Beliau
adalah putra pertama dari pasangan Habib Muhsin bin ‘Ali Al Hamid dan Syarifah
Nur binti Abu Bakar Al’Aydrus. Habib Reza lahir pada hari Senin, 10 Syawwal
1404 H. Beliau mempunyai empat saudara kandung yaitu Syarifah Jamilah, Habib
Muhammad Zacky, Syarifah Khuriyah dan Habib Abu bakar.
Nama lengkap
beliau yaitu Habib Reza bin Muhsin bin ‘Ali bin Ahmad bin Muhsin bin ‘Abdullah
bin Salim bin Abu bakar bin Muhsin bin ‘Idrus bin ‘Umar bin ‘Abdullah bin Hamid
bin Syeikh Abu bakar bin Salim. Yang menurut silsilah nasab adalah cucu ke-13
dari Fakhrul Wujud As Syeikh Abu Bakar bin Salim. Nama atau gelar “Al Hamid”
itu sendiri didapat dari salah seorang putra As Syeikh Abu Bakar bin Salim yang
bernama Hamid yang artinya orang yang suka bersyukur atau memuji Allah. Habib
Reza adalah seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya hal ini dapat
dilihat dari ketulusan hatinya dalam menuntut ilmu yang mana itu adalah
keinginan orang tuanya agar dapat meneruskan ajaran datuk-datuknya dan di semua
kegiatan beliau selalu meminta doa restu orangtua.
Setelah
Habib Reza tamat SD di makasar beliau meminta doa restu kepada kedua
orangtuanya dan itu adalah keinginan orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan
di pulau Jawa. Adapun tujuan yang pertama beliau tuju yaitu di Pondok Pesantren
Al Khoirot yang beralamat di jalan Rawalumbu, Bekasi yang diasuh oleh Al Habib
Hamid Naqib bin Muhammad BSA sekitar tahun 1996 sampai tahun 1999. Setelah dirasa
cukup mondok disana kemudian pada tahun 1999 sampai tahun 2003 melanjutkan
pendidikannya ke pondok pesantren Darullughoh Wad-Da’wah Jawa timur, pimpinan
Al Habib Hasan bin Ahmad Baharun yang sekarang diasuh oleh putra-putra beliau
yaitu Habib ‘Ali Zainal ‘Abidin Baharun dan Habib Segaf Baharun. Setelah 5
tahun mondok di Darullughoh, Habib Reza belum puas akan ilmu-ilmu yang sudah
didapat karena beliau haus akan ilmu kemudian beliaupun berangkat ke jakarta
sekitar tahun 2003 tepatnya di Pondok Pesantren Ats Tsaqofah Al-Islamiyah
pimpinan Al Walid Al Habib ‘Abdurrohman bin Ahmad Assegaf di Bukit duri,
Jakarta selatan.
Hingga pada
akhirnya atas dorongan orangtua Habib Reza berangkat ke Ribath Darul Musthofa
Al Aidid pimpinan Al-Habib ‘Umar bin Muhammad BSA di Hadromaut, Yaman selama
kurang lebih 3 tahun. Menurut daftar tertib santri Habib ‘Umar dari catatan
Habib ‘Ali Al Haddad, maka Habib Reza terhitung dari angkatan ke-2 dari
indonesia tetapi dari daftar Habib ‘Umar adalah angkatan ke-5 dari indonesia. Tujuan
dakwah Habib ‘Umar adalah Tauhidul Ummah (mempersatukan umat) yang belum
syahadat, disyahadatkan dan yang sudah bersyahadat di ta’qidkan (diyakinkan).
Hal ini diteruskan oleh santri-santri Habib ‘Umar yang ada di penjuru dunia
khususnya indonesia dan itulah yang di emban Habib Reza dalam da’wahnya
mempersatukan umat.
Selama di
Hadromaut Habib Reza banyak mendapatkan ijazah dari para wali dan habaib yang
ada disana. Antara lain ijazah dari Guru Mulia Al Habib ‘Umar bin Muhammad bin
Hafidz, Al Allamah Al Faqih Habib ‘Ali Masyhur bin Muhammad BSA (Mufti Tarim),
Al Allamah Habib ‘Abdullah bin Muhammad bin Syahab Qolbu (Tarim), Al Allamah Al
Faqih Habib Salim bin ‘Abdullah As-Syathiri, Al Allamah Habib Sa’ad Al ‘Aydrus
(Imam Mesjid Segaf Tarim) dan beliau juga mendapatkan ijazah dari beberapa
munsib di Hadromaut.
Setelah
Habib Reza pulang ke indonesia atas izin Allah dan karena takdir Allah akhirnya
Habib Reza tinggal di Tegal pada tahun 2007 dan mendapatkan seorang istri orang
tegal dari Qobilah AlHaddar yaitu Syarifah Mumtazah binti Muhsin Al Haddar, dan
Alhamdulillah Habib Reza sekarang sudah dikaruniai 4 orang anak, 3 putri dan 1
putra.anak pertama beliau Fatimah yang memberi nama adalah Guru Mulia Habib
‘Umar bin Hafidz, anak ke-2 Zainab yang memberi nama adalah Habib Salim As
Syathiri, anak ke-3 ‘Ali Annaqib yang di ambil dari nama kakek dan guru beliau
dan anak ke 4 Ruqoyyah yang di beri nama dari ayah beliau Habib Muhsin.
Kegiatan
dakwah Habib Reza berpusat di Makassar dan kadang ke Jakarta,Kalimatan dan
beberapa wilayah di pulau Jawa, pernah Habib Reza berdakwah ke Riau selama 2
setengah bulan di daerah Enok dalam (pedalaman Riau). Kemudian Habib Reza juga
pernah berda’wah di Tegal selama 4 tahun dan mendirikan majelis ta’lim di Tegal
dengan nama Darun Nadzir Al Barokah berdiri kurang lebih pada tahun 2007
didirikan atas dorongan khusus Al Habib Mahdi Al Hiyed dan Ustadz Sulthon
Barmawi dan ashab-ashab Darul Musthofa yang ada di Tegal.
Pada majelis
ta’lim Habib Reza mengkaji dua kitab yang pertama dalam ilmu fiqih menggunakan
kitab Taqrirotul Sadidah dan yang kedua dalam ilmu tasawwuf menggunakan kitab
Al Mawaridul Rawiyah Al Haniyah karangan Al Habib Ahmad bin Zein Al Habsy.
Habib Reza juga suka berdakwah kepada para pemuda khususnya pemuda yang ikut grup
motor ketika di Tegal. Adapun sekarang beliau sudah kembali ke kampung
halamannya dan berda’wah di Makassar Sulawesi Selatan. Dalam jangka waktu yang
cukup singkat da’wah beliau di terima segala lapisan masyarakat dan beliau
mendirikan Majelis Al Musthofa. Dengan majelis inilah da’wah beliau menyebar di
seantero Indonesia timur, khususnya di sulawesi dan beliau di berikan amanat
untuk memimpin Front Pembela Islam di Sulawesi Selatan.
Dengan
majlis Al Musthofa dan FPI yg beliau pimpin, da’wah beliau semakin tersentuh di
seluruh lapisan masyarakat Sulawesi Selatan. Da’wah beliau dengan akhlaq dan
adab Rosulullah saw itu tampak dengan pemahaman keilmuan beliau, namun tak
jarang sikap tegas dalam da’wah beliau tampak ketika islam di hina atau
dilecehkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar