Berikut ini merupakan salah satu karomah yang pernah saya
dengar dari Guru :
Orang yang tercatat atau diakui sebagai murid Tuan Syekh
Abdul Qodir Jailani (selanjutnya disebut Tuan Syekh) adalah "di bawah
tanggungan" Tuan Syekh. Kalau sudah "di bawah tanggungan" Tuan
Syekh adalah jaminan keselamatan dunia dan akhirat.
Tersebutlah di suatu jaman setelah wafatnya Tuan Syekh, ada
seorang yang beragama majusi (penyembah api) tetapi anehnya setiap Peringatan
Haul (hari kematian) Tuan Syekh, ia selalu ikut berpartisipasi dengan cara
menghias rumahnya serta mengundang warga sekitar rumahnya untuk di jamu,
singkatnya ia cinta dan hormat kepada Tuan Syekh.
Tidak berapa lama orang majusi tersebut meninggal.
Sebagaimana biasanya orang majusi, jika meninggal jasadnya di bakar. Terjadi
keanehan ketika jasad orang tersebut dibakar ternyata tidak hangus dimakan api
tapi tetap utuh. Orang-orang yang mengadakan upacara pembakaran mayat-pun
menjadi bingung mau diapakan mayatnya. Setelah berembug akhirnya disepakati
mayatnya dibuang saja ke sungai. Mereka-pun pulang ke rumah masing-masing
sambil tetap membawa kebingungan tentang keanehan yang terjadi terhadap diri
orang tersebut.
Pada malam setelah kejadian tersebut, ada seorang ulama yang
bermimpi didatangi oleh Tuan Syekh, beliau berkata bahwa ada seorang muridnya
yang dibuang ke sungai, Beliau minta kepada ulama tersebut untuk mencari dan
menguburkannya secara layak. Ulama tersebut kaget, seingat dia, jasad yang
dibuang ke sungai tadi siang adalah orang yang beragama majusi tetapi kenapa
Tuan Syekh mengakuinya sebagai murid. Tuan Syekh menjelaskan kepada ulama
tersebut bahwa kenapa orang majusi itu dicatat sebagai muridnya adalah
dikarenakan semasa hidupnya orang itu cinta terhadap Tuan Syekh, hal itu
dibuktikan dengan setiap Perayaan Haul, orang tersebut ikut merayakannya,
selain itu ketika menjelang sakaratul mautnya ia menyebut-nyebut nama Tuan
Syekh, maka tercatatlah ia sebagai murid Tuan Syekh Abdul Qodir.
Keesokan harinya, ulama tersebut melaksanakan perintah Tuan
Syekh untuk mencari jasad orang majusi tersebut, lalu kemudian dikuburkan
secara layak.
Demikian kisah pecinta Tuan Syekh, walaupun ia beragama
majusi, tetapi karena percaya dan cintanya yang tulus kepada Tuan Syekh orang
tersebut diaku murid oleh Beliau. Sedangkan Allah SWT telah memberikan buku
catatan yang panjangnya sejauh mata memandang kepada Tuan Syekh untuk mencatat
orang-orang yang menjadi murid beliau untuk dapat diselamatkan oleh Tuan Syekh
di dunia dan akhirat kelak.
Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah diatas adalah orang
majusi saja diaku menjadi murid Beliau, apa lagi kita, orang muslim yang di
dalam dada tersimpan Lafadz La Ilaaha Illallah. Maka Cintailah Nabi Muhammad
SAW dan Al Muhyiddin Tuan Syekh Abdul Qodir Al Jailani Qoddasallahu Sirrohul
Aziz Al Ghautsul A'adzom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar