Pernah suatu
ketika Bilal bin Rabbah,ra. mengumandangkan adzan untuk sholat berjama’ah Di
masjid Nabawy, Madinah. Para sahabat menunggu Rasulullah SAW datang untuk
mengimami shalat fardhu berjama’ah. Suasana di masjid Nabawy begitu khidmat,
tenteram dan menyenangkan bathin.
Sang muadzin
Bilal, ra. beberapa kali menengok ke jendela dan pintu rumah Rasulullah yang
bersebelahan dengan masjid, untuk meyakinkan bahwa Nabi SAW akan datang untuk
sholat bersama-sama. Namun begitu lama Nabi SAW belum muncul juga ke masjid,
sehingga para sahabat berperasangka baik, mungkin Rasulullah SAW sedang
melakukan sesuatu, sehingga kedatangannya tidak seperti biasanya.
Namun lama
ditunggu, Rasulullah belum muncul juga. Biasanya bila terdengar suara adzan
Bilal,ra. Nabi SAW segera hadir ke masjid. Kali ini terasa agak lama para
sahabat menunggu Rasulullah datang. Ada apakah gerangan sebabnya?
Ternyata,
sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Jabir,ra. bahwa Rasulullah SAW
tidak segera pergi ke masjid karena beliau tidak memiliki gamis / baju panjang,
untuk shalat.
Masya Allah
SWT..! kita mungkin heran, mengapa Rasulullah SAW sebagai seorang pemimpin yang
mempunyai beratus-ratus sahabat sebagai pengikut setia yang bersedia melakukan
apapun untuknya, sampai tidak memiliki baju gamis. Tentu saja hal seperti ini
zaman sekarang hampir tidak ada pemimpin yang tidak memiliki baju, tetapi untuk
Rasulullah SAW, hal itu terjadi.
Ternyata di Dalam
hadits Jabir,ra. disebutkan, ketika Rasulullah sedang duduk, datanglah seorang
anak kecil, dan berkata kepadanya, :”Ibuku memohon kepada Tuan agar ia diberi
gamis.”
Rasulullah menjawab : “Tunggulah sampai barang itu ada dan
kamu boleh datang kembali.”
Anak kecil
tersebut lalu pulang ke rumahnya dan menceritakan perkataan Rasulullah kepada
ibunya.”
Ibunya berkata :
“Kembalilah kamu pada Rasulullah SAW, katakan kepada beliau bahwa ibu meminta
gamis yang dipakainya.”
Maka anak itu
datang lagi menghadap Rasulullah SAW dan menceritakan permohonan ibunya.
Mendengar hal
itu, Rasulullah SAW masuk ke kamarnya, menanggalkan gamis yang dikenakannya,
dan memberikannya kepada anak kecil itu, lalu beliau duduk tanpa baju. Pada
waktu itulah Bilal,r.a. mengumandangkan adzan dan kemudian bersama para sahabat
menanti kedatangan Nabi SAW.
Setelah kejadian
itu diketahui para sahabat, barulah salah seorang di antara mereka memberikan
baju kepada Nabi SAW. Sehingga mereka dapat sholat berjama’ah bersama Nabi yang
mulia dan pemurah, Rasulullah SAW.
Riwayat lain tentang kepemurahan hati Rasulullah SAW, yang
masih berkaitan dengan gamis atau baju.
Seorang wanita datang kepada Rasulullah SAW, membawa baju
dan berkata : ”Wahai Rasulullah, aku ingin menghadiahkan baju ini untukmu.”
Rasulullah menerima baju tersebut dan memakainya. Pada saat
itu memang beliau sedang memerlukannya.
Kemudian salah
seorang sahabat yang mengetahuinya berkata :”Wahai Rasulullah, Alangkah
bagusnya baju ini. Berikanlah kepadaku!.” Nabi SAW menjawab : ”Ya, baiklah.”
Setelah
Rasulullah SAW pergi dari tempat tersebut, sahabat yang lain menegur orang yang
meminta baju itu : “Sesungguhnya kamu mengetahui bahwa Rasulullah SAW memerlukan
baju itu, dan bila ada seseorang yang meminta sesuatu, beliau tidak akan
menolaknya.”
Dari
riwayat-riwayat tersebut di atas, Sungguh sangat pemurah sifat Rasulullah SAW,
nabi yang mulia akhlaknya.
Di dalam kitab
suci Al-Qur’an di Surah Ali Imran ayat 92, Allah SWT berfirman yang artinya :
“Kamu sekali-kali tidak sampai pada kebaktian yang sempurna sebelum kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan,
Sesungguhnya Allah mengetahuinya.”
Maha Benar Allah SWT dengan segala firman-Nya.
Wa billahi taufiq wal hidayah, walhamdulillahi
Robbil’Alamiin
http://anangkatut.blogspot.com/2013/10/baju-gamis-rasulullah-yang-mulia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar