Pimpinan
Pondok Pesantren Rubath al Muhibbien
Dari kana
Habib Umar Abdul Aziz bin Abdurrahman Syahab dan Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi
bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani.
Tenang,
hangat dalam bergaul, dan humoris itulah kesan habib kelahiran 1961 ini.
Habib Umar
Abdul Aziz adalah putra Habib Abdurrahman bin Muhammad Shahab, seorang yang
dikenal menyukai dan mencintai ulama , buah pernikahannya dengan syarifah Sidah
binti Ahmad bin Abdurrahman Shahab. Masa kecil dihabiskan di kota palembang.
Pada tahun
1967, ia belajar di madrasah Baitul Ulum, asuhan K.H. Kemas Umar, yang tidak
lain murid kakeknya. Kemudian pada tahun 1973 ia melanjutkan studinya kepondok
pesantren Ar-Riyadh, yang diasuh Habib Ahmad bin Abdullah Al-Habsyi dan Habib
Muhammad bin Hussein bin Shahab keduanya murid Habib Syekh bin Muhammad
Al-Habsyi, saudara Habib Ali Shahibul Maulid. Di pesantren Ar-Riyadh itu Habib
Umar adalah angkatan pertama.
Setelah
menimba ilmu lima tahun lamanya, pada tahun 1976 ia meneruskan belajar ke
Makkah bersama Habib Hamid Nagib bin Syaikh Abibakar bin Salim dan K.H. Usman
bin Salman Lubis hingga tahun 1983. Bersama kedua kawannya, ia belajar di
rubath yang di asuh Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani.
Setelah
Lulus, ia mendapat izin untuk pulang ke tanah air dan mengabdikan diri di
pesantren Ar-riyadh, ia mengabdi hingga tahun 2000.
Tahun 2000.
Habib Umar mencoba merintis pendirian rubath yang dinamakannya Al-Muhibbien.
Hingga kini jumlah santri yang di asuhnya mencapai 170 santri putra dan putri.
Santri Putri
diasuh oleh Istri Habib Umar dengan pondok tersendiri yang bernama Rubath Darul
Fuluh. Adalah Hababah Nur, Istri Habib Umar bin hafidz, yang memberi nama Rubath khusus perempuan
ini. Istri Habib Umar bin Shahab ini lulusan Daruz Zahra, Tarim, yang di asuh
Hababah Nur.
Tentang
Penamaan Rubath Al-Muhibbien, Habib Umar menyatakan, penamaan itu untuk
menanamkan doktrin mencintai Allah dan Rasulullah SAW serta mencintai hal-hal
yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Rubath yang di asuhnya ini memadukan materi
yang diajarkan di Darul Musthafa dan Rubath Al-Maliki. Ia meyakini, kedua
lembaga itulah yang menjadikan Khidmah dalam mentransfer keilmuan berdampak
kemajuan bagi umat islam Indonesia. karena sumbernya yang terjaga oleh
pelestari silsilah ilmu dari Rasulullah SAW.
Selain
berkiprah di dunia pendidikan Habib Umar Abdul Aziz juga menyempatkan diri
untuk berdakwah di tengah-tengah masyarakat. Ia berdakwah ke berbagai pelosok
Pulau Sumatera. Palembang, Bangka, Jambi, dan Lampung, adalah daerah yang
paling sering di datanginya untuk berdakwah. Bahkan beberapa tahun belakangan
ia sering ke Malaysia dan Singapore atas undangan para ulama setempat, seperti
majelis Syed Ibrahim Bin Yahya di Pahang dan Kelantan.
Khidmatnya
untuk berdakwah juga ditularkannya kepada para santri. Santri-santrinya itu
dilatih untuk berdakwah ke beberapa daerah di Sumatera selatan.
Selain itu,
Habib Umar juga mengasuh beberapa pengajian Majelis Taklim Al-Aqidah An-Nafi’ah
di kampung hilir, dengan materi pembacaan kitab Al-Aqidah An-Nafiah, karya
Habib Ali Bin Abibakar As-sakran. Kemudian Majelis Ta’lim Ahli Tarim dengan
kitab ‘Umdatul Ahkam, Karya Syaikh Al-Hafizh Taqiyyudin Al-maqdisi, dengan
syarahan Allamah Sayyid Alwi bin Abbas
Al-Maliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar