Sesungguhnya Aku mempunyai hamba-hamba , dan dari seluruh
hamba-Ku Mereka mencintai Aku, dan Aku mencintai mereka, Aku rindu kepada
mereka dan mereka pun rindu kepada-Ku, Mereka menyebut-nyebut Nama-ku dan Aku
pun menyebut nama mereka, Jika engkau mengikuti mereka maka Aku mencintaimu,
dan jika engkau menyimpang dari mereka maka Aku akan murka padamu.
“Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya karena
mencari ke-Ridhoan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya (QS.
2:207)
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah yang amat teguh dalam segala
Kuasa-nya, Iradah-Nya yag Azali menghendaki telah mencipta seorang hamba yang
amat dikasihi ini, maka tersebarlah pancaran kemuliaannya dalam segala
kenyataan maupun dalam segala ke-rahasiaan.
Dan limpahankanlah Sholawat Salam atas Nabi Muhammad yang
dicintai dan dikasihi oleh jasad ,ruh, dan jiwa kita, juga atas keluarga dan
sahabatnya serta mereka yang berhubungan Nasab dengannya.
Hadroh Allah maha luas mengkhususkannya, hanya bagi
pandangan Nabi yang menatap dengan seksama, dan telinganya yang mendengar
dengan cermat.
Ketika Allah SWT menghendaki untuk menampakkan Hakikatnya
yang terpuji, dan memunculkan-nya laksana dzohir dan bathin dalam bentuk
pengertian-nya, dan memindahkannya ke Rahim yang terpilih seta dipenuhi akan
Hikmah dan diantara Mani yang disempurnakan laksana Cahaya maka tibalah
Muhammad Yusuf pada alam yang fana ini.
Darahnya menyimbolkan akan seseorang yang sangat terkenal
dalam 4 Kitab Suci serta disandingkan Nama-nya beserta Nama Allah SWT, yaitu
Baginda Nabi Muhammad SAW, melalui darah itulah maka terjalinlah sebuah Jalinan
Rahasia yang Indah. Sungguh alangkah Agungnya nasab itu laksana untaian permata
& bintang yang selalu gemerlapan cahayanya.
Tak banyak diketahui kehidupan selanjutnya, namun semua tak
jauh dari Hal Ihwan anak anak pada umumnya, yang senantiasa bermain dengan
penuh kebahagian, namun ditengah keceriaan-nya itu, ayahnya (Ali bin Husein bin
Abdurrahman bin Ahmad Al-kaf) tak lupa pula dan selalu menempa dirinya dalam
berbagai Ilmu Agama. Muhammad Yusuf sangat menghormati kedua orang tuanya
bahkan menjadikan mereka laksana keramat hidup.
Beranjak dewasa Muhammad Yusuf sudah menunjukan
kegemarannya dalam bidang Tasawwuf, dari sinilah dimulainya perjalanan
ruhaniyah beliau. Berkat Inayah dan Hidayah Allah , Muhammad Yusuf bertemu dan
ber-Bay’at kepada Syekh Sayid Muhammad Al-Aydrus dengan perlahan sang guru pun
mem-Bay’at dengan kalimat :
Aku Ridho Allah sebagai Tuhan-ku
Islam sebagai Agama-ku
Muhammad SAW sebagai Nabi-ku
Dan setelah beberapa tahun menemani sang Guru, Muhammad Yusuf
Al-kaf mulai menunjukan kwalitas Bathiniyah nya kepada sang Guru tersebut.
Dilantik menjadi Seorang Mursyid.
Setelah dilihat oleh sang Guru, maka Muhammad Yusuf di
Bay’at kembali menjadi seorang Mursyid yang kelak akan menggantikan sang Guru,
dan sejak saat itu banyaklah orang yang datang untuk ber-Bay’at kepadanya.
Namun dalam proses yang cukup panjang murid –murid angkatan pertama sangat
membuat Bathin Muhammad Yusuf Al-kaf sedih dikarenakan tidak adanya kemajuan yang
nampak pada semua murid murid nya.
Ketika larut dalam kesedihan, Muhammad Yusuf pun
ber-Tawajjuh kepada Hadroh Allah
“ Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari
keburukan yang timbul dari diri-ku, dan dari kejahatan makhluk yang Engkau
pegang ubun-ubunnya.
“Ya Allah, Yang hidup abadi
“Ya Allah, Yang selalu mengurus makhluk-nya
Dengan Rahmat-Mu perbaikilah semua urusanku, dan janganlah
Engkau serahkan aku kepada diriku sendiri atau kepada seseorang dari makhluk-Mu
sekejap mata pun.
Setelah selesai dalam Do’a nya, tiba tiba datanglah dua
cahaya yang menghampirinya, sejenak kedua cahaya tersebut menjadi dua sosok
yang tak lain adalah Gurunya Sayid Muhammad Al-Aydrus bersama Rosululloh
SAW.dialog pun terjadi,
“Assalamu’alaikum Wa Rohmatullohi Wa Barokatuh” ucap kedua
sosok tesebut,
“Wa’alaikum salam” jawab Muhammad Yusuf Al-kaf,
“Wahai anak-ku tangis mu bagai duri yang menusuk-ku, jangan
kau sesali yang Allah lakukan, sesungguhnya hal tersebut merupakan salah satu
ujian dari Allah kepadamu, dan semua yang Allah lakukan tentunya baik untukmu”
Ridho lah apa yang Allah Ridhoi akan dirimu.ucap
Rosululloh.
Setelah mendengar pernyataan itu, maka hilanglah kesedihan
yang menimpa dirinya, dan diiringi dengan jawaban :
“terima kasih Ya Rosululloh, atas Nasehat serta
kedatangan-mu padaku”
Tak lama perlahan dua sosok itupun hilang dalam hiasan
cahaya yang cukup menawan.
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu)
orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.”
(QS. Yunus: 62-63)
Setelah itu Muhammad Yusuf Al-kaf lalu mengumpulkan semua
anak anaknya serta mengajarkan mereka suatu Amaliyah Tharekat kepada semua
anaknya itu. Dan ternyata membuahkan hasil yang sangat membanggakan. Para
Jama’ah Ahli Wilayyah menyebut dan memberikan gelar kepada anak anak Muhammad
Yusuf Al-kaf, yaitu dengan gelar
“Permata Bani Yusfiyah”.
“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu
ia memberi pelajaran kepadanya :”Hai anakku, janganlah engkau mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezholiman yang
besar. (QS.31:13)
Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf menikah dengan Lubabah
Muta’abbidah (wanita yang ahli ibadah) seorang wanita sholehah yang luar biasa
perangainya, lembut tutur katanya, indah menawan parasnya,
Dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash RA. Rosululloh SAW pernah
bersabda :
‘’ Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik baik perhiasan
adalah wanita sholehah”
Lubabah Muta’abbidah juga termasuk salah satu Dzurriyat
Al-‘Alimul Fadhil Shohibul Wilayyah Al-Arif Billah As-Syekh Arsyad Al-Banjari
yang tak lain merupakan salah satu Jama’ah Ahli Wilayyah & Lubabah
Muta’abbidah merupakan figur wanita yang benar-benar ber-iman dan ber-taqwa,
hatinya laksana Masjid Nabawi, Derajatnya sebanding dengan Rabitul Adawiyah.
Tak banyak para wali yang melahirkan seorang wali pula,
namun tidak seperti Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf, dengan bimbingan serta
kesabaran-nya pula maka hampir seluruh anak anak nya menjadi wali, salah
satunya yang termasyhur (dilangit) adalah AL-QUTB AL-‘ARIF BILLAH AS-SYEKH
AS-SAYYID MUHAMMAD THALHAH MAULANA ALKAF.
“warisan bagi Allah SWT dari hamba-Nya yang beriman adalah
puteranya yang beribadah kepada Allah sesudahnya’’ (HR. Ath-thahawi)
Karomah Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf
Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf adalah seorang yang
Mukasyaf.
Diceritakan datanglah seseorang dengan permintaan untuk
Sholat Hadiah untuk salah satu keluarga nya, singkatnya setelah terlaksana sholat
hadiah tesebut, maka Syekh Sayid Muhammad Yusuf Alkaf mengajukan pertanyaan
kepada seseorang tersebut yang tidak beliau kenal sebelumnya,
‘’apakah almarhum mati tenggelam?” Tanya Syekh Sayid
Muhammad Yusuf Alkaf,
Mendengar pernyataan itu, seseorang tersebut bingung dan
kaget bagaimana Syekh ini mengetahui hal itu,
Pernah salah satu jama’ah wilayyah bermimpi beliau, dalam
mimpinya ia melihat dan menyaksikan Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf hendak
melakukan Sholat, tatkala mengangkat Takbirotul Ihrom nampak oleh seorang wali
itu Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf “Hilang” dan berubah menjadi sosok cahaya
Hijau.
“kewalian seseorang hanya dapat diketahui oleh seorang wali
pula”
Wafatnya Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf
Tepat pada bulan Romadhon Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf
telah kembali yang sebenar benarnya kembali, para jama’ah ahli wilayyah
mengatakan sehari sebelum wafatnya beliau, jama’ah ahli wilayyah telah
menjemput beliau sebelum Malaikat Izrail AS.
Sebagian lagi ada yang menyebutkan wafatnya beliau tepat
pada turunyya Malam Lailatul Qodr.
Syekh Sayid Muhammad Yusuf Alkaf sangat ahli dalam kata
kata mantiq tasawwuf, salah satunya adalah :
1. Membongkar gunung dengan jarum lebih mudah daripada
membongkar kesombongan
Dalam Hati.
2. Pandang yang SATU pada yang Banyak, dan pandang yang
Banyak pada yang SATU.
Wasiat Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf
1. Besarnya kedudukan seorang wali, karena dirinya
diarahkan dan dibela oleh Allah ta’ala.
2. Perbuatan-Perbuatan fardhu merupakan perbuatan-perbuatan
yang dicintai Allah ta’ala .
3. Siapa yang Istiqomah melaksanakan sunnah dan menghindar
dari perbuatan maksiat maka
Dia akan meraih kecintaan Allah SWT.
4. Jika Allah ta’ala telah mencintai seseorang maka dia
akan mengabulkan doanya.
5. firman Allah, [Jika dia meminta kepada-Ku akan Aku
berikan, jika dia meminta perlindungan
Pada-Ku, akan Aku lindungi]. Yaitu demi Allah, jika dia
meminta kepada-Ku akan Aku berikan
Karena huruf “lam” pada kalimat ini merupakan isi sumpah
dan sebelumnya ada kalimat
Sumpah yang dibuang. [jika dia meminta kepada-Ku akan Aku
berikan] yaitu, demi Allah jika
Dia meminta kepada-Ku akan Aku berikan apa yang ia minta,
yaitu bahwa Allah akan
Mengabulkan doanya. [jika dia meminta perlindungan pada-Ku,
akan Aku lindungi] ini adalah
Bagian dari kalimat sebelumnya.
Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk diantara
hamba-hamba Nya yang istimewa
Dan para wali-Nya.
Maha Suci Allah Yang memiliki segala ke-Kuasaan
Mereka berjalan menuju suatu jalan kemuliaan, generasi demi
generasi dengan begitu kokohnya, Semoga Alloh meridhoi mereka dan berkat mereka
semoga Alloh juga meridhoi kita semua. Amin.
Do’a Syekh Sayid Muhammad Yusuf Alkaf
Ya Allah, Engkau Dzat Pemilik segala Kuasa, diatas segala
Kelemahan
Dzat Pemilik segala Kehendak, diatas segala tiada daya
upaya
Dzat Pemilik segala Pengetahuan, diatas segala kejahilan
Dzat Pemilik segala Kehidupan, diatas segala Kematian
Dzat Pemilik segala Pendengaran, diatas segala Ketulian
Dzat Pemilik segala Penglihatan, diatas segala Kebutaan
Dzat Pemilik segala Kalam, diatas segala Kebisuan
Ya Allah, dengan Ridho-Mu aku terpatri dalam Hadhroh
Muhammad Rosululloh yang ke hijau hijuan,dengan Ketetapan-Mu aku Engkau
sembunyikan dalam perbendaharaan-Mu dengan ucapan Bismillah, Lillah Wa Billah,
Dan dengan Haq-Mu aku Engkau kuncikan dengan kalimat
La Ilaha Illalloh Muhammad Rosululloh.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar