Gus Miek seorang hafizh (penghapal) Al-Quran. Karena, bagi
Gus Miek, Al-Quran adalah tempat mengadukan segala permasalahan hidupnya yang
tidak bisa dimengerti orang lain. Dengan mendengarkan dan membaca Al-Quran, Gus
Miek merasakan ketenangan dan tampak dirinya berdialog dengan Tuhan ,beliaupun
membentuk sema’an alquran dan jama’ah Dzikrul Ghofilin.
gus miek selain dikenal sebagai seorang ulama besar juga
dikenal sebagai orang yang nyeleneh beliau lebih menyukai da’wah di kerumunan
orang yang melakukan maksiat seperti discotiq ,club malam dibandingkan dengan
menjadi seorang kyai yang tinggal di pesantren yang mengajarkan santrinya kitab
kuning. hampir tiap malam beliau menyusuri jalan-jalan di jawa timur keluar
masuk club malam, bahkan nimbrung dengan tukang becak, penjual kopi di
pinggiran jalan hanya untuk memberikan sedikit pencerahan kepada mereka yang
sedang dalam kegelapan. Ajaran-ajaran beliau yang terkenal adalah suluk jalan
terabas atau dalam bahasa indonesianya pemikiran jalan pintas.
Pernah di ceritakan Suatu ketika Gus Miek pergi ke discotiq
dan disana bertemu dengan Pengunjung yang sedang asyik menenggak minuman keras,
Gus Miek menghampiri mereka dan mengambil sebotol minuman keras lalu
memasukkannya ke mulut Gus Miek salah satu dari mereka mengenali Gus Miek dan
bertanya kepada Gus Miek.” Gus kenapa sampeyan ikut Minum bersama kami ?
sampeyankan tahu ini minuman keras yang diharamkan oleh Agama ? lalu Gus Miek
Menjawab “aku tidak meminumnya …..!! aku hanya membuang minuman itu kelaut…!hal
ini membuat mereka bertanya-tanya, padahal sudah jelas tadi Gus Miek meminum
minuman keras tersebut. Diliputi rasa keanehan ,Gus miek angkat bicara
“sampeyan semua ga percaya kalo aku tidak meminumnya tapi membuangnya kelaut..?
lalu Gus Miek Membuka lebar Mulutnya dan mereka semua terperanjat kaget didalam
Mulut Gus miek terlihat Laut yang bergelombang dan ternyata benar minuman keras
tersebut dibuang kelaut. Dan Saat itu juga mereka diberi Hidayah Oleh Alloh SWt
untuk bertaubat dan meninggalkan minum-minuman keras yang dilarang oleh agama.
Itulah salah salah satu Karomah kewaliyan yang diberikan Alloh kepada Gus Miek.
jika sedang jalan-jalan atau keluar, Gus Miek sering kali
mengenakan celana jeans dan kaos oblong. Tidak lupa, beliau selalu mengenakan
kaca mata hitam lantaran lantaran beliau sering menangis jika melihat seseorang
yang “masa depannya” suram dan tak beruntung di akherat kelak.
Ketika beliau berda’wak di semarang tepatnya di NIAC di
pelabuhan tanjung mas.Niac adalah surga perjudian bagi para cukong-cukong besar
baik dari pribumi maupun keturunan ,Gus Miek yang masuk dengan segala
kelebihannya mampu memenangi setiap permainan, sehingga para cukong-cukong itu
mengalami kekalahan yang sangat besar. Niac pun yang semula menjadi surga
perjudian menjadi neraka yang sangat menakutkan
Satu contoh lagi ketika Gus miek berjalan-jalan ke Surabaya,
ketika tiba di sebuah club malam Gus miek masuk kedalam club yang di penuhi
dengan perempuan-perempuan nakal, lalu gus miek langsung menuju watries
(pelayan minuman) beliau menepuk pundak perempuan tersebut sambil meniupkan
asap rokok tepat di wajahnya, perempuan itupun mundur tapi terus di kejar oleh
Gus miek sambil tetap meniupkan asap rokok diwajah perempuan tersebut.
Perempuan tersebut mundur hingga terbaring di kamar dengan penuh ketakutan,
setelah kejadian tersebut perempuan itu tidak tampak lagi di club malam itu.
Pernah suatu ketika Gus Farid (anak KH.Ahamad Siddiq yang
sering menemani Gus Miek) mengajukan pertanyaan yang sering mengganjal di
hatinya, pertama bagaimana perasaan Gus Miek tentang Wanita ? “Aku setiap kali
bertemu wanita walaupun secantik apapun dia dalam pandangan mataku yang
terlihat hanya darah dan tulang saja jadi jalan untuk syahwat tidak ada”jawab
Gus miek.
Pertanyaan kedua Gus Farid menayakan tentang kebiasaan Gus
Miek memakai kaca mata hitam baik itu dijalan maupun saat bertemu dengan
tamu…”Apabila aku bertemu orang dijalan atau tamu aku diberi pengetahuaan
tentang perjalanan hidupnya sampai mati. Apabila aku bertemu dengan seseorang
yang nasibnya buruk maka aku menangis, maka aku memakai kaca mata hitam agar
orang tidak tahu bahwa aku sedang menagis “jawab Gus miek
Adanya sistem Da’wak yang dilakukan Gus miek tidak bisa di
contoh begitu saja karena resikonya sangat berat bagi mereka yang Alim pun
Sekaliber KH.Abdul Hamid (pasuruan) mengaku tidak sanggup melakukan da’wak
seperti yang dilakukan oleh Gus Miek padahal Kh.Abdul Hamid juga seorang
waliyalloh.
Tepat tanggal 5 juni 1993 Gus Miek menghembuskan napasnya
yang terakhir di rumah sakit Budi mulya Surabaya (sekarang siloam). Kyai yang
nyeleneh dan unik akhirnya meninggalkan dunia dan menuju kehidupan yang lebih
abadi dan bertemu dengan Tuhannya yang selama ini beliau rindukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar