Oleh Habib Ahmad
“Siapa yang menginginkan khusnul khotimah dipenghujung umurnya,
hendaknya ia berprasangka baik kepada manusia.” ( Imam Syafi’i )
”Renungkanlah pendeknya umurmu. Andaikata engkau berumur seratus
tahun sekalipun, maka umurmu itu pendek
jika dibandingkan dengan masa hidupmu kelak di akhirat yang abadi,
selama-lamanya. Coba renungkan, agar dapat beristirahat ( pensiun )selama dua puluh tahun, dalam satu bulan atau setahun engkau sanggup menanggung
berbagai beban berat dan kehinaan di dalam mencari dunia. Tetapi mengapa engkau tidak sanggup menanggung beban ibadah selama beberapa hari demi mengharapkan kebahagiaan abadi di Akhirat nanti? Jangan panjang angan-angan, engkau nanti akan berat untuk beramal. Yakinilah bahwa tak lama lagi engkau akan mati. Katakan dalam hatimu : ‘Pagi ini aku akan beribadah meskipun berat, siapa tahu nanti malam aku mati. Malam ini aku akan sabar untuk beribadah, siapa tahu besok aku mati’. Sebab, kematian tidak datang pada waktu, keadaan dan tahun tertentu. Yang jelas ia pasti datang. Oleh karena itu, mempersiapkan diri menyambut kedatangan maut lebih utama daripada menpersiapkan diri menyambut dunia. Bukankah kau menyadari betapa pendek waktu hidupmu di dunia ini? Bukankah bisa jadi ajalmu hanya tersisa satu tarikan dan hembusan napas atau satu hari? Setiap hari lakukanlah hal ini dan paksakan dirimu untuk sabar beribadah kepada Allah swt. Andaikata engkau ditakdirkan untuk hidup selama lima puluh tahun dan kau biasakan dirimu untuk sabar beribadah, nafsumu tetap akan berontak, tetapi ketika maut menjemput kau akan berbahagia selama-lamanya. Tetapi, ketika engkau tunda-tunda dirimu untuk beramal, dan kematian datang di waktu yang tidak kau perkirakan ( Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali )
selama-lamanya. Coba renungkan, agar dapat beristirahat ( pensiun )selama dua puluh tahun, dalam satu bulan atau setahun engkau sanggup menanggung
berbagai beban berat dan kehinaan di dalam mencari dunia. Tetapi mengapa engkau tidak sanggup menanggung beban ibadah selama beberapa hari demi mengharapkan kebahagiaan abadi di Akhirat nanti? Jangan panjang angan-angan, engkau nanti akan berat untuk beramal. Yakinilah bahwa tak lama lagi engkau akan mati. Katakan dalam hatimu : ‘Pagi ini aku akan beribadah meskipun berat, siapa tahu nanti malam aku mati. Malam ini aku akan sabar untuk beribadah, siapa tahu besok aku mati’. Sebab, kematian tidak datang pada waktu, keadaan dan tahun tertentu. Yang jelas ia pasti datang. Oleh karena itu, mempersiapkan diri menyambut kedatangan maut lebih utama daripada menpersiapkan diri menyambut dunia. Bukankah kau menyadari betapa pendek waktu hidupmu di dunia ini? Bukankah bisa jadi ajalmu hanya tersisa satu tarikan dan hembusan napas atau satu hari? Setiap hari lakukanlah hal ini dan paksakan dirimu untuk sabar beribadah kepada Allah swt. Andaikata engkau ditakdirkan untuk hidup selama lima puluh tahun dan kau biasakan dirimu untuk sabar beribadah, nafsumu tetap akan berontak, tetapi ketika maut menjemput kau akan berbahagia selama-lamanya. Tetapi, ketika engkau tunda-tunda dirimu untuk beramal, dan kematian datang di waktu yang tidak kau perkirakan ( Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali )
“ Jika engkau telah berusia empat puluh tahun, maka segeralah
untuk memperbanyak amal shaleh siang maupun malam. Sebab, waktu pertemuanmu
dengan Allah ‘ Azza wa Jalla semakin dekat. Ibadah yang kau kerjakan saat ini
tidak mampu menyamai ibadah seorang pemuda yang tidak menyia-nyiakan masa
mudanya. Bukankah selama ini kau sia-siakan masa muda dan kekuatanmu. Andaikata saat ini kau ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi. Oleh karena itu beramallah sesuai kekuatanmu. Perbaikilah masa lalumu dengan banyak berdzikir, sebab tidak ada amal yang lebih mudah dari dzikir. Dzikir dapat kamu lakukan ketika berdiri, duduk, berbaring maupun sakit. Dzikir adalah ibadah yang paling mudah. Rasulullah saw bersabda : Dan hendaklah lisanmu basah dengan berdzikir kepada Allah swt. Bacalah secara berkesinambungan doa ’ dan dzikir apapa pun yang mudah bagimu. Pada hakikatnya engkau dapat berdzikir kepada Allah swt adalah karena kebaikanNya. Ia akan mengaruniamu ….. ( Ibnu ‘Atha illah Askandari )
mudanya. Bukankah selama ini kau sia-siakan masa muda dan kekuatanmu. Andaikata saat ini kau ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi. Oleh karena itu beramallah sesuai kekuatanmu. Perbaikilah masa lalumu dengan banyak berdzikir, sebab tidak ada amal yang lebih mudah dari dzikir. Dzikir dapat kamu lakukan ketika berdiri, duduk, berbaring maupun sakit. Dzikir adalah ibadah yang paling mudah. Rasulullah saw bersabda : Dan hendaklah lisanmu basah dengan berdzikir kepada Allah swt. Bacalah secara berkesinambungan doa ’ dan dzikir apapa pun yang mudah bagimu. Pada hakikatnya engkau dapat berdzikir kepada Allah swt adalah karena kebaikanNya. Ia akan mengaruniamu ….. ( Ibnu ‘Atha illah Askandari )
“ Ketahuilah, sebuah umur yang awalnya disia-siakan, seyogyanya
sisanya di manfaatkan. Jika seorang ibu memiliki sepuluh anak dan sembilan
diantaranya
meninggal dunia. Tentu ia akan lebih mencintai satu-satunya anak yang masih hidup itu.
Kamu telah menyia-nyiakan sebagian besar umurmu, oleh karena itu jagalah sisa umurmu yang sangat sedikit itu. Demi Allah,
sesungguhnya umurmu bukanlah umur yang dihitung sejak engkau lahir, tetapi umurmu adalah umur yang dihitung sejak hari pertama engkau mengenal Allah swt.( Ibnu ‘Atha illah Askandari )
meninggal dunia. Tentu ia akan lebih mencintai satu-satunya anak yang masih hidup itu.
Kamu telah menyia-nyiakan sebagian besar umurmu, oleh karena itu jagalah sisa umurmu yang sangat sedikit itu. Demi Allah,
sesungguhnya umurmu bukanlah umur yang dihitung sejak engkau lahir, tetapi umurmu adalah umur yang dihitung sejak hari pertama engkau mengenal Allah swt.( Ibnu ‘Atha illah Askandari )
“ seseorang yang telah mendekati ajalnya ( berusia lanjut ) dan
ingin memperbaiki segala kekurangannya di masa lalu, hendaknya dia banyak
membaca dzikir yang ringkas tetapi berpahala besar. Dzikir semacam itu akan
membuat sisa umur yang pendek menjadi panjang, seperti dzikir yang berbunyi :
‘Maha suci Allah yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya, ( kalimat ini kuucapkan
) sebanyak jumlah ciptaan-Nya, sesuai dengan yang ia sukai, seberat timbangan
Arsy-Nya dan setara dengan jumlah kata-kata-Nya’.
Jika sebelumnya kau sedikit melakukan shalat dan puasa sunah, maka perbaikilah kekuranganmu dengan banyak bershalawat kepada Rasulullah saw. Andaikata sepanjang hidupmu engkau melakukan segala jenis ketaatan dan kemudian Allah swt bershalawat kepadamu sekali saja, maka satu shalawat Allah ini akan mengalahkan semua amalmu itu. Sebab, engkau bershalawat kepada Rasulullah sesuai dengan kekuatanmu, sedangkan Allah swt bershalawat kepadamu sesuai dengan kebesaran-Nya. Ini jika Allah swt bershalawat kepadamu sekali, lalu bagaimana jika Allah swt membalas setiap shalawatmu dengan sepuluh shalawat sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah Hadits Shahih? Betapa indah hidup ini jika kau isi dengan ketaatan kepada Allah swt, dengan berdzikir kepada-Nya dan bershalawat kepada Rasulullah saw. ”( Ibnu ‘Athaillah Askandari )
http://arroudloh.wordpress.com/2010/07/07/wasiat-nasehat-umur/#more-441
Jika sebelumnya kau sedikit melakukan shalat dan puasa sunah, maka perbaikilah kekuranganmu dengan banyak bershalawat kepada Rasulullah saw. Andaikata sepanjang hidupmu engkau melakukan segala jenis ketaatan dan kemudian Allah swt bershalawat kepadamu sekali saja, maka satu shalawat Allah ini akan mengalahkan semua amalmu itu. Sebab, engkau bershalawat kepada Rasulullah sesuai dengan kekuatanmu, sedangkan Allah swt bershalawat kepadamu sesuai dengan kebesaran-Nya. Ini jika Allah swt bershalawat kepadamu sekali, lalu bagaimana jika Allah swt membalas setiap shalawatmu dengan sepuluh shalawat sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah Hadits Shahih? Betapa indah hidup ini jika kau isi dengan ketaatan kepada Allah swt, dengan berdzikir kepada-Nya dan bershalawat kepada Rasulullah saw. ”( Ibnu ‘Athaillah Askandari )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar