Beliau
seorang yang sangat alim,berwibawa dan tawadhu. Dan Beliau termasuk A’yanil
bilad Tariem (Tokoh-tokoh Habaib Tarim). Dan Beliau juga lah yang sering
dijuluki Sang “Ainu Tariem” – Matanya Kota Tarim al Ghanna
Usia Beliau
sekitar 70-an, putra dari Al-Allamah Habib Muhammad, dan cucu dari Al-Allamah
Habib Alwi bin Abdullah bin Shahabuddin, dipercaya telah mencapai maqam atau
tingkatan yang sangat tinggi sebagai seorang sufi. Seperti juga ayah, kakek,
serta kakek buyutnya, beliau termasuk orang yang dekat dan begitu cinta kepad
Rasulullah saw. Sehingga tak ada tindakan-tindakannya yang tidak mengacu pada
perilaku Nabi saw. Beliau sering diundang ke Indonesia, melalui para ulama dan
habaib,
dan jawaban
Beliau selalu;” Saya menunggu perintah saja!’. ( Maksud dari perkataan Beliau
ialah menunggu perintah dari ROSULULLAH Saw secara langsung ),karena beliau
sering berdialog dengan Baginda Rasul Saw.
biasanya
didatangi para Ulama yang hendak bepergian berdakwah ke luar negeri untuk minta
izin, berpamitan dan memohon doa’ restu. Tak kurang, Habib Umar bin Hafidz,
pemimpin Darul Mustafa, Tarim, yang mencetak Ulama-ulama muda di berbagai
negeri, tak bisa tidak, selalu mencium tangan Habib Abdullah sebelum keliling
mengunjungi anak muridnya. Jangan harap guru besar ini beranjak sebelum
mendapat anggukan kepala Habib Abdullah.
Para ulama
dan peziarah, khususnya dari Indonesia, juga belum merasa mantap keliling
Hadramaut sebelum mendengarkan kalam dan doa’ Habib Abdullah. Setidaknya
mencoba menikmati senyum sang habib dan menerima suguhan teh atau kopi dari
rumahnya yang dianggap penuh penuh berkah. Habib Umar bin Hafidz tak mau
menyentuh gelas kopi yang disuguhkan; ia hanya mau minum dari sisa minuman di
gelas habib yang sangat dimuliakannya itu.
Dimana
ketika dijumpai di suatu majelis yang dihadiri oleh habaib Tarim seperti Al
Habib Abdullah bin Shahab (Ainu Tariem), Al Habib Salim bin Abdullah Asyatiri,
Al Habib Masyhur bin Hafidz, Al Habib Umar bin Hafidz dan yang lainnya,
kesemuanya merupakan permata nan indah dari Kota Tarim. Yang kemudian ketika
waktu memberikan tausiyah, maka Al Habib Salim bin Abdullah Asyatiri tidak akan
memberikan tausiyah sebelum Al Habib Abdullah bin Shahab memberikan tausiyah,
Al Habib Masyhur bin Hafidz tidak akan memberikan tausiyah sebelum Al Habib
Abdullah bin Shahab memberikan tausiyah, Al Habib Umar bin Hafidz tidak akan
memberikan tausiyah sebelum Al Habib Abdullah bin Shahab memberikan tausiyah,
begitu seterusnya. Beliau begitu dicintai, dihormati, disayangi, dan dikagumi.
Sedikit cerita mengenai ahli Tarim yang selalu menandakan akhlak dan ukhuwah
dalam setiap apa pun yang dilakukan oleh mereka.
Habib
Abdullah tidak melewatkan undangan siapa saja, terutama majlis ilmu, tanpa
alasan yang jelas. Apabila beliau hadir, suasana majlis menjadi tampak agung,
karena jemaah mendekat, merapat, takut kehilangan bahkan sepatah-dua patah
kalam beliau yang sangat berharga, dan mengamini doa-doanya yang dipercaya makbul.
Habib Umar
bin Hafidz yang dikenal sebagai jago pidato, akan menyerahkan semua waktunya
kepada Habib Abdullah.Beliau di ibaratkan Sang Matahari tunggal didalam suatu
majlis.
minta izin save photo beliau
BalasHapus