AL HABIB IBERAHIM BIN UMAR BIN SYECH AL HABSY
Proses pembangunan Mesjid Jami Iberahim yang terletak tepat
di dekat persimpangan tiga sungai Negara desa Sungai Mandala tersebut tidak
terlepas dari peran penting seorang ulama dari golongan habaib yang berasal
dari kota Tarem Hadramaut Yaman, untuk lebih jelasnya : Berikut manaqib dari
Habib Iberahim bin Umar Bin Syech Al habsyi : Dari sekian banyak keturunan
Rasulullah SAW yang mulia yang berdakwah mengajak manusia kepada kebenaran di alam
ini salah satunya adalah Habib Ibrahim Al-Habsy Negara Kandangan Hulu Sungai
Selatan Kalimantan Selatan, dari catatan yang ada penulis belum menemukan kapan
beliau lahir, yang pasti beliau lahir dikota para wali, kota yang penuh berkah
ALLAH SWT, kotanya ilmu dan banyak lagi keutamaan keutamaan daerah ini, beliau
lahir dikota seiwun Hadral Maut dan bermarga Al-Habsy salah satu marga marga keturunan
Rasulullah yang tersebar dialam ini, terlahir dari keluarga yang mulia dengan
keberlimpahan ilmu dari ayah bernama Habib Umar Al-Habsy membuat beliau sangat
mencintai ilmu, selain dengan belajar kepada ayah beliau sendiri,salah satu
guru beliau adalah Yang Mulia Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsy pengarang
kitab Maulid Simthud Durar (semoga rahmat ALLAH selalu tercurah buat beliau dan
seluruh keturunan beliau yang mulia) selain dengan Al-Habib Ali bin Muhammad
al-Habsy beliau jua menimba ilmu dengan :
1. Al-Habib Ahmad
bin Muhsin Al-Ahdhar
2. Al-Habib
Abdurrahman bin Muhammad Al-Manshur
3. Al-Habib Hasan
bin Ahmad Al-'Aydrus
4. Al-Habib Ali
bin Salim bin Syekh Abu Bakar bin Salim
Al-Habib Ibrahim sendiri hapal Al-Qur'an dan lebih dari 12000
matan hadist, kedatangan beliau ke Indonesia sendiri adalah melaksanakan tugas
yang diberikan gurunya yaitu Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsy shohibul maulid
yang mempunyai banyak murid yang tersebar disluruh dunia, dan beliau datang ke
Indonesia bersama 3 orang murid Habib Ali lainnya, selin itu beliau pergi ke
Indonesia bersama anak tercinta yang bernama habib Muhammad Al-Habsy dan
meninggalkan seorang saudara di Hadralmaut bernama Habib Musa bin Umar
Al-Habsy, ketika pertama kali menginjakkan kaki pertama kali adalah di Ampel
Surabaya kemudian beliau menetap di Banjarmasin dan Martapura dan terakhir
menetap di Negara hingga akhir hayat beliau, tempat beliau mengajarkan ilmu
adalah mesjid untuk itu beliau menyumbangan sebagian hartanya untuk pembangunan
mesjid tersebut, pelajaran yang beliau sampaikan adalah pelajaran Tasawuf,
Al-Adzkar karya Imam Nawawi, Syarah Ibnu Qasim dan Mukhtashar Al-hadhramiyyah.
Ada kejadian yang sangat mengherankan ketika tengah
melaksanakan pembangunan mesjid ,pada awalnya mesjid jami' yang kini berada
didesa Sungai Mandala dibangun didesa Tambak Bitin, satu desa yang terletak
diseberang Sungai Mandala, pada suatu ketika terjadi angin ribut yang terjadi
selama 3 hari 3 malam, angin ribut tersebut menerbangkan puncak mesjid Jami'
yang terletak didesa Tambak Bitin ke desa Sungai Mandala,kemudian puncak mesjid
tersebut dikembalikan ke desa Tambak Bitin, namun ketika dikembalikan
ketempatnya semula terjadi lagi angin ribut yang menerbangkan puncak mesjid itu
dan hal tersebut berlangsung selama 3 kali, dengan adanya kejadian tersebut
akhirnya Habib Ibrahim Al-habsy bersama masyarakat setempat sepakat untuk
memindahkan pembanguan mesjid didesa Sungai Mandala.
Untuk pembangunan Mesjid tersebut diperlukan kayu besar dan
tinggi,oleh masyarakat bersama sama mencari kayu tersebut namun sekian lama
kayu yang diperlukan belum juga ditemukan akhirnya mereka melaporkan hal
tersebut kepada Habib Ibrahim Al-Habsy, setelah mendapatkan laporan masyarakat
tersebut akhirnya beliau melaksanakan sholat sunat dua raka'at, setelah beliau
selesai sholat beliau memberitahukan masyarakat bahwa besok hari pada jam 11
akan tiba empat kayu besar dan tinggi,memang benar apa yang dikatakan beliau
pada keesokan harinya tepat jam 11 siang terlihat empat batang kayu yang besar
dan tinggi hanyut mengapung disungai mandala, untuk menaikkan kayu yang besar
dan panjang tersebut tidak ada seorang pun yang sanggup,maka dengan diikatkan
tali oleh Habib Ibrahim dan dengan bertawakkal kepada ALLAH kayu tersebut naik
kedarat dengan tangan beliau sendiri.
Kejadian lain yang sangat mengherankan adalah ketika akan
mendirikan tiang guru mesjid yang besar dan panjang tersebut, beliau meminta
agar disediakan kayu gaharu atau cendana untuk ditaburkan diperapian namun
ketika itu tak seorangpun mempunyainya,kemudian beliau mengumpulkan sisa
potongan kayu kayu kecil dan dimasukkan diperapian, subhanallah... dari
perapian tersebut keluar bau harum kayu gaharu dan kemudian dengan tangan
beliau sendiri membetulkan letak tiang mesjid tersebut.
Untuk pembangunan mesjid itu diperlukan biaya yang tidak
sedikit,beliau bersama masyarakat kemudian memohon sumbangan dari rumah
kerumah, beberapa anggota masyarakat yang tidak berpunya juga didatangi beliau
dan dengan jujur mereka mengatakan bahwa mereka tidak punya uang, namun dengan
tersenyum Habib mengatakan bahwa uangnya ada ditempat anu, dan setelah
diperiksa tempat yang ditunjukkan oleh beliau ternyata disana memang ada
uang,dan uang tersebut langsung diserahkan semuanya untuk pembangunan mesjid,demikianlah
beberapa usaha Habib untuk membangun mesjid tempat penyebaran ajaran agama
Islam.
Pernah suatu ketika beliau pergi ke Banjarmasin dan
kendaraan yang beliau tumpangi mogok dijalan karena kehabisan bahan bakar, oleh
beliau diperintahkan untuk mengisi bahan bakar tersebut dengan air.. anehnya
kendaraan tersebut dapat melanjutkan perjalanan sampai ketujuan,
Lain waktu beliau menyuguhkan tamunya dengan teko kecil
padahal waktu itu tamunya banyak sekali tapi anehnya lagi dari teko kecil
tersebut keluar air yang banyak sekali dan mencukupi semua tamu.
Menjelang kembalinya
beliau ke pangkuan Ilahi beliau pulang ke Hadral Maut dengan keinginan
menghabiskan usia dan ber makam disana, namun sesampainya beliau disana
ternyata tanpa sengaja beliau membawa pena milik panitia pembangunan mesjid,
demi mengetahui bahwa beliau tanpa sengaja membawa pena milik orang lain beliau
kemudian kembali ke Negara untuk mengembalikan pena milik panitia mesjid
tersebut (subhanallah beginilah sifat sifat para Aulia ALLAH)
Dengan kedatangan beliau inilah merupakan terakhir kali
masyarakat bertemu beliau, karena beliau ber pulang ke rahmatullah pada hari
Jum'ad tanggal 14 syafar 1354 H, sebelum sholat Jum'ad dilaksanakan beliau
memberikan tugas kepada orang-orang tertentu untuk memandikan beliau, tidak
lama setelah sholat Jum'ad beliau berpulang ke Rahmatullah seperti yang telah
beliau sampaikan kepada keluarga beliau.....
fhoto hasil ziarah sendiri
tgl 21 – 09 – 2013
Dan Di dalam Qubah beliau ini ada juga maqam
1 Al Habib Ja’far Bin Abdullah Bin Iberahim Al Habsy
2 Al Habib Abdullah Bin Iberahim Al Habsy
3 Syarifah Zahrah Binti Abdul Hamid Assegaf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar