Membaca basmalah dan hamdalah
1. Dari Umar bin Salamah ra., ia berkata: Rasulullah
SAW,bersabda: “Sebutlah nama Allah (bacalah basmalah), dan makanlah dengan
tangan kananmu, serta makanlah dari makanan yang dekat dengan kamu.” (HR.
Bukhari danMuslim)
2. Dari Aisyah ra., ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda:
“Apabila salah seorang diantara kalian makan, hendaklah ia
menyebutkan nama Allah Ta’ala. Apabila lupa menyebut nama-Nya sewaktu memulai
makan, hendaklah ia membaca:
“BISMILAHI AWWALAHU WA AKHIRAHU”(Dengan menyebut nama Allah
pada permulaan dan penghabisan makan)!” (HR.Abu Daud dan Tirmidzi)
3. Dari Jabir ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah
SAW, bersabda: “Apabila seseorang masuk ke rumahnya, lalu berdzikir kepada
Allah Ta’ala ketika ia masuk, dan sewaktu makan, maka setan berkata (kepada
temannya): ‘Kamu tidak bisa ikut masuk dan kamu tidak bisa ikut makan.’ Dan
apabila seseorang tidak berdzikir kepada Allah Ta’ala ketika masuk rumahnya,
maka setan berkata: ‘kamu dapat mengikutinya masuk.’ Dan apabila seseorang
tidak berdzikir kepada Allah Ta’ala sewaktu makan, maka setan berkata (kepada
temannya): ‘Kamu bisa ikut makan dan bisa ikut masuk.’” (HR. Muslim)
4. Dari Hudzaifah ra., ia berkata: Apabila kami makan bersama
Rasulullah SAW, kami tidak berani meletakkan tangan ke tempat makanan sebelum
Rasulullah SAW, meletakkannya terlebih dahulu. Suatu saat, ketika kami akan
makan bersama beliau, tiba-tiba datanglah seorang wanita tergesa-gesa,
seakan-akan ada sesuatu yang mendorongnya. Ia langsung meletakkan tangannya ke
tempat makanan, tetapi Rasulullah SAW, memegang tangannya. Kemudian datanglah
seorang Badui terburu-buru seakan-akan ada sesuatu yang mendorongnya. Ia
langsung meletakkan tangannya ke tempat makanan, maka dengan cepat Rasulullah
SAW, memegang tangannya, seraya bersabda: “Sesungguhnya setan itu merebut
makanan yang tidak disebut nama Allah. Sesungguhnya setan datang bersama-sama
wanita ini untuk merebut makanan, maka aku pegang tangannya. Kemudian ia datang
bersama-sama orang Badui ini untuk merebut makanan, maka kau pegang tangannya.
Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya tangan setan ini
saya pegang bersama-sama kedua tangan orang ini.” Kemudian Rasulullah menyebut
nama Allah Ta’ala dan memulai makan.” (HR. Muslim)
5. Dari Umayya bin Makhsyiy Ash-Shahabiy ra., ia berkata:
“Ketika Rasulullah SAW, duduk ada seseorang makan tanpa
menyebut nama Allah, sehingga hampir habis makanannya, hanya tinggal sesuap.
Ketika ia akan menyuapkan ke mulutnya ia membaca: BISMILAHI AWWALAHU WA AKHIRAHU.”
Melihat yang demikian Nabi SAW, tersenyum dan bersabda: “Setan itu selalu makan
bersamanya, namun ketika ia menyebut nama Allah, maka setan itu memuntahkan apa
yang ada dalam perutnya.” (HR. Abu Daud dan An Nasa’i)
6. Dari Aisyah ra., ia berkata: Ketika Rasulullah SAW,
sedang makan bersama enam orang sahabatnya, seorang Badui datang dan makan
sebanyak dua kali suapan. Kemudian
Rasulullah SAW, bersabda: “Seandainya ia menyebut nama
Allah, niscaya mkanan itu cukup untuk kalian.” (HR. Tirmidzi)
7. Dari Abu Umamah ra., ia berkata: Apabila Nabi SAW,
mengangkat hidangannya, beliau membaca: ‘ALHAMDU LILLAAHI HAMDAN KATSIIRAN
THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI GHAIRA MAKFIYYIN WALAA MUSTAGHNAN ‘ANHU
RABBANAA’(Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak dan baik serta penuh
berkah yang tiada terbalas dan sangat dibutuhkan, wahai Tuhan kami).” (HR.
Bukhari)
8. Dari Muadz bin Anas ra., ia berkata: Rasulullah SAW,
bersabda: “Siapa saja yang telah makan, kemudian membaca: ‘ALHAMDULILLAAHI ATH
‘AMANII HAADZAA WARAZAQINIIHI MIN GHAIRI HAULIN MINNII WALAA QUWWATIN’(Segala
puji bagi Allah, Zat yang telah memberi makanan ini kepada saya, dan telah
mengkaruniakan rezeki dengan tiada daya dan kekuatan dari diri saya), maka
diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Abu Daud dan tirmidzi)
Dilarang mencela makanan
1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: “Rasulullah tidak
pernah mencela makanan. Apabila beliau menyukainya, beliau memakannya, dan
apabila tidak menyenanginya, maka meninggalkan makanan itu.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
2. Dari Jabir ra., ia berkata: Nabi SAW, pernah menanyakan
lauk kepada keluarganya, kemudian mereka menjawab: “Kami tidak mempunyai
apa-apa selain cuka.” Maka beliau meminta cuka itu, dan makan berlauk cuka,
seraya bersabda: “Sebaik baik lauk adalah cuka,” (HR.Muslim)
Sikap orang yang berpuasa
1. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW,
bersabda:
“Apabila salah seorang diantara kalian diundang, hendaklah
ia menghadirinya. Jika ia sedang berpuasa, hendaklah ia mendoakan, dan jika
tidak berpuasa hendaklah ia makan.”(HR. Muslim)
Sikap orang yang diundang makan
2. Dari Abu Mas’ud A-Badriy ra., ia berkata: “Ada seseorang
mengundang Nabi SAW, untuk jamuan makan yang disiapkan bagi lima orang,
kemudian ada seseorang yang mengikuti mereka. Ketika sampai di muka pintu, Nabi
SAW, menjelaskan kepada orang yang mengundangnya: “Sesungguhnya orang ini
mengikuti kami, maka terserah kamu. Apabila kamu suka, izinkanlah orang ini,
apabila tidak, biarlah orang ini pulang!” Orang yang mengundang itu berkata:
“Wahai Rasulullah, saya mengizinkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Adat makan
1. Dari Umar bin Abu Salamah ra., ia berkata: “Waktu kecil,
saya diasuh Rasulullah SAW, dan pernah mengulurkan tangan untuk mengambil
makanan yang terletak di piring, kemudian beliau bersabda kepada saya: “Wahai
anak muda, sebutlah nama Allah Ta’ala serta makanlah dengan tangan kananmu dan
makanlah dari makanan yang dekat dengan kamu!” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Dari Salamah bin Al-Akwa ra., ia berkata: Ada seseorang
makan di hadapan Rasulullah SAW, dengan menggunakan tangan kirinya, kemudian
beliau bersabda: “Makanlah dengantangan kananmu!” Ia menjawab: “Saya tidak
bisa.” Beliau bersabda: “Kamu tidak bisa, karena kesombonganmu.” Setelah itu
orang tersebut tidak bisa mengangkat tangannya ke mulut.” (HR. Muslim)
Larangan makan kurma atau sejenis dua butir sekaligus
1. Dari Jabalah bin Suhaim, ia berkata: “Kali tertentu, kami
bersama dengan Ibnu Zubair mengalami musim paceklik. Tiba-tiba kami mendapatkan
rezeki kurma. Waktu Abdullah bin Umar ra., lewat, ia mendapati kami sedang
makan kurma. Kemudian ia berkata: “Janganlah kalian makan dua butir kurma atau
lebih sekaligus! Sesungguhnya Nabi SAW, melarang untuk makan dua butir kurma
atau lebih sekaligus.” Kemudian ia berkata lagi: “Kecuali orang itu minta izin
kepada kawannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
MEMPERBANYAK KAWAN DISAAT MAKAN
1. Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW, bersabda: “Makanan
dua orang cukup untuk tiga orang, dan makanan tiga orang cukup untuk empat
orang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Dari Jabir ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah
SAW, bersabda: “Makanan satu orang cukup untuk dua orang, makanan dua orang
cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang itu cukup untuk delapan
orang.” (HR. Muslim)
http://sufiroad.blogspot.com/2011/06/riyadathus-shalihin-seputar-makanan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar