Sunnah Nabi dan jalan orang pilihan.
Syekh Ahmad
Asy-Syarif juga mengarang sebuah kitab tentang jihad, yaitu: Bughyatul Musa’id
fi Ahkamil Mujahid’. Menurut pengamat Tasawuf belakangan, Thariqat Sanusi
tasawufnya memiliki corak ajaran yang khas, yaitu: Imamah (kepemimpinan),
Hijrah dan Jihad. Taat kepada seorang Imam adalah wajib, Hijrah adalah untuk
mencapai kemapanan, dan Jihad adalah untuk menegakkan Kalimat Haq (kebenaran)
dan Dien.
______________
Pada saat
Syeikh Ahmad dilantik menjadi pemimpin Zawiyah Tariqah Sanusiyah tahun 1900 M,
beliau langsung menyatakan perang melawan musuh Allah penjajah tanah air
mereka. Gerakan ini membuat pasukkan Perancis kewalahan menghadapi serangan
pasukan Sanusiyah, ketika itu juga pasukan Italia telah menguasai Barqah,
tetapi mendapat perlawanan dari Syeikh Ahmad Syarif Sanusi, perjalanan hidupnya
penuh dengan perjuangan sehingga beliau meninggal dengan tenang di kota Madinah
setelah datang dari Syam.
http://warkopmbahlalar.com/5639/perjuangan-tokoh-tarekat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar