Tuan Guru Muhammad Kasyful Anwar Al Banjari
dilahirkan di Kampung Melayu pada malam
selasa tanggal 4 Rajab 1304 H jam 22.00
malam,dari pasangan H.Ismail bin H. Muhammad
Arsyad bin Muhammad Sholeh bin Badruddin bin
Kamaluddin dan Hj.Siti binti H.Abdurrahim bin Abu Su’ud bin Badruddin bin Kamaluddin
pasangan yang serasi lagi bertaqwa,sejak kecil
beliau sudah medapatkan pendidikan di
lingkungan keluarga, seperti belajar Al-Qur’an
karena pendidikan seperti ini lazim dikalangan
masyarakat Banjar pada masa itu, diantara guru gurunya yang juga keluarganya adalah : ~KH.Ismail bin H.Ibrahim bin Muhammad Sholeh
bin Khalifah Zainuddin bin Syekh Muhammad
Arsyad Al-Banjari
~Syekh Abdullah Khotib bin H.Muhammad Sholeh
bin Khalifah Hasanuddin bin Syekh Muhammad
Arsyad Al-Banjari Setelah melihat kecerdasannya, kakeknya yaitu
H. Muhammad Arsyad dan neneknya Hj. Siti
Aisyah mengirimnya ke kota suci sumber ilmu
Makkatul Mukarramah untuk meneruskan
pelajarannya. Pada tahun 1313 H berangkatlah
Beliau beserta seluruh keluarganya ke Tanah Suci Mekkah, sesampainya dinegeri Mekkah ia
sangat rajin menuntut ilmu baik kepada ayahnya
sendiri maupun kepada ulama lainnya, Beliau
belajar bahasa arab kepada H. Amin bin Qadhi
Haji Mahmud bin Aisyah binti Syekh Muhammad
Arsyad Al-Banjari beliau lama menetap di Mekkah, sewaktu dua tahun berada di Mekkah
ayah beliau wafat dan dimakamkan di Mekkah
dan dimakamkan di Ma’la, saat itu umurnya baru
11 tahun, pada umur 13 tahun ibunya menyusul
ayahnya wafat di Mekkah dan dimakamkan di
Ma’la sepekuburan dengan bapaknya,setelah itu beliau hanya tinggal bersama kakek dan
neneknya yang selalu merawatnya. Diantara guru guru beliau adalah: 1.Syeikh Umar Hamdan al-Mahrus yang bergelar
Muhaddist al-Haramain
2.Syeikh Muhammad Yahya al-Yamani
3.syeikh said bin Muhammad al-Yamani
4.Syeikh Sayyid Ahmad bin Syeikh Sayyid Abu
Bakar bin Syeikh Sayyid al-Arif Billah sayyid Muhammad Syata
5.Syeikh Sayyid Ahmad bin Hasan al-Aththas
penulis kitab Tadzikirunnas
6.Syeikh Muhammad Ali bin Husein al-Maliki
bergelar Sibawaihi karena kealimannya
7.Syeikh Umar Ba Junaid Mufti Syafiiyyah 8.Syeikh Muhammad Sholeh bin Muhammad Ba
Fadhal
9.Syeikh Muhammad Ahyad al-Bughuri
10.Syeikh Sayyid muhammad Amin al-Kutbi Setelah 17 tahun belajar di Mekkah akhirnya
pada bulan Rabiul Awwal Tahun 1330 H ia
kembali ke Tanah Air, setelah tiba di Tanah air
beliau dikawinkan oleh kakek neneknya dengan
seorang perempuan sholehah bernama Halimah
binti Ja’far pada bulan Syawwal 1330 H pada usia 26 tahun. Beliau dikaruniai anak 6 rang 4
putra 2 putri, setelah menerapkan ilmu selama
20 tahun di kampung halaman pada tahun
1350/1930 M beliau berangkat lagi keTanah Suci
bersama istri dan 2 orang anaknya beserta dua
orang keponakannya yaitu Anang Syarani dan Muhammad Syarwani Abdan (Bangil) yang
nantinya sangat terkenal di Tanah Suci sebagai
Dua Mutiara dari Banjar, keberangkatannya kali
ini selain untuk memperdalam ilmu agama juga
untuk membimbing anak dan kedua
keponakannya. Beliau bermukim selama 3 tahun,pada 17 Syafar 1353 H beliau kembali ke
Martapura sedang dua keponakanna tetap tinggal
di Tanah Suci meneruskan pendidikannya. Dirumahnya beliau membuka pengajian atas
permintaan masyarakat,kemudian pada tahun
1922 M ia tampil memimpin Madrasah
Darussalam pada periode ke 3, kepribadian
beliau sangat sederhana, tanpa henti beliau
mendidik murid muridnya,begitulah kehidupan pribadi seorang ‘alimul jalil ulama yang
memegang teguh disiplin ilmu dan
kemasyarakatan,ilmu dan amal baginya jalan
untuk meningkatkan ketaqwaan, harta tidak
boleh memperbudaknya tetapi hartalah yang
harus menjadi budaknya untuk menunjang segala amal kita dijalan Allah dan beliau tetap
tersenyum walaupun hidup dalam
kesederhanaan,bahkan dikatakan masih
kekurangan untuk mencukupi keperluannya
sehari hari, namun beliau selalu bersikap qanaah
(merasa cukup dengan nikmat yang telah diberikan Allah Swt) serta bersikap ikhlas fi
sabilillah dalam setiap keaadaan. Akhirnya pada malam senin pukul 9.45 menit
tanggal 18 syawwal 1359 H rohnya yang mulia
kembali kepada Rabb nya yang Maha Tinggi
dengan tenang dan damai pada usia 55 tahun dan
dimakamkan di Kampung Melayu Martapura,
Semoga Allah SWT membalas segala amal ibadah beliau dan dikumpulkan dengan Rasulullah Saw
dan orang orang sholeh sebelum beliau. amiin.
dilahirkan di Kampung Melayu pada malam
selasa tanggal 4 Rajab 1304 H jam 22.00
malam,dari pasangan H.Ismail bin H. Muhammad
Arsyad bin Muhammad Sholeh bin Badruddin bin
Kamaluddin dan Hj.Siti binti H.Abdurrahim bin Abu Su’ud bin Badruddin bin Kamaluddin
pasangan yang serasi lagi bertaqwa,sejak kecil
beliau sudah medapatkan pendidikan di
lingkungan keluarga, seperti belajar Al-Qur’an
karena pendidikan seperti ini lazim dikalangan
masyarakat Banjar pada masa itu, diantara guru gurunya yang juga keluarganya adalah : ~KH.Ismail bin H.Ibrahim bin Muhammad Sholeh
bin Khalifah Zainuddin bin Syekh Muhammad
Arsyad Al-Banjari
~Syekh Abdullah Khotib bin H.Muhammad Sholeh
bin Khalifah Hasanuddin bin Syekh Muhammad
Arsyad Al-Banjari Setelah melihat kecerdasannya, kakeknya yaitu
H. Muhammad Arsyad dan neneknya Hj. Siti
Aisyah mengirimnya ke kota suci sumber ilmu
Makkatul Mukarramah untuk meneruskan
pelajarannya. Pada tahun 1313 H berangkatlah
Beliau beserta seluruh keluarganya ke Tanah Suci Mekkah, sesampainya dinegeri Mekkah ia
sangat rajin menuntut ilmu baik kepada ayahnya
sendiri maupun kepada ulama lainnya, Beliau
belajar bahasa arab kepada H. Amin bin Qadhi
Haji Mahmud bin Aisyah binti Syekh Muhammad
Arsyad Al-Banjari beliau lama menetap di Mekkah, sewaktu dua tahun berada di Mekkah
ayah beliau wafat dan dimakamkan di Mekkah
dan dimakamkan di Ma’la, saat itu umurnya baru
11 tahun, pada umur 13 tahun ibunya menyusul
ayahnya wafat di Mekkah dan dimakamkan di
Ma’la sepekuburan dengan bapaknya,setelah itu beliau hanya tinggal bersama kakek dan
neneknya yang selalu merawatnya. Diantara guru guru beliau adalah: 1.Syeikh Umar Hamdan al-Mahrus yang bergelar
Muhaddist al-Haramain
2.Syeikh Muhammad Yahya al-Yamani
3.syeikh said bin Muhammad al-Yamani
4.Syeikh Sayyid Ahmad bin Syeikh Sayyid Abu
Bakar bin Syeikh Sayyid al-Arif Billah sayyid Muhammad Syata
5.Syeikh Sayyid Ahmad bin Hasan al-Aththas
penulis kitab Tadzikirunnas
6.Syeikh Muhammad Ali bin Husein al-Maliki
bergelar Sibawaihi karena kealimannya
7.Syeikh Umar Ba Junaid Mufti Syafiiyyah 8.Syeikh Muhammad Sholeh bin Muhammad Ba
Fadhal
9.Syeikh Muhammad Ahyad al-Bughuri
10.Syeikh Sayyid muhammad Amin al-Kutbi Setelah 17 tahun belajar di Mekkah akhirnya
pada bulan Rabiul Awwal Tahun 1330 H ia
kembali ke Tanah Air, setelah tiba di Tanah air
beliau dikawinkan oleh kakek neneknya dengan
seorang perempuan sholehah bernama Halimah
binti Ja’far pada bulan Syawwal 1330 H pada usia 26 tahun. Beliau dikaruniai anak 6 rang 4
putra 2 putri, setelah menerapkan ilmu selama
20 tahun di kampung halaman pada tahun
1350/1930 M beliau berangkat lagi keTanah Suci
bersama istri dan 2 orang anaknya beserta dua
orang keponakannya yaitu Anang Syarani dan Muhammad Syarwani Abdan (Bangil) yang
nantinya sangat terkenal di Tanah Suci sebagai
Dua Mutiara dari Banjar, keberangkatannya kali
ini selain untuk memperdalam ilmu agama juga
untuk membimbing anak dan kedua
keponakannya. Beliau bermukim selama 3 tahun,pada 17 Syafar 1353 H beliau kembali ke
Martapura sedang dua keponakanna tetap tinggal
di Tanah Suci meneruskan pendidikannya. Dirumahnya beliau membuka pengajian atas
permintaan masyarakat,kemudian pada tahun
1922 M ia tampil memimpin Madrasah
Darussalam pada periode ke 3, kepribadian
beliau sangat sederhana, tanpa henti beliau
mendidik murid muridnya,begitulah kehidupan pribadi seorang ‘alimul jalil ulama yang
memegang teguh disiplin ilmu dan
kemasyarakatan,ilmu dan amal baginya jalan
untuk meningkatkan ketaqwaan, harta tidak
boleh memperbudaknya tetapi hartalah yang
harus menjadi budaknya untuk menunjang segala amal kita dijalan Allah dan beliau tetap
tersenyum walaupun hidup dalam
kesederhanaan,bahkan dikatakan masih
kekurangan untuk mencukupi keperluannya
sehari hari, namun beliau selalu bersikap qanaah
(merasa cukup dengan nikmat yang telah diberikan Allah Swt) serta bersikap ikhlas fi
sabilillah dalam setiap keaadaan. Akhirnya pada malam senin pukul 9.45 menit
tanggal 18 syawwal 1359 H rohnya yang mulia
kembali kepada Rabb nya yang Maha Tinggi
dengan tenang dan damai pada usia 55 tahun dan
dimakamkan di Kampung Melayu Martapura,
Semoga Allah SWT membalas segala amal ibadah beliau dan dikumpulkan dengan Rasulullah Saw
dan orang orang sholeh sebelum beliau. amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar