Riwayat Hidup Singkat Pengamanah Mutlak Ilmu Makrifatullah
Tuan Guru Al 'Arifbillah Syekh KH. Muhammad Saman
Al-Banjari Pengamanah mutlak Ilmu Ma'rifatullah Wa Ma'rifaturrasul penulis
kitab "Awwaluddin" lahir di Astambul Martapura Kalimantan Selatan,
pada tanggal 11 Maret 1919 dari seorang Ayah bernama Gusti Muhammad Saleh Bin
Tuan Guru Matasin Bin Tuan Guru Muhammad Ali Binti Syafiah Binti Syekh Muhammad
Arsyad Al Banjari dan seorang Ibu bernama Antung Sawiyah Bin Gusti Gantung Bin
Pangeran Syaidullah.
Dia adalah anak
bungsu dari lima bersaudara yaitu: 1). Antung Jainur, 2). Gusti Mahrus, 3).
Gusti Masran, 4). Gusti Salman dan 5). Gusti Masnun (Nama beliau diwaktu
kecil). Kehidupan beliau diwaktu kecil berjalan lancar penuh kedamaian di bawah
asuhan kedua orang tua beliau. Ketika berusia tujuh tahun ibu yang sangat ia
cintai yang selama ini menjadi tempat mengadu dan bermanja dipanggil kehadirat
Allah Rabbul Jalil. Maka selanjutnya ia diasuh oleh neneknya sampai usia
13tahun. Kemudian nenek kembali pula kehadirat-Nya. Selanjutnya diasuh oleh
Paman beliau sampai dengan dewasa.
Pada tahun 1944
di jaman penjajah Jepang menjadi laskar Jepang, Heiho. Sampai dengan tahun 1945
sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, bersama kawan-kawan
melarikan diri dari Heiho setelah membunuh tujuh orang Jepang. Bersama dengan
teman pada tahun 1947 bergabung dengan pasukan revolusi mempertahankan
kemerdekaan yang ingin direbut kembali oleh penjajah Kolonial Belanda.Pada
tahun 1950 menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dengan pangkat Sersan Mayor
Batalyon 602 Kompi IV Lambung Mangkurat sebagai Komandan Pleton II, dan
kemudian berhenti pada tahun 1953 dari Dinas Ketentaraan.
Ditahun 1950 ini
pula beliau memperoleh jodoh dan menikah dengan seorang wanita bernama Fatimah
Binti Abdul Muthalib di Tarakan. Dari perkawinan ini melahirkan putra-putri
sebanyak tujuh orang yaitu: 1). Norma, 2). Nosyehan, 3). Muhammad Syamsuri, 4).
Muhammad Syamsiar, 5). Galuh Srikandi, 6). Rukiah, 7). Hendra Negara.
Antara tahun
1953 sampai dengan tahun 1956 setelah berhenti dari Dinas Ketentaraan hidup
beliau tidak menentu, melakukan berbagai macam pekerjaan untuk menghidupi
keluarga (anak dan istri). Mencari penghidupan ke negeri tetangga seperti ke
Tawau, Sabah, Malaysia, bahkan sampai ke Filipina.
Kemudian atas
kehendak Allah Rabbul Jalil pada tahun 1956, ia memperoleh limpahan ilmu secara
” LADUNI” , melalui Datuk Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Pertama ilmu yang
diperoleh yaitu tujuh mata pelajaran pokok Ma'rifah yaitu:
1. Mengenal Diri, 2. Mematikan Diri Sebelum Mati, 3.
Kesempurnaan La ilaaha illallah, 4. Dzikrullah, 5. Istinja 6. Junub, dan 7.
Tanda-tanda Sakaratul maut. Sejak tahun 1957 ilmu yang diperoleh, mulai
diajarkan kepada orang-orang sekitar tempat tinggal di Tarakan, dari rumah ke
rumah seorang diri.
Kemudian pada
tahun 1960 dengan Rahmat dan Ridho Allah beliau kembali secara Laduni
diperkenalkan pada Dzat-Nya yang bersifat Laisa Kamisylihi syai'un secara
langsung tanpa melalui mahluk.
Maka mulai pada tahun 1960 ini ditambah satu mata pelajaran
yaitu mengenal Dzat Allah Rabbul Jalil dan Ilmu ini dinamakan"Awwaluddin
Ma'rifatullah Wa Ma'rifatur Rasul" hingga sampai sekarang ini.
Dalam
perkembangannya dari tahun ke tahun sampailah ia kenegeri tetangga Malaysia
untuk mengajarkan ilmu yang ada pada diri beliau khususnya Tawau, Kota Kinbalu,
dan sekitarnya di Sabah, bahkan sampai ke Brunai Darussalam sehingga sampai
dengan sekarang ini murid-murid beliau ribuan jumlahnya. Selama kurun waktu
1980 sampai 1990-an ia bolak balik Tarakan-Samarinda untuk mengunjungi putra
beliau yang berdomisili menetap di Samarinda, kesempatan ini ia gunakan untuk
mengajarkan ilmu Ma'rifatullah Wa Ma'rifaturrasul kepada orang-orang muslim
yang ikhlas mau belajar kepada beliau, sehingga lambat laun di Samarinda pun
mulai banyak pula murid-murid beliau.
Pada tahun 1995
beberapa murid yang menyadari perlunya sebuah organisasi untuk melaksanakan
pengajian, berkumpul dan bersepakat membentuk Majelis Ta'lim Ma'rifatullah Wa
Ma'rifaturrasul Cabang Samarinda.Sedangkan pusatnya di Tarakan. Sejak tahun
1997 dia menetap di Samarinda dan Pusat Majelis Ta'lim Ma'rifatullah Wa
Ma'rifaturrasul dipindahkan ke Samarinda.
Tuan Guru Al 'Arifbillah Syekh K.H.Muhammad Seman Bin
Muhammad Saleh Al Banjari telah berpulang ke Rahmatullah pada jam 22.00 wita,
malam Selasa 21 Ramadhan 1434H atau
tanggal 30 Juli 2013M. Beliau wafat diusia 94 Tahun,di Kota Samarinda.
(“Semoga Rahmat dan KeRidhoan Allah Subhanahu wa Ta’ala
selalu tercurah kepada Kakeknda Tuan Guru Syekh K.H.Muhammad Seman Bin Muhammad
Saleh Al Banjari, demi kemuliaan Bulan Suci Ramadhan tahun
ini....Amiiin..Ya..Robbal ‘Alamiin”)
http://anangkatut.blogspot.com/2013_07_01_archive.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar