ran Islam di Indonesia ini
bahkan memiliki 4 empat tempat yang dipercaya sebagai peristirahatan terakhir
Syekh Jumadil Kubro (Syech Jumadil Qubro) yaitu di makam Troloyo berada
satu lokasi dengan situs Trowulan Majapahit, Mojokerto, Semarang, Desa Turgo, Merapi, Yogyakarta dan
Parang Tritis, Gunung Kidul, Yogjakarta. Saya kemudian mencari -
cari mengenai empat tempat, yang saya dapatkan adalah banyak sekali
peziarah yang datang ke makam Troloyo atau makam Tralaya untuk
berziarah ke Syekh Jumadil Kubro (Syech Jumadil Qubro). Sehingga
makam Syeh Jumadil Kubro menjadi salah satu obyek wisata religi di
Mojokerto. Di Desa Turgo, Merapi,Yogjakarta dekat Plawangan dan
Parang Tritis, Yogja hanyalah petilasan (daerah yang pernah disinggahi beliau).
Dalam penulisan biografi dan
sejarah Syekh Jumadil Kubro (Syech Jumadil Qubro) saya berpegang pada naskah
Mertasinga. Silsilah yang terdapat dalam Naskah Mertasinga ini saya dapatkan di
buku Sajarah wali Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati (Naskah Kuningan)
karya H.R Amman N. Wahyu. Menurut Naskah Merasinga, Syekh Jumadil Kubro (Syech
Jumadil Qubro) merupakan kakek dari Raden Rakhmat (Sunan Ampel) dan uyut dari
Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) melalui garis ayah. Nama Syekh Jumadil
Kubro (Syech Jumadil Qubro) yang terdapat di buku inipun hanya mencantumkan
nama Jumadil Kabir. Nama asli beliau diambil dari sumber lain, yang menyatakan
nama asli Syekh Jumadil Kubro (Syech Jumadil Qubro) adalah Zainul Husein atau
Jamaluddin Husein Akbar.
Pada Naskah Mertasinga, Syekh Jumadil
Kubro (Syech Jumadil Qubro) adalah cucu ke 18 Rasulullah Muhammad SAW melalui
garis Imam Husein putra, Sayyidah Fatimah Az Zahra dan Imam Ali bin Abi Thalib.
Pada Naskah Mertasinga tersebut juga terdapat nama Syekh Jumad yang
merupakan kakek dari sunan Giri. Tetapi menurut sumber lain, nama asli Syekh
Jumad adalah Syekh Majagung atau R. Nyingkara, adik dari istri Syekh
Mustakim.
Perjalanan dakwah Syekh Jumadil Kubro (Syech Jumadil Qubro) berakhir di Trowulan, Mojokerto. Beliau wafat tahun 1376 M, 15 Muharram 797 H. diperkirakan hidup di antara dua Raja Majapahit (awal Raja Tribhuwana Wijaya Tunggadewi dan pertengahan Prabu Hayam Wuruk).Keberadaannya Syekh Jumadil Kubro (Syech Jumadil Qubro) di tanah Majapahit hingga ajal menjelang menunjukkan perjuangan Syekh Jumadil Kubro (Syech Jumadil Qubro) untuk menegakkan agama Islam di bumi Majapahit sangatlah besar. Bahkan saya berpendapat bahwa Syekh Jumadil Kubro (Syech Jumadil Qubro) menjadi saksi ketika Gaj Ahmad (Gajahmada) bersumpah amukti Palapa.
Melihat letak makam beliau di makam
Troloyo, terlihat bahwa Syekh Jumadil Kubro (Syech Jumadil Qubro) memiliki
dekat dengan pejabat kerajaan Majapahit. Beliau dimakamkan di tempat khusus,
ditengah pejabat kerajaan antaranya adalah makam Tumenggung Satim Singgo Moyo,
Kenconowungu, Anjasmoro, Sunan Ngudung (ayah Sunan Kudus).
http://waliyuallahliveforever.blogspot.com/search/label/Syekh%20Jumadil%20Kubro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar