Salah satu
cerita karomah yang diceritakan Gus Munir adalah, dimana ada seorang kyai dari
Jawa yang pergi ke Maqam Syeikh Abdul Qadir al-Jailani di Irak. Ketika itu,
kyai tersebut merasa sangat bangga karena tak banyak kyai di Indonesia yang
mengunjungi Irak, paling jauh mereka ziarah adalah makam Nabi Muhammad SAW.
Akan tetapi dia dapat menziarahi sampai ke Maqam Syeikh Abdul Qadir al-Jailani.
ketika sampai di maqam tersebut, maka penjaga makam bertanya padanya, “darimana
kamu (Bahasa Arab)”.
Si Kyai
menjawab, “dari Indonesia”.
Maka
penjaganya langsung bilang, “oh di sini ada setiap malam Jum’at seorang ulama
Indonesia yang kalau datang ziarah dan duduk saja depan maqam, maka segenap
penziarah akan diam dan menghormati beliau, beliau membaca al-Qur’an, maka
penziarah lain akan meneruskan bacaan mereka.”
Maka Kyai
tadi kaget, dan berniat untuk menunggu sampai malam Jum’at agar tahu siapa
sebenarnya ulama tersebut. Ternyata pada hari yang ditunggu-tunggu, ulama
tersebut adalah Abuya Dimyati.
Maka kyai
tersebut terus kagum, dan ketika pulang ke Jawa, dia menceritakan bagaimana
beliau bertemu Abuya Dimyati di maqam Syeikh Abdul Qadir al-Jailani (ketika itu
Abuya masih di pondok dan mengaji dengan santri-santrinya).
Di balik
kemasyhuran nama Abuya, beliau adalah orang yang sederhana dan bersahaja. Kalau
melihat wajah beliau terasa ada perasaan ‘adem’ dan tenteram di hati orang yang
melihatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar