Minggu, 27 Oktober 2013

Syekh Fadludin Jalalain

Penyebaran Islam di wilayah Malang dan sekitarnya tentu merupaan bagian dari Islamisasi  Indonesia ini.  Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, Syekh Fadludin Jalalain atau lebih dikenal dengan Mbah Muhammad adalah salah seorang ulama besar pada jamannya yang turut berjasa menyebarkan dakwah Islam di Malang Raya.  Namun, banyak masyarakat Malang yang belum mengetahui apalagi mengenal sosok beliau.
Mbah Muhammad  berasal dari tanah Banten yang menyebarkan agama Islam di di daerah malang dan sekitarnya atas perintah dari kakak kandungnya yaitu Pangeran Muhammad Thohir Tasmiddin atau Kyai Muchtar.  Mbah Muhammad  memiliki garis keturunan dari raja-raja di Banten.
Satu-satunya peninggalan beliau dan saksi bisu perjuangannya  adalah makam beliau yang berada di depan mihrab Masjid Al Mukarromah, Kasin Kota Malang.  Setiap harinya makam itu tidak pernah sepi dari kunjungan para peziarah, baik dari Malang raya maupun luar kota Malang, apalagi jika hari Kamis malam Jum’at,  para peziarah bahan harus mengantri saat akan mendekat ke makamnya. Untuk mengenang jasa-jasa beliau, warga Kasin dan sekitarnya rutin mengadakan haulnya setiap tahun yang biasanya dilaksanakan setiap Minggu ke tiga bulan Robi’uttsani  atau bakdho mulud.
Syeikh Fadlluddin ( Mbah Muhammad Djalalain ), nama aslinya adalah Pangeran Fadlluddin as Syeikh Muhammad Djalalain, bin Sultan Hajji Abun Nasri Abdul Qohar Maulana Manshur Ruddin Banten, bin Sultan Agung Abul Fatih Abul Fatah, Tirtayasa Banten, bin Sultan Abul Ma’ali Achmad Kanari, bin Sultan Abul Mafakhir Mahmud Abdul Qodier, bin Muhammad Asiruddin Pangeran Ratu Banten, bin Sultan Maulana Yusuf, Sultan Hasanuddin Banten, bin Syarief Hidayatullah, Sunan Gunung Jati, Cirebon. Silsilah lengkap beliau dari garis Sunan Gunung Jati ini sampai kepada Rasulullah SAW.
Silsilah Dari Sultan Banten
Nabi Muhammad SAW
Fatimah Az-Zahro
Al-Husain putra Ali bin Abu Tholib dan Fatimah Az-Zahro binti Muhammad
Al-Imam Sayyidina Hussain
Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin
Sayyidina Muhammad Al Baqir
Sayyidina Ja’far As-Sodiq
Sayyid Al-Imam Ali Uradhi
Sayyid Muhammad An-Naqib
Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi
Ahmad al-Muhajir
Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah
Sayyid Alawi Awwal
Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah
Sayyid Alawi Ats-Tsani
Sayyid Ali Kholi’ Qosim
Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut)
Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut)
Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad, India)
Sayyid Abdullah Al-’Azhomatu Khan
Sayyid Ahmad Shah Jalal Ahmad Jalaludin Al-Khan
Sayyid Syaikh Jumadil Qubro  Jamaluddin Akbar Al-Khan
Sayyid ‘Ali Nuruddin Al-Khan  ‘Ali Nurul ‘Alam
Sayyid ‘Umadtuddin Abdullah Al-Khan
Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah Al-Khan
Memilih Jalur Dakwah
Pangeran Fadlluddin atau Mbah Muhammad Djalalain adalah putra keEmpat dari sepuluh bersaudara Sultan Hajji Abun Nasri Abdul Qohar Maulana Manshur Ruddin Banten. Kesepuluh putra- putri beliau adalah: 1. Adipati Ishaq, Sultan Abul Fadhol, 2. Sultan Abul Machasin Zainul Abidin.  3. Pangeran Muhammad Thohir Tasmiddin atau Kyai Muchtar, 4. Pangeran Fadlluddin Samiluddin atau Syech Muhammad Djalalain, 5. Pangeran Dja’faruddin Syaifuddin,  6. Pangeran Muhammad ‘Alim Syamsuddin,  7. Nyai Ratu Rochimah,  8. Nyai Chamimah, 9. Ksatrian Muhammad Sholeh dan 10.  Nyai Ratu Mumby
Dari kesepuluh putra-putri beliau, dua orang memilih meneruskan kesultanan Banten dan delapan orang memilih menjadi ulama’ untuk menyebarkan agama Islam. Pada tahun 1773, kesultanan Banten dipimpin oleh Sultan Abul Mafakhir Muhammad ‘Aliyuddin, beliau bersama kakak dan adik-adiknya meninggalkan Banten dan pergi ke arah Timur. Dalam perjalanan selama 4 tahun ini,  akhirnya sampai di suatu tempat yang sampai sekarang dikenal dengan Desa Tebusaren, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Ketika Mbah Muhammad Djalalain meninggalkan Banten beliau disertai oleh ketiga putranya yaitu Haji Arief, Tubagus Kidam dan Tubagus Djakram, serta seorang cucunya bernama Nyai Sarinten binti Tubagus Kidam.
Pada akhir tahun 1777, Pangeran Muhammad  Thohir menugaskan 3 (tiga) orang adiknya yaitu Pangeran Dja’faruddin, Pangeran Fadlluddin ( Mbah Muhammad Djalalain ) dan Pangeran Muhammad ‘Alim untuk berdakwah menyebarkan agama Islam dan membagi  wilayah dakwahnya.  Pangeran Dja’faruddin ke daerah Timur ( Pasuruan dan sekitarnya),  Pangeran Fadlluddin / Mbah Muhammad Djalalain ke daerah Malang dan Pangeran Muhammad ‘Alim akhirnya mengikuti kakaknya ke Malang
Akhirnya pada tahun 1779 Pangeran Fadlluddin ( Mbah Muhammad Djalalain ) menetap di Kasin, Kota Malang. Salah satu diantara murid beliau ialah Kanjeng Surgi Bupati Malang, yang dikenal sampai sekarang dengan sebutan Ki Ageng Gribig.
Mbah Muhammad Djalalain wafat pada tahun 1821 dan dimakamkan tepat di belakang Masjid Al-Mukarromah Kasin Malang. Wallahu'alam bishowab



3 komentar: